Bab 12

329 52 0
                                    

Happy Reading

Telapak tangan kanannya mulai menyentuh pucuk kepala Putri Naruto, "Khusus malam ini, Uch...Uzumaki Naruto mendapat hak istimewa dari Kaisar Uchiha, hingga pukul 6 am,"

Mata Putri Naruto melebar semakin memperlihatkan sapphirenya, "Apa itu artinya, aku diijinkan melakukan apapun, Teme ?" tanyanya kembali memanggil Teme pada Kaisar Uchiha.

^^^

Bibir mungil semerah delima milik Putri Naruto belum bisa melunturkan senyum manisnya. Wajahnya menunduk melihat apa yang dipeluknya sejak tadi.

Brumm.

Suara motor yang berhenti tepat di depannya, membuat ia dengan cepat memakain helm gelapnya. Namun, sebelum itu, surai pirangnya ia gulung.

"Naiklah," perintah dari orang yang membangunkannya, membuat Naruto mengangguk.

Ia kemudian memegang pundak orang itu, mencoba menaiki motor yang cukup tinggi baginya.

"Yang Mulia--"

"Panggil aku Teme, hanya ketika kita sedang berdua, Dobe."

"Tapi, Yang Mulia--"

"Ini perintah."

"Baiklah jika kau memaksa. Jadi, ayo kita pergi Teme."

Sepenggal percakapan itu, menjadi saksi dimulainya perjalanan malam, dua orang yang menggunakan nama samaran, Teme dan Dobe.

^^^

Sakura baru saja sampai di kediamanannya, berkat sang mama yang begitu cerewet meminta dirinya agar fokus untuk menjadi permaisuri.

Akhirnya, dini hari ini, ia baru bisa meletakkan sekardus mie ramen kesukaan rivalnya.

'Kau harus berterima kasih padaku, Naru-baka,' batinnya.

Kemudian, tak ingin menimbulkan keributan. Dalam gelapnya ruang kamar Naruto, Sakura mulai melangkah keluar.

Bibirnya sedikit tersenyum setelah melakukan kegiatan amal baiknya. Well, sejahat apapun dirinya, berbuat amal pada orang yang membutuhkan seperti Naruto, ia rasa tak akan membuat dirinya jatuh miskin.

^^^

"Dobe, seumur hidupku, aku tak pernah memakai pakaian ini."

Naruto tersenyum melihat Teme memakai setelan yang terlihat seperti preman di mata Teme.

"Teme, tidak mungkin kita keluar dengan mengenakan pakaian bermerk khas Kekaisaran. Apa kau ingin membuat rakyatmu heboh?"

Teme mengangguk paham, sebenarnya ia sendiri belum pernah pergi keluar istana dalam mode penyamaran. Selama ini, seluruh kegiatan luar selalu dilakukan bangsawan-bangsawan.

Tentu saja, atas pengawasan ketat dari orang miliknya.

"Lalu kenapa kau juga berpakaian sama sepertiku?"

"Kenapa? Aku memang sering mengenakan pakaian seperti ini sebelum masuk ke istana."

Ucapan santai Naruto, membuat Teme menatap tak percaya. Ia memang menyukai tampilan Naruto saat ini, tapi jika membayangkan akan banyak mata yang melihat calon permaisurinya.

Lebih baik, ia tak mengajak Naruto.

"Sudahlah, lebih baik kita cepat pergi. Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."

Setelah itu, mereka kembali melanjutkan perjalanan. Namun, kali ini mereka berjalan kaki.

Naruto terus menggenggam erat tangan Teme, membawanya ke tempat yang sering Naruto datangi saat siang.

Princess (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang