Bab 25

167 31 1
                                    


Hallo, selamat membaca.

Maaf sepertinya tadi sedikit ada eror, tolong yang tadi sudah membaca. jangan dibocorin ya. hehe

btw, Lody boleh minta coment dan vote? masih ada kekurangan dan tetap ada kekurangan apa saja? saya tunggu ya.

Selamat membaca

Mobil sedan gelap yang dikendarai Itachi berhenti tepat di rumahnya. Ia baru saja kembali dari rumah Deidara, sahabat yang meminta ia untuk streaming anime. Jika bukan karena Deidara akan memberi informasi penting, ia lebih memilih mendatangi istana dan menghabiskan waktu bersama Naru-chan.

Itachi terus melangkah menapaki jalan setapak yang membelah taman bunga sunflower. Taman yang ia rancang untuk menyambut sang nyonya rumah nantinya, sayang ia harus menunda untuk membawa nyonya rumah akibat dari takdir yang menyiksa dirinya.

"Tuan."

Kepala Pelayan terlihat menunggu di depan pintu rumah, menyambut kedatangannya dengan beberapa pelayan yang membungkuk di belakang.

"Kalian bisa pergi." perintah itu membuat para pelayan mulai pergi, termasuk dengan Kepala Pelayan.

Merasa ia telah kembali sendirian, tubuhnya dengan nyaman mencium empuknya sofa di ruang keluarga. kemudian, ia membalikkan tubuh membuat ia terlentang menatap langit-langit rumah. Tangannya mengambil sepucuk surat dari balik jas hitamnya. Ia menatap cukup lama surat tersebut sebelum kemudian membukanya. Itu adalah bocoran informasi kontes yang diumumkan di istana.

Semenjak kejadian kontes pertama, Kaisar Uchiha langsung mengeluarkan perintah yang mempersulit dirinya untuk bisa membantu Naru-chan mendapat gelar Permaisuri. Bagaimana ia tak berpikir seperti itu?

Kaisar Uchiha dengan kekuasaannya, memberi perintah untuk tidak memperbolehkan siapa pun membocorkan informasi soal kontes, beliau hanya memberi informasi kepada para bangsawan penghuni istana. Kemudian, untuk orang yang bukan merupakan penghuni istana, dilarang melakukan kunjungan pada dua putri terserbut.

Belum sampai disitu, Kaisar Uchiha juga melarang peliputan apapun tentang kontes. Untuk larangan ini, Itachi sangat paham karena itu berkaitan dengan kejadian yang menimpa Naru-chan di kontes ritual pernikahan.

Bahkan Itachi juga mendengar, seluruh dayang yang berada di kediaman Naru-chan telah mendapat sangsi, hingga beberapa ada yang telah diganti. Itachi sendiri, menyetujui keputusan adiknya. Karena bagaimana pun juga, tidak ada yang boleh melihat tubuh Naru-chan dengan pakai seperti itu. Hanya Itachi yang boleh melihatnya.

Itachi membuka amplop coklat itu, dan dengan sekali gerakan, ia telah duduk tegap dengan mata yang membola seolah surat itu adalah surat kematian dirinya. Terdengar berlebihan, namun itu yang dianggap Itachi.

Kontes kedua: Putri harus menampilkan tarian kreasi.

Tanpa sadar tangan Itachi meremas ujung kertas yang ia pegang. Itachi tak menyangka, adiknya yang telah menunjukkan siap berperang mendapatkan Naru-chan memilih soal yang sulit dimenangkan oleh Naru-chan.

Bukan karena Itachi tak percaya dengan kemampuan anak dari Kaisar Namikaze, apalagi jika Narup-chan telah mengingat masa lalu, jelas seluruh kontes yang akan keluar pasti akan dimenangkan gadisnya itu.

Tapi, yang Itachi ragukan dari Naru-chan adalah ... kondisi kaki gadisnya itu masih belum dikatakan bisa menari seperti biasanya. Itachi sendiri telah mendapat hasil tulang kaki kanan Naru-chan, dan sungguh ia benar-benar menyesal karena harus menabrak gadisnya.

"Aku harus menemui dia," ucap Itachi.

oOo

Kondisi Naruto tak jauh beda dari saat Kaisar Uchiha membawa tubuh rapuh itu ke ranjang, onyc-nya menatap selang yang membantu pernapasan orang yang dicintainya. Ia sungguh menyesal karena telah membuat dobe bisa pingsan hingga kesulitan bernapas.

Tadi, setelah Tabib istana mendengar cerita yang dijelaskan Kaisar Uchiha tentang Naruto yang bisa kehabisan napas. Lelaki paruh baya itu langsung memberi surat permohonan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan serta uji laboratorium. Namun, karena Kaisar Uchiha bukan wali Naruto, ia belum bisa melakukannya.

Kaisar Uchiha hanya bisa memberi perintah Shisui untuk mendatangi Hatake Kakashi, yang merupakan wali Naruto. Dan semoga saja, wali Naruto cepat mengambil tindakan. Kaisar Uchiha menyentuh tangan Naruto, dan mencium lembut punggung tangan itu.

"Apa kau begitu ingin menjadi permaisuri?" tanyanya padahal ia telah bertanya tadi.

"Kau mengatakan kau akan bertanggung jawab karena telah membiarkanku tertabrak, apa kau tak bisa bertanggung jawab dengan memberiku status permaisuri?" ingin rasanya Naruto mengatakan itu, tapi hanya untuk membuka mata saja ia tak mampu.

Naruto bisa merasakan, tangan lembut pemilik suara itu membelai ramputnya. Naruto menyukai tindakan itu, ia merasa ia sedang dimanjakan oleh orang yang dicintainya.

"Aku memang berniat ingin bertanggung jawab, tapi tidak dengan status permaisuri dobe." Ucapan itu seolah memberi jawab atas keinginan Naruto yang ia ucapkan dalam hati.

"Disini terlalu kejam untukmu, sayang. Jadi, kumohon ... jangan mengambil resiko yang membuatmu bisa kehilangan kebebasanmu."

Naruto juga ingin melakukan itu, di dalam hati dan pikirannya ... dalam anganpun, ia tak pernah sekalipun ingin menjadi permaisuri. Hidup berkecukupan dengan lelaki kaya yang memiliki kekuasaan, itu sudah lebih dari cukup. Tapi, jika ia tak menjadi permaisuri, bagaimana ia bisa kembali dengan sisa keluarganya?

Jujur saja, informasi yang mengatakan ia adalah seorang anak Kaisar Namikaze, sungguh tak membuat dirinya merasa bangga sedikitpun. Karena, lelaki yang pernah menguasai tanah Konoha itu telah tiada, jadi untuk apa mengungkit hal yang sudah terkubur?

Namun, ibu dan kakaknya masih ada. Mereka masih dikatakan hidup, dan jika memang mereka mengalami kebakaran dalam istana tua dulu. Ada kemungkinan mereka dalam keadaan yang kurang baik.

Ah shit!

Naruto marah dengan pemikirannya yang lebih ke arah negthing dari pada posthing.

"Siapa yang mengganggumu saat ini?" Naruto menghentikan pemikirannya. "Hingga membuatmu menangis padahal kau sedang tidur."

"Kau!" jawab Naruto namun tak mampu didengar Kaisar Uchiha.

"Jika orang itu ada disini, akan kuhancurkan dia. Agar tidak bisa membuatmu menangis lagi."

"Hahaha, dasar Baka Teme!!"

Suara langkah kaki, membuat Kaisar Uchiha melepas genggamannya. Ia kemudian berdiri, membuat jarak dengan Naruto semakin jauh.

"Lapor Yang Mulia, Tuan Uchiha memohon ijin bertemu."

"Katakan padanya untuk menunggu di ruangan kerja saya," perintah Kaisar Uchiha tapi tak juga membuat dayang itu pergi. "Ada apa?"

"Tuan Uchiha mengatakan, beliau ingin bertemu dengan Putri Uzumaki, Yang Mulia."

Dayang baru yang pagi ini baru saja mendapat tugas untuk menjaga Putri Naruto berangsur merasakan hawa dingin bagai wilayah kutub selatan. Dayang itu tanpa sadar melangkah mundur, mencari jarak aman dari hawa yang ia yakini milik Kaisar Uchiha.

"Kecuali tabib istana, dan saya, orang luar dilarang masuk. Kau mengerti dayang baru?"

"Ha ... hamba mme ... mengerti," jawab Dayang sangat gugup.

Naruto yang mendengar seluruh pembicaraan itu sedikit penasaran kenapa sensei-nya mendatanginya padahal ini masih disebut hari libur. Dan juga, apa-apaan dengan sikap Teme yang membuat dayang baru miliknya segugup itu. 'Apa Teme tak bisa bersikap lembut sedikit?' batinnya.

'Wait! Kalau Teme bersikap lembut, nanti para dayang semakin menyukainya, terus Teme terjerat tipu daya mereka, terus nanti aku dijadikan selir rendahan dan berakhir dibuang Teme. Huwaaa aku tidak mau!!!' kicau batinnya membayangkan ia hidup dalam drama televisi yang sering ia tonton.

TBC

Princess (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang