22. Stevan dan Diary

41 18 2
                                    

"Tiarap kalian semua!" Bentak seorang pria dengan pakaian hitam dan kupluk hitam. "Jangan ada yang bergerak!"

Aku panik setengah mati dengan menggenggam tangan Dino begitu erat. Kali ini aku rasa gugup ku menggenggam tangan Dino terkalahkan dengan rasa takut yang menyelimuti seluruh badan ku.

Bila aku bisa memutar waktu, aku tak ingin pergi ke restoran ini, atau mungkin lebih baik aku dan Dino tidak bertemu di minimarket tadi hingga datang ke restoran ini tak pernah terjadi. Setidaknya nyawa ku dan nyawa Dino tidak terancam dalam bahaya seperti malam ini.

DOR!

"AAAAAAAAAAA!"

Semua orang di dalam restoran berteriak ketakutan sambil berbaring tiarap di atas lantai. Mereka sama ketakutannya dengan aku dan Dino. Ku tatap Dino yang juga menatap ku, matanya yang indah menyuruhku untuk tetap tenang, tapi tetap saja aku tidak bisa tenang. Aku takut. Takut banget.

"YA! SELAMAT MENJADI TAMU SPESIAL DI ANNIVERSARY KIA-KIA FOOD YANG KE SEPULUH!"

Sebuah pistol mainan di arahkan ke atap restoran dan kertas warna-warni bermunculan menghujani restoran ini. Sepertinya pria dengan setelan jas abu-abu itu adalah pemilik restoran yang memeriahkan anniversary restoran miliknya. Semua orang di dalam restoran berhenti tiarap dan mulai bertepuk tangan. Termasuk Dino, dia meliriku sambil bertepuk tangan.

"Aku baca brosur nya kemarin, restoran ini memang sedang ngadain anniversary dan akan ada kejutan menarik. Ya, aku nggak tahu kalau kejutannya akan semenarik ini," ucap Dino dengan mengangkat kedua bahu nya.

Kejutan? Kejutan menarik anniversary restoran? Kejutan menarik apa yang membuat nyawa seperti akan melayang. Ini sungguh tidak lucu. Dan Dino tidak memberitahu ku dari awal tentang kejutan menarik ini. Ya, setidaknya aku mendapat hidangan gratis melebihi apa yang ku pesan di awal tadi. Dan menikmati hiburan menarik di dalam restoran ini bersama Dino.

Terdapat pertunjukan band, drama musikal bertema makanan dibumbui romansa dua sejoli, dan pertunjukan sulap lucu yang membuatku tertawa. Serta aku dapat membungkus beberapa makanan gratis untuk dibawa ke rumah.

"Malam ini sangat menyenangkan.. dan menyebalkan, thanks Dino," ucap ku sebelum akhirnya sampai di depan rumah.

"Aku yang harusnya bilang makasih karena kamu udah mau nemenin aku makan. Thanks udah jadi teman dinner ku, Dy. Mungkin terlalu konyol kalau aku nyebut dinner," katanya. Menurutku itu bukan hal yang konyol. Romantis. Namun aku tak akan mengatakan itu padanya.

Ku lambaikan tangan ku pada Dino, lalu aku masuk ke dalam rumah.





== 🍭🍭🍭 ==

Stevan melangkah gontai masuk ke dalam rumah nya setelah memarkirkan mobil papanya di garasi. Ia memain-mainkan kunci mobilnya dengan beranjak menaiki tangga, namun sayup-sayup telinga nya mendengar suara opa nya sedang berbicara serius di telepon.

Pintu ruang kerja opa nya terbuka sedikit sehingga Stevan bisa mengintip opa nya yang sedang berdiri dengan tangan kanan memegang handphone dan tangan kiri memegang sebuah pistol. Lagi-lagi opa nya itu menambah koleksi pistol untuk sekedar memenuhi jumlah benda itu di laci meja kerjanya. Opa nya suka mengoleksi pistol dari saat Stevan duduk di bangku SD.

"Pesta itu akan menjadi pesta yang meriah. Pria dengan jas cokelat itu akan terkejut melihat ku."

Pria dengan jas cokelat. Stevan pernah mendengar kalimat itu sebelumnya. Bukankah opa nya itu pernah mengatakan jika keluarga ini punya cucu kembar yang hilang, dan pria itu, pria dengan jas cokelat itu yang menculiknya. Apa opa nya itu telah menemukan pria itu, serta menemukan dua cucu kembar nya yang hilang di keluarga Andersen.

Entahlah.

"Steve," panggil seseorang dengan memegang bahu Stevan. Stella menatap Stevan dengan membawa tas belanjaan nya.






== 🍭🍭🍭 ==

Dino masuk ke dalam rumah nya dan menyandarkan punggung nya di sofa ruang tamu lantai tiga, tempat dimana ketiga cowok cakep itu duduk menonton televisi. Namun Glen tidak terlalu fokus, karena dia sibuk memainkan handphone nya.

"Habis darimana kamu?" tanya Beni sambil melirik Dino. Dino mengambil setoples kacang dari tangan Beni. "Dari minimarket terus nggak sengaja ketemu Stevan sama Diary," jawab nya.

Ketiga cowok itu melirik Dino, bukan tanpa alasan, tapi karena mereka mendengar nama Stevan dan Diary. Glen penasaran karena Dino menyebut nama teman lama nya itu, sekaligus nama sepupu mantan Dino sendiri. Sedangkan Reza dan Beni agak penasaran karena Dino menyebut nama Diary, ya, itu karena mereka mengenal Diary.

"Stevan dan Diary? Mereka ke minimarket bareng? Tunggu, tunggu, Stevan jadian sama Diary?" tanya Reza. Ketiganya langsung menoleh ke arah Reza, pertanyaan itu di luar dugaan mereka.

"Nggak. Bukan begitu. Aku nggak sengaja ketemu Diary dan ternyata ada Stevan juga," jelas Dino.

"Terus?" tanya Beni.

"Ya, terus gimana? Habis itu aku ajak makan Diary. Ini barusan pulang," jawab Dino dengan melirik aneh ketiga cowok cakep yang melongo di depannya.

"Dinner?" tanya Reza, Dino, dan Beni bersamaan.

"Kenapa? Kalian naksir Diary?" tanya Dino yang membuat Glen, Reza, dan Beni salah tingkah.







== 🍭🍭🍭 ==

See you di bab selanjutnya

Nerd Girl Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang