Bab 19

212 44 6
                                    

Selamat Membaca

Malam semakin larut, bahkan sinar bulan saja terlihat lebih memilih bersembunyi di balik awan, dibanding menemani gadis biasa seperti Putri Naruto.

Kaki polosnya mulai mencoba menapak lantai dingin, bukan karena ia tak memiliki sandal. Tapi, menurut film yang sering dilihatnya, mengendap-endap di malam hari biasanya tanpa mengenakan alas kaki.

'Sepertinya, malam ini seluruh dayangku memilih tidur,' batin Naruto mengintip dari balik tirai gorden pintu kacanya.

Kemudian, dengan gerakan sangat pelan namun pasti. Naruto mulai menuju jendela kamar. Tangannya meraih mengait jendela.

Dan begitu terbuka, angin dingin langsung menusuk tubuhnya. "Dingin sekali? Apa Kami-Sama ingin membuatku masuk angin?" protesnya.

Oh, jangan salahkan ucapan Naruto. Angin malam yang menerpanya memang lebih terasa dingin di banding malam-malam sebelumnya.

Sayangnya, Naruto bukanlah gadis yang akan menbatalkan niatnya hanya karena ada sedikit ujian dari Kami-Sama.

Tangan Naruto mulai mengangkat kimono tidurnya, memperlihatkan kaki kecil yang selalu ia gunakan untuk menari.

Kemudian, kaki kanannya terangkat menginjak sisi bagian bawah jendela, dan menekannya membuat ia bisa melompat.

Happp.

Pendaratan yang sempurna dari Naruto, membuat ia berjongkok. Tangannya mengentuh pergelangan kaki kanannya.

'Padahal kukira sudah sembuh, tapi kenapa masih terasa sakit lagi?' batinnya.

"Apa itu sangat sakit?"

"Ya, lumayan sakit. Sepertinya efek kecelakaan dulu, belum sembuh--"

Merasa ada yang aneh, Naruto pun mengangat wajahnya, masih dengan posisi jongkoknya. Netra sapphire indah miliknya, yang terpantul dengan cahaya lampu mampu melihat sepasang onyc yang selalu menatap dingin terlihat menatap lembut pada dirinya.

Dua orang yang tidak sengaja bertemu ketika malam hari ini, terus saling menatap seolah tempat itu hanya ada mereka berdua. Bersamaan dengan itu, para dayang dan pengawal yang mengawasi junjungan mereka, akhirnya memilih mundur, untuk memberi ruang pribadi lebih besar pada junjungannya dan sang putri.

Pemilik onyc gelap itu, perlahan mulai mengulurkan tangan kanannya ke arah Naruto. Sang gadis yang melihat itu, dia pun tersenyum kecil, sambil membalas uluran tangannya. Hingga membuat dirinya bisa bangkit dari posisi jongkok itu.

Naruto berhasil meraih tangan yang terasa lebih hangat dibanding suhu tubuhnya sendiri. Naruto bangun dari posisinya, sangat tak nyaman jika ia terus berjongkok.

Tapi, sebuah gerakan cepat, berhasil mengarahkan tubuh Naruto berada dalam gendongan lelaki itu.

"Apa yang kau lakukan?"

"Menolongmu tentu saja."

"Tapi tidak dengan mengangkatku seperti ini. Kau tau, ini terlihat memalukan."

"Ahh, kau masih memiliki malu ternyata."

"Apa maksudmu?"

"Ketika kau melompat dan memperlihatkan kaki jenjangmu tadi. Apa itu tidak memalukan ... Dobe!"

Hanya satu orang yang selalu, dan pastinya akan memanggil Naruto, dengan kata 'dobe'. Orang gila mana yang mengatakan 'dobe' pada Naruto yang memiliki nilai sempurna pada seluruh mata pelajaran, kecuali sejarah. Orang gila itu tentunya adalah Sang Kaisar.

Kaisar Uchiha yang memiliki ketampanan yang tidak bisa diukur dengan alat mana pun, pria dingin yang begitu ditakuti oleh seluruh rakyat konoha. Tapi nyatanya, hanya di hadapan Naruto saja, Kaisar Uchiha tidak lagi bersikap dingin.

》》》

De javu, dua kata itu sangat pantas mendeskripsikan situasi yang dialami Naruto. Ia dulu juga pernah digendong Kaisar Uchiha saat terjadi insiden di pesta.

Namun, saat itu, ia tak langsung bertemu dengan Kaisar. Sedangkan sekarang, ia terus diawasi Kaisar Uchiha.

"Kau masih marah padaku Kaisar--" melihat tatapan tajam dari Kaisar Uchiha. "--Teme."

Kaisar Uchiha tak mengeluarkan suara apapun. Membuat Naruto semakin merasa bersalah, padahal niat awalnya ia hanya ingin menikmati malam.

Tapi, entah takdir apa hingga ia bisa bertemu dengan Kaisar Uchiha.

Naruto berniat bangun dari ranjangnya, tapi rasa sakit pada kaki terpaksa harus mengurungkan niatannya.

"Apa kau kemari untuk kembali mengunjungi Putri Haruno?"

"Kau diam. Jadi benar, gosip diluar sana yang mengatakan kontes ini hanya ditujukan pada Putri Sakura?"

Naruto tak tahu kenapa ia bisa memiliki pemikiran itu. Tapi rasa kesal atas sikap Kaisar Uchiha yang memperhatikan Sakura dibanding dengannya entah kenapa itu terasa menyakitkan.

"Apa itu alasan kau berniat kabur dari kamar?"

Suara dingin dari Kaisar membuat Naruto melihatnya. Ia penasaran kenapa Kaisar bersikap tidak seperti biasanya.

"Ya."

Kaisar Uchiha bangkit dari sofa, ia berjalan ringan menuju ranjang Naruto. Tangannya dengan lembut menyentuh pipi kanan Naruto.

"Undang-undang jepang hanya mengijinkan rakyatnya melakukan pernikahan tunggal. Dan itu artinya, aku harus memilih diantara kalian."

Sesak!

Naruto tak sanggup menatap onyc di depannya. Matanya tiba-tiba terasa pedih seolah ada bubuk cabai yang bertaburan.

"Look at me, Naru." ucapan Kaisar Uchiha membuat Naruto mencoba menatap wajah tampan itu. "Apapun yang aku lakukan, kau tetaplah wanita yang aku--"

"Jadikan aku permasuri!"

TBC

Saya tunggu coment dan vote kalian ya. 😚😚😚

Princess (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang