36 / Menunggu Farzan pulang

2.8K 120 5
                                    

"Sudah siap, kan?" tanya wanita hamil tersebut. Malam ini dia sangat cantik dengan gamis putihnya. Sama dengan dekorasi pesta tersebut, yang terlihat sangat elegan dengan warna putih.

"Semua sudah siap, Nai. Sekarang kamu duduk dulu, nanti kamu kecapekan jika berdiri seperti ini," sahut Alifa dia merasa gemas saat Naira sibuk mempersiapkan semua. Padahal dia dan Gea sudah bisa mengatasinya. Tapi sifat keras kepala Naira membuatnya mengalah.

"Tapi semua harus sempurna, Lif."

"Iyaaa aku tauu... aku sama Gea sudah mempersiapkan semua, sekarang tugasmu duduk dan diam!"

Naira menganggukkan kepalanya. Dia menatap perutnya yang mulai membuncit. Sesekali mengelusnya. "Sebentar lagi, Ayah akan tau keberadaanmu..." ucapnya dengan tangan yang masih mengelus lembut perutnya.

Alifa juga mengelus perut Naira. "Aku akan jadi Aunty," ucapnya membuat Naira terkekeh pelan.

"HEI, GUE JUGA BAKAL JADI AUNTY!" teriak Gea membuat semua menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Maksud lo apa, Ge?" tanya cowok tinggi yang sering di panggil Farel. Benar, sekarang anggota The FA kerumah Farzan untuk membantu rencana dari Bu Bosnya.

"Ee... anu." Gea di buat bingung, dia lupa kalau kehamilan Naira hanya beberapa orang yang mengetahuinya.

Naira tersenyum tipis, ini saatnya memberikan kabar kehamilannya tersebut. "Gue hamil, dan usia kandungannya sudah mau menginjak 2 bulan," jelas Naira.

Hening.

Mereka mengerjabkan matanya.

"Se-rius??"

Naira menganggukkan kepalanya. "Iya, Farzan masih belum mengetahui tentang kehamilan gue."

"Kenapa?" tanya Kenzie yang sejak tadi diam.

"Karena gue ingin ini sebagai hadiah terbaik di ulang tahunnya," jawab Naira dengan senyuman yang menawan. Siapa pun yang melihatnya akan terpikat oleh senyuman tersebut.

"Maa Syaa Allah, Bu Bos kalau udah senyum bikin hati Aa Farel klepek klepek," celetuk Farel.

Plak!

"Kalau Farzan di sini, mungkin lo bakal di buang ke sungai Longo!"

"Amazon bego!"

"Longo anjir! Lo gak tau?" Farel menggelengkan kepalanya.

"Bego banget, Longo itu salah satu sungai yang paling bahaya di dunia!"

"Oalah..." sahut Gea.

Dava, cowok tersebut menatap Gea tidak percaya. "Lah, lo juga gak tau?" Gea menggelengkan kepalanya dengan menampakkan deretan gigi putihnya.

"Gue juga."

"Gue baru tau..."

"Hooh, gue juga."

Dava membulatkan bola matanya. Dia menatap Kenzie yang sedari tadi diam dengan pandangan mengarah ke... entahlah.

"Ken jangan bilang lo--"

"Gue tau."

Huft, akhirnya ada yang pintar juga.

Aku juga tau loh, Dav. Jadi aku pintar ya... ~Author

Iya, lo pinter. Pinter memikat hati gue ~Dava

WOY, NYET. JANGAN GODAIN AUTHOR KESAYANGAN GUE! ~ Farel

Bodo amat! Siapa cepat dia dapat! ~Dava

▪︎▪︎▪︎

Farzan merapikan berkas-berkas tersebut. Matanya melirik jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangannya.

02:00 (Aku menikah?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang