12. Pesta di Dalam Kamar

107 41 43
                                    

Aku mengamati Asyila yang menari-nari ala girl band saat musik berganti dengan memutar lagu love shot yang dinyanyikan member EXO asal Korea Selatan. Namun, aku malah ingin tertawa melihat kekonyolannya yang amat menghiburku ini.

"Apa hal penting yang mau kamu bicarakan, Dy?" tanyanya setelah selesai menari.

"Celia," jawab ku.

Entah kenapa, dia tiba-tiba terdiam. Seperti ada hal yang salah saat aku menyebut nama Celia. Dia menatapku dalam-dalam, seolah dia sedang mencari komedo di sekitar muka ku.

"Kamu tahu darimana soal Celia?" tanya Asyila.

"Reza ngejelasin soal pesta ulang tahunnya waktu itu. Dia bilang aku mirip Celia, cewek yang pernah mempermalukan dia di pesta ulang tahunnya. Dia juga bilang kalau Celia teman lama kamu di sekolah menengah pertama kalian," jelas ku.

Asyila mulai memahami penjelasan ku. Dia mengecilkan volume musik di dalam kamarnya dan berjalan menuju ke laci mejanya. Dia mengambil sesuatu di dalam lacinya dan menunjukkan nya padaku.

Aku melihat foto-foto lama yang ditujukan Asyila padaku. Foto dirinya bersama teman-teman satu geng nya dulu di sekolah menengah pertama. Dari foto-foto ini, aku bisa melihat kalau Asyila pernah menjadi bagian dari salah satu geng populer di sekolahnya dulu.

Sama seperti ketika aku melihat Reza dan teman-teman populer nya di SMA dulu, penampilan Asyila dan teman-temannya cukup keren untuk seumuran anak yang baru menginjak masa-masa remaja. Dan, foto gadis di sebelah badut beruang itu, adalah yang paling anggun. Aku jadi bertanya-tanya, Celia yang mana ya.

Jari telunjuk Asyila mendarat di atas foto gadis yang duduk di tengah-tengah mereka. Gadis yang cantik dengan seragam sekolah warna merah muda. Dia memakai bando ungu yang unyu dan jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Itu dia! Dia Celia," ucap Asyila.

Ku amati lekat-lekat lebih dalam lagi. Ya, memang benar dia agak mirip dengan ku, tapi dia lebih cantik dari aku, ku rasa. Dia mempunyai tahi lalat di dagu. Tidak, tidak, jelas-jelas dia lebih cantik dari aku. Sangat cantik malahan. Tapi kalau dilihat-lihat lagi, aku dan dia agak punya kemiripan, tapi di sebelah mananya ya?

Celia jauh lebih cantik, anggun, dan unyu. Lalu aku? Aku tidak keren sama sekali. Dia tidak memakai kacamata, sedangkan aku punya mata minus sehingga harus memakai kacamata di sekolah. Tapi, aku memang agak mirip dengannya kalau saja aku tidak memakai kacamata di sekolah dulu dan punya tahi lalat di dagu.

Tidak, bagaimana mungkin aku bisa mirip dengannya? Aku dan dia jelas tidak punya hubungan darah. Jadi tidak mungkin aku punya saudara kembar. Ini aneh. Benar-benar aneh.

"Kita semua main truth or dare sepulang sekolah. Ada yang bilang kalau Reza mau nyatain perasaannya ke Celia di hari ulang tahun Celia yang akan diadakan seminggu lagi. Tapi diantara kita nggak ada yang percaya sama gosip itu, termasuk Celia," cerita Asyila.

"Lalu?" Tanyaku menunggu kelanjutan cerita dari Asyila.

"Celia kena truth or dare dan dia milih dare. Lalu salah satu diantara kita ngusulin buat Celia nolak perasaannya Reza kalau beneran dia nyatain perasaannya ke Celia. Sama nyiram Reza pakai es buah. Dan Celia nerima dare itu," lanjut Asyila.

Asyila memegang kedua bahu ku sambil menatap ku. Sekarang aku tahu kenapa dia begitu melarang ku untuk tidak terlalu dekat dengan Reza di sekolah. Jadi ini alasannya.

"Makanya aku dulu nggak suka lihat kamu naksir berat sama Reza. Aku tahu dia deketin kamu cuma karena mau balas apa yang udah Celia lakukan ke dia. Dan benar kan, dia mempermalukan kamu di pesta ulang tahunnya," kata Asyila.

"Terus kenapa kamu nggak ngasih tahu aku dari dulu soal ini," ucap ku geregetan pada Asyila. Kalau dia memberitahu ku dari dulu, mungkin aku tidak akan se- bucin itu naksir Reza.

"Memangnya kalau aku kasih tahu dari dulu, kamu akan percaya? Kamu kan bucin akut sama Reza," ledek Asyila.

Aku nggak tahu juga aku akan percaya atau tidak. Memang benar juga sih, dulu aku terlalu bucin akut. Namun lupakan hal itu, aku belum melihat foto yang tertumpuk di bagian paling belakang foto-foto ini.

Foto terakhir yang ku lihat adalah foto Celia bersama gadis yang lebih unyu dan agaknya tidak seumuran dengannya. Gadis itu tampak tidak asing, aku seperti pernah melihatnya tapi dimana ya? Masa sih, aku pernah melihatnya. Apa hanya perasaanku aja ya.

"Itu Chelsea, adiknya Celia," ucap Asyila.

Aku baru ingat. Chelsea? Jadi gadis yang hampir di pukul pacarnya dengan helm itu namanya Chelsea. Dia adiknya Celia? Pantas saja, wajahnya tidak asing. Aku pernah bertemu dengan Chelsea. Dan rumah itu, saat aku dan Beni mengantar Chelsea pulang ke rumah nya, apa Celia juga tinggal disana?

"Sorry telat. Aku habis dari toko untuk membeli perlengkapan menari. Pentasnya akan diadakan sebentar lagi," keluh Fay yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar Asyila.










==🍭🍭🍭==

Chelsea telah memikirkan keputusannya untuk putus dari Bobi, tapi saat ini dia masih menemani Bobi berlatih basket dengan duduk di kursi penonton sambil membawa minuman dan sapu tangan.

Pikirannya berkecamuk, mengingat Bobi saat memukulnya di toilet sekolah, atau mendorong badannya di pintu ruang eskul musik. Bukannya cinta itu menciptakan rasa aman ya, tapi yang dia dapatkan justru rasa takut. Dia sangat takut saat Bobi marah.

Lalu, mengapa dia masih bertahan dengan sapu tangan untuk mengusap keringat Bobi dan minuman untuk Bobi yang merasa haus setelah berlatih basket nanti. Apa yang dia lakukan disini? Hanya membuang-buang waktu?

"Bob, aku mau kita putus!" kata Chelsea.

Tidak, Bobi tidak salah dengar. Chelsea juga tidak sedang berhalusinasi. Dia benar-benar mengatakan keinginannya. Teman-teman Bobi yang lain pun dapat mendengar itu. Bukan kata hati Chelsea yang mengatakannya, tapi mulut Chelsea benar-benar mengatakannya.

Bobi melempar bola basket ke arah dinding dengan keras sampai bola itu hampir mengenai kepala Chelsea. Chelsea tidak boleh takut lagi dengan Bobi, saat ini dia sudah bukan pacar Bobi lagi walau Bobi tidak menyetujui keputusan Chelsea.







== 🍭🍭🍭 ==

Hello, Penggemar teen fiction!

Kalian pengen cerita ini lanjut nggak? Kalau pengen, komen di bawah ya

Jangan lupa tinggalkan vote kalau kalian suka dengan cerita ini

see you di bab selanjutnya

Nerd Girl Falling in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang