21/ The FA

3.6K 157 1
                                    

THE FA

Sebuah geng motor yang terkenal di Ibu Kota. Berbeda dengan geng motor lainnya, geng motor ini terkenal dengan kebaikannya. Tapi tidak untuk para musuhnya. Karena geng motor ini merupakan geng yang terkuat dan tidak terkalahkan. Terutama ketua di geng motor ini.

Geng motor ini mempunyai anggota seribu orang. Yang diketuai oleh seorang pria bernama Farzan Armaghan Fattah.

Anggotanya merupakan orang-orang yang pengangguran. Berkat didikan dari Farzan, mereka menjadi kuat dan tidak terkalahkan. Farzan juga memberi tempat tinggal kepada semua anggotanya. Yaitu sebuah markas.

Markas mereka sangat tersembunyi, dan tidak ada seorang pun mengetahui keberadaan markas mereka.

Kabarnya, ketua geng motor ini sudah dua tahun tidak menampakkan dirinya lagi.

__________________

"Lumayan," gumam seorang pria dengan baju formalnya. Dia melempar berkas itu ke tong sampah.

Senyuman smirk terpampang di wajah tampannya.

"Permainan akan dimulai, brother."

▪︎▪︎▪︎

Uhuk.

Uhuk.

Mereka tersendak ludahnya sendiri, saat mendengar penjelasan dari Farzan.

"Bos, gak lagi bercanda kan?" tanya salah satu dari mereka.

"Ya kaga lah monyet, udah tau muka Bos serius gitu masih di bilang bercanda," sahut Dava.

"Bagus deh, baby Laura gak sendiri lagi kalau gue ajak kesini," seru Bima, salah satu anggota The FA.

"Hadeuh, yang bucin kumat," cibir Dava.

"Iri bilang babu."

"Cih, gue juga punya kali."

"Mana?"

"Di lauhul mahfudz."

Prok.

Prok.

Semua orang bertepuk tangan saat mendengar ucapan Dava, karena baru kali ini teman mereka bisa berkata pintar seperti ini.

"Tumben otak lo berfungsi," celetuk Farel.

"Otak gue emang berfungsi sejak gue masih benih, tapi karena gue orangnya baik, jadi gue istirahat'kan otak gue." Farel memutar bola mata jengah.

"Karena sekarang Bos sudah kembali, gimana kalau kita pergi keluar," ujar seorang lelaki yang bernama Revan.

"SETUJU," ucap mereka serempak. Karena sudah lama mereka tidak pergi keluar dengan Bos mereka.

Gadis bermata bulat itu menatap suaminya. "A, maksudnya gimana ya?" tanya Naira.

Farzan tersenyum. "Kita akan pergi keluar, kamu mau ikut, kan?"

Naira berpikir sejenak, lalu kepala kecilnya mengangguk pertanda dia setuju.

Farzan memberi kecupan singkat di pipi Naira. Tentu saja hal itu menjadi pusat perhatian oleh anggota The FA.

"Hekhem, main nyosor aja," seru Farel. Naira menundukkan kepalanya malu, sedangkan Farzan dia menatap tajam Farel. Tatapan tersebut membuat mereka semua bergidik ngeri.

▪︎▪︎▪︎

"WOY, BURUAN NAPA. PARA GADIS UDAH GAK SABAR LIAT WAJAH TAMPAN GUE." Teriakan melengking itu berasal dari Farel. Mereka hanya memutar bola mata jengah.

02:00 (Aku menikah?!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang