31 / Makanan Aneh

2.7K 133 2
                                    

Sesuai dengan permintaan istrinya, siang ini mereka bersiap untuk pergi ke rumah Siska. Farzan sudah siap dengan kaos abu-abu dan celana jeans hitamnya. Simpel, tapi menambah kesan tampan Dokter muda itu. Sedangkan Naira sejak satu jam yang lalu dia belum keluar juga dari kamarnya.

Farzan tetap setia menunggu di sofa, dia menatap jam hitam di tangannya. Sebisa mungkin dia bersabar untuk menunggu istrinya bersiap. "Kenapa wanita selalu lama saat bersiap?" gumamnya.

Ceklek!

Tak lama kemudian pintu kamar tersebut terbuka dengan munculnya Naira yang menggunakan gamis army dan di padukan hijab panjang hingga menutupi lekukan tubuhnya. Farzan menatap istrinya kagum, nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan! batin Farzan.

"Ma Syaa Allah, jika seperti ini gue gak rela buat bagi kecantikannya dengan orang lain," gumam Farzan pelan, Naira tidak sepenuhnya mendengar gumaman suaminya.

"Apa A? Aa tadi bicara apa?" tanya Naira.

Farzan menggelengkan kepalanya, dia tersenyum kepada istrinya. "Tidak apa, ayo kita berangkat," jawabnya mengalihkan pembicaraan.

Naira menganggukkan kepalanya, tanpa sadar dia menggenggam tangan Farzan. Farzan menatap tidak percaya, setelah itu dia menerbitkan senyuman manis. Ternyata sejauh ini, istrinya banyak berubah dan dia sangat senang akan hal itu.

Naira menatap. "Bukan, kah menggandeng tangan suami akan mendapatkan pahala?" Farzan menganggukkan kepalanya, dia mengeratkan genggaman tersebut.

"Kamu benar Faizah, seperti sabda Rasulullah saw, manakala suaminya merengkuh telapak tangannya, maka berguguranlah dosa-dosa suami istri tersebut dari sela-sela jari-jarinya." Naira tersenyum, dia melangkah kakinya keluar dari rumah megah tersebut dengan tangan yang masih di genggam erat oleh Farzan.

︎▪︎▪︎▪︎

Tidak memakan waktu lama, mereka sampai juga di sebuah rumah megah. Naira turun dari mobil saat Farzan sudah membukakan pintu mobil untuknya.

Mereka berdua masuk ke dalam gerbang, sejenak Naira terdiam menatap rumah tersebut. Sudah beberapa bulan dia tidak menginjakkan kakinya disini.

Farzan menarik lembut tangan istrinya untuk masuk ke dalam. Para maid terkejut saat melihat seorang wanita yang mereka kenali, hanya saja wanita di depannya sangat berbeda dengan yang mereka kenali.

"Mommy..." panggil Naira sedikit berteriak. Dia sebisa mungkin untuk tidak mengeluarkan sifat bar-barnya. Para maid membulatkan matanya, Mommy? Apa dia anak majikannya itu?

Mendengar teriakan yang menggelegar tersebut, dua wanita paruh baya turun dari tangga. Mereka berdua sama terkejutnya dengan para maid saat melihat kedatangan wanita cantik tersebut.

Naira yang melihat kedatangan mereka, tersenyum senang. "Mommy, Aunty..."

"Naira..."

▪︎▪︎▪︎

Naira memeluk Siska dari samping, wanita hamil tersebut sangat merindukan Mommy tercintanya. Sudah beberapa bulan tidak bertemu, membuat dirinya tidak mau melepaskan pelukan tersebut.

"Astaghfirullah, Naira... lepas dulu dong, kasian Mommy-nya," ujar Nadin saat melihat Naira yang belum melepas pelukan tersebut.

Naira menatap Nadin sebentar, lalu dia mengeratkan pelukan tersebut. "Mommy, Naira lapar..." ucapnya manja, sudah lama dia tidak bermanja seperti ini, dan sekarang dia akan melakukannya.

Siska tersenyum. "Anak Mommy, mau makan apa?"

Naira berpikir sejenak. "Naira mau makan... nasi goreng dengan salad sayur, oh iyaa nanti dicampur yaa, Mom." Farzan tersendak ludahnya sendiri, makanan macam apa itu?

02:00 (Aku menikah?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang