31. Ending yang menggantung (End)

40 11 7
                                    

Ku ingat saat-saat pertama kali bertemu dengannya. Waktu itu aku mengamati dia memainkan pianonya dari balik pintu kaca, ku pandangi permainan pianonya walau aku hanya bisa melihat punggungnya. Jari-jari nya dengan lihai memencet tust-tust piano.

Saat itu aku belum jatuh cinta padanya. Dia membantuku mengejar pencopet yang mengambil tas ku dan mendapatkan tas ku kembali, ia kembalikan padaku. Tak sampai disitu, dia menawarkan untuk pulang bersama.

Senyumnya yang hangat, tak pernah ku lupakan. Masih ku ingat tebaran senyum yang selalu ia tunjukan padaku.

Lalu saat dia meminta nomorku, mengajaku membeli kado untuk adiknya, menelepon ku dan mengajakku berbicara di telepon. Dan yang masih melekat saat dia memayungi ku seperti di drama-drama yang pernah ku tonton.

Aku memang berlebihan dan kebanyakan nonton drama-drama romantis yang tak masuk akal, tapi dia beneran romantis seperti tokoh utama cowok yang ada di drama. Dia pernah menggenggam tangan ku di restoran saat ku dengar suara tembakan dan yang ternyata itu kejutan dari pihak restoran. Menyebalkan, tapi karena itu aku jadi bisa menggenggam tangannya.

"Audy, kamu mau nggak nerima aku sebagai calon suami kamu?" tanya Dino dengan menghampiri cewek mengenakan gaun merah, bukankah cewek itu yang ku lihat mengenakan kalung yang dipasangkan Beni.

Fay menggerakkan kepalanya untuk melihat ke arah ku, begitu pun Asyila, dia menatapku dengan muka yang khawatir. Tidak bisa kah mereka melihat ke arah yang lain, daripada melihat ke arah ku? Glen mengikuti arah pandang Fay kepadaku. Dia menatapku dengan dahi berkerut, seolah bingung mengapa Fay yang menatap ku sedih.

"Terima, terima, terima," sahut para tamu berharap dengan kelanjutan hubungan mereka.

Sekarang aku tahu mengapa Stella tidak menggangguku lagi, dan mukanya kelihatan sedih, mungkin dia sudah tahu lebih dulu tentang ini, tentang pacar Dino yang sebenarnya. Kalau aku jadi dia, mungkin aku tak akan pernah datang ke pesta dansa ini. Kalau aku tahu lebih dulu tentang pacar Dino yang sebenarnya, aku juga tak akan datang ke pesta dansa malam ini.

Sayangnya aku nggak tahu ini sebelumnya.

Aku merasa tidak baik-baik saja, tapi aku juga tidak tahu harus melakukan apa. Apa aku harus menyahut 'terima' seperti para tamu yang lain, atau aku harus menyahut 'tolak saja' agar berbeda dari para tamu yang lain? Aku nggak tahu, apa aku harus tetap disini melihat Dino melamar cewek lain, atau aku meninggalkan tempat ini dan menjadi pusat perhatian para tamu.

Jika mereka melihat ku tiba-tiba meninggalkan tempat ini, maka sudah dipastikan mereka akan tahu perasaan ku yang sebenarnya, dan Dino akan menatap kasihan padaku. Kasihan karena cinta ku padanya bertepuk sebelah tangan.

"Aku mau," jawab Audy. Dino mengambil cincin di dalam kotak merah ditangannya dan memakaikannya ke jari manis sebelah kanan Audy. Para tamu bertepuk tangan untuk itu.

Satu-satunya cowok yang tahu kalau aku patah hati saat ini adalah Glen. Karena dia melihat Fay melihat ku sedih. Apa Glen akan menertawakan ku setelah ini, tertawakan saja karena aku tak peduli, hatiku telah mati rasanya.

Patah hati untuk yang kedua kalinya di tempat pesta dengan mengenakan gaun yang juga berwarna biru sama seperti dulu.

"Dy, aku lihat pria itu. Pak Alex!" sahut Celia yang tiba-tiba menghampiri ku entah darimana datangnya. Aku menatapnya bingung, jadi dia menghilang karena bertemu dengan pria bernama Alex itu di tempat ini, oh apakah dia tadi mengikuti pria itu?

"Terus sekarang pria itu dimana?" tanyaku.

"Tadi aku lihat dia menaiki tangga dan datang terlambat saat aku menerima telepon. Aku ngikutin dia diantara orang-orang yang lagi dansa dan sekarang aku kehilangan jejaknya. Yang pasti dia masih ada di sekitar sini, kita harus cari dia," jelas Celia, aku mengangguk menyetujuinya.

Nerd Girl Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang