02:00, 23 Desember
Malam ini hujan turun dengan sangat deras membasahi seluruh ibu kota. Angin bertiup seiring turunnya hujan deras. Kilatan petir berbunyi dengan suara yang dapat memekakkan telinga.
Di sebuah bangunan yang menjulang tinggi, terdapat sebuah janji yang harus di tepati. Sebuah janji yang membuat hidupnya akan berubah 180 derajat. Mungkin ini memang sudah takdir, jadi mau tidak mau dia akan melakukannya.
"Saudara Farzan Armaghan Fattah, saya nikahkan dan kawinkan anda dengan saudari Faizah Naira Arsyla binti Andi Dinata dengan maskawin uang sebesar satu juta rupiah dan seperangkat alat salat dibayar tunai!" ucap Pak penghulu dengan menjabat tangan Dokter muda tersebut.
"Saya terima nikahnya Faizah Naira Arsyla binti Andi Dinata dengan maskawin tersebut, dibayar tunai!" ucap Farzan dalam satu tarikan nafas.
"Gimana para saksi, sah?" tanya Pak penghulu.
"SAH!" jawab mereka serempak.
Deg!
Pria tersebut terdiam di tempat, pikirannya masih mencerna dengan apa yang telah terjadi. Apakah ini awal dari kehidupannya? Menikah dengan seorang gadis yang tidak dia ketahui seluk beluknya. Dan apalagi dia menikah dengan seorang gadis yang sedang koma.
Tidak pernah terbayang di dalam pikirannya. Bahwa dia akan menikah dengan seorang gadis yang dia sebut pasien.
Jika bukan karena janjinya, mungkin dia tidak akan menikah dengan gadis yang terbaring lemah di brankar ini.
Pria tersebut menatap sendu gadis yang sudah menjadi istrinya beberapa menit yang lalu. Dia tidak yakin, jika gadis tersebut akan menerima pernikahan ini.
"Nak." Lamunan Farzan buyar.
"Doakan istrimu dulu," ucap pria paruh baya tersebut.
Farzan mengangguk, tangannya terulur menyentuh kepala istrinya yang tertidur pulas. Tangan satunya mengadah ke atas, lalu dia pun mengucapkan doa tersebut.
Setelah selesai, dia mencium lembut kening istrinya. Tidak lupa dia memasangkan cicin ke jari manis istrinya. Dia menatap lekat wajah pucat tersebut. Entah kenapa dia merasakan rasa nyaman hanya dengan melihat wajah istrinya tersebut.
"N-nak." Farzan menolehkan kepalanya.
Dia melangkahkan kakinya menghampiri pria paruh baya tersebut. Farzan menggenggam tangan dingin itu lalu menciumnya.
"J-jaga dia baik-baik, s-saya percaya kamu b-bisa menjaganya," ucapnya dengan terbata-bata.
"Saya akan menjaganya sampai hembusan napas terakhir. Karena sekarang dia adalah tanggung jawab saya," ucapnya dengan tegas tapi terkesan lembut.
Pria paruh baya tersebut mengangguk. Dia merasa puas dengan jawaban menantunya. "Saya senang jika anak gadis saya sudah mendapatkan suami yang baik." Farzan tersenyum tipis, sesuai dengan yang dia janjikan tadi, dia akan menjaga istrinya.
Tanpa mereka sadari, napas pria paruh baya tersebut mulai tidak teratur. Ya Allah, apa ini sudah waktunya. Batinnya.
Wanita paruh baya tersebut dibuat panik saat melihat keadaan suaminya.
"Mas..."
"J-jaga d-dirimu b-baik baik," ucapnya pelan. Dia sudah tidak dapat menahannya lagi, kepalanya mengadah ke atas dengan mulut yang mengucapkan syahadat.
"L-laillah-hailla-llah." Mata tersebut tertutup sempurna dengan detak jantung yang sudah berhenti berdetak. Farzan memeriksa detak jantung pria paruh baya tersebut. "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un," ucap Farzan.
"Aku ikhlas, Mas... hiks, aku ikhlas..." ucap wanita paruh baya itu dengan mencium lembut kening suaminya.
Farzan menatap kedua mertuanya dengan tatapan yang sulit diartikan. Dalam hati kecilnya dia mengucapkan kalimat yang akan selalu dia pegang sampai ajal menjemput dirinya.
"Aku berjanji akan selalu menjaga dan mencintai istriku seperti yang seharusnya dilakukan oleh suami istri pada umumnya.Terima kasih untuk putrimu, Daddy."
Inilah awal dari kehidupannya. Menikah dengan seorang gadis yang sedang koma dan bahkan dirinya tidak tahu kapan gadis itu terbangun dari komanya.
Terikat ke dalam sebuah pernikahan tidaklah mudah, apalagi di usianya yang masih muda. Memang umurnya sudah mencukupi untuk menikah, tapi tidak dengan istrinya.
Sekarang umur Farzan sudah memasuki 25 tahun sedangkan gadis tersebut masih berumur 18 tahun. Sebentar lagi, gadis tersebut akan wisuda. Tapi karena kecelakaan membuat dia jatuh koma.
Farzan di buat khawatir akan satu hal, apakah gadis tersebut akan menerima dirinya sebagai seorang suami? Karena dia pasti akan terkejut saat dirinya sudah dalam keadaan menikah.
Dan untuk sekarang dia akan menjaga istrinya dengan baik. Dan jika istrinya tidak menerima dirinya, dia akan menerimanya. Karena dia mengerti jika pernikahan ini memang bukan keinginan dari dirinya dan juga istrinya.
Dia berharap, istrinya akan menerima pernikahan ini. Walaupun itu akan sangat sulit, karena pernikahan ini terjadi karena keterpaksaan.
▪︎▪︎▪︎☆▪︎▪︎▪︎
SEPERTI YANG AKU KATAKAN SEBELUMNYA.
Jika cerita ini akan ada perubahan alur. Dan aku sudah revisi sebagian jika masih ada kesalahan tolong di maklumin ya...
Saran ku jangan skip ceritanya, karena nanti kalian akan mengetahui perubahan tersebut.
Selamat membaca
Dan terima kasih atas dukungan kalian, yang dari awal tetap dengan cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
02:00 (Aku menikah?!)
Teen FictionPART MASIH LENGKAP! FOLLOW SEBELUM MEMBACA!! BACA DARI AWAL JANGAN LANGSUNG BACA ENDINGNYA! Saat aku terbangun dari komaku. Aku mendapatkan dua kenyataan dalam hidupku. Pertama ayahku meninggal dan kedua aku sudah menikah. Terkejut? Sudah jelas! Aku...