14 / Bertemu

4.5K 218 1
                                    

Siang ini Farzan sedang menikmati makanannya. Dia tidak terusik sedikit pun walau para gadis sedang memperhatikan dirinya semenjak dia masuk ke restaurant tersebut. Dia memilih makan siang di luar karena dia sudah bosan makan siang di kantin rumah sakit.

Suapan demi suapan dia makan dengan hikmat tanpa gangguan sedikit pun. Sebelum...

"Hai, Bro," panggil seseorang membuat Farzan tersentak kecil.

Farzan menatap tajam orang yang berada di depannya tersebut. Orang yang sudah dia anggap sahabat, dan bahkan lebih dari kata sahabat. Siapa lagi kalau bukan Zidan Alfarez.

Zidan bergidik ngeri saat melihat tatapan tajam dari Farzan, seakan tatapan itu ingin menerkamnya sekarang juga.

Sedangkan ketiga sahabatnya menahan mati-matian untuk tidak tertawa. Benar, Zidan tidak sendirian. Dia bersama dengan ketiga sahabatnya, yang juga sahabat Farzan.

"Santai dong, Bro," ucap Zidan dengan raut wajah tidak berdosanya.

"Apa lo udah lupa untuk mengucapkan salam?" desis Farzan membuat Zidan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hehe refleks, Assalamualaikum Bos Farzan Armaghan Fattah mantan--,"

"Hallo semua, aduh dede Kei kok ditinggal sih," potong seseorang yang baru datang. Membuat Zidan berdecak kesal karena ucapannya di potong begitu saja oleh teman lucnutnya.

"Kei, lo kesini juga?" tanya salah satu dari mereka yang bernama Alden Davanka.

Orang yang mempunyai nama Kei Paramudya tersebut hanya tersenyum manis, "Iya dong, kita kan sahabat terus kalau Kei gak ada, kan gak lengkap," jawab Kei yang membuat Zidan berdengus kesal.

"Cih, emang lo sahabat gue?" sahut Zidan membuat Kei menatapnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Hiks... Bang Zidan jahat ama Kei hiks... hiks." Tangisan Kei membuat yang lain menjadi panik, kecuali Farzan yang hanya menatap jengah mereka.

"Aduh udah dong cup-cup... entar Bang Farel beliin es krim deh," ucap Farel yang lebih tepatnya Farel Nagendra.

Zidan dan Dava juga membantu menenangkan Kei sebelum pawangnya datang. Tapi tangisan Kei belum reda juga dan bahkan bertambah keras membuat seluruh mengunjung restoran menatap mereka.

"Aduh nih anak nangisnya awet bener," sahut Zidan.

"Lo sih bicaranya ceplas ceplos bikin susah orang tau gak," kesal Dava.

Sedangkan Farel masih sibuk menenangkan Kei yang masih menangis. Mereka sebenarnya bingung bagaimana bisa mereka mempunyai teman seperti Kei yang sifatnya sebelas dua belas dengan anak kecil?

Ah iya, mereka baru ingat. Jika bukan kerena 'dia' mereka ogah berteman dengan bocah ingusan seperti Kei.

"Kei udah dong, gue janji bakal beliin Kei es krim yang banyak," bujuk Zidan. Tapi Kei tetap menangis.

"Kalau kita ketahuan buat Kei nangis, maka---"

"Siapa yang bikin Kei nangis, huh?!"

Suara itu!

Ya, mereka mengenalnya. Suara yang tidak ingin mereka dengar, dan sekarang suara itu datang membuat mereka menelan salivanya kasar kecuali Farzan yang tersenyum senang.

"Abang!!" pekik Kei lalu memeluk pria yang bertubuh kekar itu, dan bahkan para gadis bersorak histeris dengan kedatangan pria tampan itu.

"Mati gue," gumam Zidan.

▪︎▪︎▪︎

Semua sibuk dengan pikirannya masing-masing, terlalu banyak tanda tanya yang berada di benak mereka tentang Farzan. Berbeda dengan Kei, dia sedang asik dengan es krim yang sudah Zidan belikan tadi. Ternyata bocah satu ini mempunyai daya ingat yang kuat, sehingga dia ingat dengan janji Zidan untuk membelikannya es krim.

02:00 (Aku menikah?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang