30. Dilamar Dino

17 10 5
                                    

Pesta dansa Wirawan group diadakan di tengah kota, di tata sedemikian cantik, dengan bangunan gedung bak istana, diterangi lampu kuning berwarna keemasan yang menyala terang kontras dengan pemilihan waktunya, yakni malam.

Celia, aku, Asyila, dan Fay telah menyiapkan semuanya. Mulai dari memilih gaun di butik kemarin, pergi ke salon tadi siang, dan berangkat ke tempat pesta menggunakan mobil Celia, lalu menunjukan tiket ke petugas yang berjaga di depan gerbang, dan Celia memarkirkan mobilnya di halaman gedung setelah petugas mengijinkan kami masuk ke dalam.

Clop clop clop

Kami menaiki tangga untuk masuk ke dalam gedung. Bunyi sepatu ku terdengar berulang-ulang dan itu mengingatkan aku dengan kejadian beberapa tahun lalu, saat aku menghadiri pesta ulang tahun si vokalis band yang ku sukai. Selintas teringat kertas-kertas yang bertebaran di pantulan mataku setelah Reza merobek-robek surat cinta ku dan menghempaskan nya di depan muka ku.

Terbayang, sebelum kejadian, aku begitu bahagia, bahagia karena dia mengundang ku ke pesta ulang tahunnya. Dengan mengenakan kostum Cinderella yang menurutku sudah sangat memukau sampai para tamu menatap ku. Namun, mereka menatapku bukan karena penampilan ku yang memukau, melainkan karena aku salah kostum. Mereka semua mengenakan topeng pesta, sedangkan aku mengenakan kostum Cinderella.

Waktu itu aku sangat bodoh karena mengira aku se-cantik Cinderella di buku cerita, padahal aku harusnya sadar diri, aku tak se-cantik Cinderella, aku cuma Diary yang berharap menjadi cantik seperti Cinderella. Diary yang bermimpi menjadi Cinderella, nyatanya aku tampak seperti Cinderella Gadungan ketika mengenakan kostum itu.

"Cinderella gadungan ini ngasih surat cinta juga loh ke Reza."

Kalimat itu, Eliesa mengatakannya di depan muka ku sambil mengambil surat ku dari tangan Reza dan mengumumkannya kepada teman-temannya. Dan yang terjadi selanjutnya, Reza mengambil surat itu kembali dan merobek-robeknya di depan wajah ku.

Aku juga tidak lupa saat ku ambil gelas berisi sirup merah dan menyiramkan itu ke mukanya. Semua tamu undangannya tak percaya, dan aku tak peduli. Yang membuatku tak percaya, mengapa aku menyukai cowok seperti dia.

Aku menatap gaun ku. Warnanya biru. Gaun yang ditunjuk Asyila di gantungan sebelah jendela di butik, katanya gaun ini mirip dengan kostum Cinderella yang pernah ku kenakan di pesta ulang tahun Reza. Entah mengapa aku memilihnya. Aku memilih untuk datang ke pesta dansa Wirawan group dengan mengenakan gaun biru yang cantik ini.

Malam ini tak sama seperti malam itu. Seperti pesta ulang tahun Reza yang tak sama dengan pesta dansa Wirawan group, ya, bukankah keduanya berbeda. Perasaan ku pun juga tak lagi sama, perasaan ku untuk Reza telah lenyap. Kini perasaan ku untuk cowok lain, cowok itu cowok yang mengenakan setelan celana panjang hitam dan kemeja putih bergaris berbalut jas hitam.

Dia memainkan pianonya dan tersenyum ke arah tamu-tamu. Di mataku, dia kelihatan cakep banget memakai jas berwarna hitam. Senyumnya tak hanya memikat ku, tapi juga memikat semua tamu yang datang, terutama cewek remaja seusianya.

Para tamu bertepuk tangan, sekilas aku melihat Stella juga datang ke pesta ini, ya bagaimana mungkin dia tak datang, dia pasti tak akan melewatkan untuk bertemu dengan Dino, mantan terindah nya. Sebenarnya aku sempat berpapasan dengannya di pintu masuk tadi, namun dia hanya melirikku sekilas. Ku kira dia akan menggangguku seperti biasanya dan aku akan merasa kasihan pada diriku sendiri karena menjadi korban bully nya.

Namun, sikap Stella tadi agak aneh. Dia tampak sedih, seolah terjadi hal yang menyakitinya. Sampai dia tak punya tenaga untuk mengganggu ku. Kira-kira dia kenapa?

Nerd Girl Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang