Bab 20

205 37 0
                                    

Selamat Membaca

Sudah beberapa hari ini Naruto hanya bisa fokus dengan seluruh materi yang diajarkan Itachi. Ia bahkan tak memiliki waktu untuk mengingat kajadian saat malam tempo lalu.

Bukan karena Naruto pelupa tingkat dewa, tapi lebih karena Naruto tak mengerti maksud ucapan Kaisar.

"Sampai kapan pun kau hanya akan menjadi Princess!"

"Apa! Apa karena aku tak memiliki pengaruh politik? Jadi kau memilih Putri Haruno untuk menjadi Permaisuri?"

"Ya."

Oh ya kami-sama, semoga saja Naruto yang merupakan pecinta ramen ichiraku ini bisa memiliki kesabaran yang besar.

Jika bukan karena demi menemukan ibu dan kakaknya. Naruto lebih memilih menjadi gadis biasa tanpa status Putri. Dan bisa menjadi kehidupan lamanya yang amat bahagia.

'DASAR PANTAT AYAM!'

"Nah, karena besok adalah hari penentuan. Kurasa kau harus istirahat Naru."

Naruto melihat Itachi, lelaki tampan yang seperti kakek itu sedang merapihkan buku-buku tebal yang berhasil ia kuasai.

Benar, entah sudah sejak kapan. Naruto kini telah memahami sejarah, tapi guru yang mengajarinya terlihat tak begitu terkejut dengan perkembangan Naruto.

"Sensei akan pergi?"

Itachi menghentikan langkah, sebenarnya ia tak ingin waktu bersama dengan Naruto terhenti. Jika ia bisa memilih, ingin rasanya menyekap gadisnya itu.

Tapi, andai ia benar melakukan hal tersebut. Adiknya pasti akan langsung memberi perintah pengiriman dirinya ke Inggris kembali.

"Ini sudah sore Naru, dan kau juga perlu waktu istirahat."

"Tapi Ino belum kembali dari kediaman Putri Tsunade-sama. Dan kau akan meninggalkanku sendirian?" ucap Naruto sedikit menggembungkan pipinya.

Tanpa bisa dicegah, tangan Itachi mencubit sayang pipi mulus itu. "Baiklah, aku akan menemanimu disini."

"Yey! Kau memang kakak yang baik, Tachi-nii," teriak Naruto melompat ringan.

Tubuh Itachi membeku, maniknya terlihat benar-benar terkejut dengan kata terakhir yang keluar dari bibir Naruto.

Tachi-nii?

"Naru," ucap Itachi membuat Naruto menatap penuh tanya.

'Apa aku salah memberi panggilan itu? Tapi lidahku sudah gatal ingin mengucapkannya.' batin Naruto tak merasa menyesal.

"Apa kau tak asing dengan panggilan Tachi-nii?" tanya Itachi.

Walau hanya ada ingatan tipis, setidaknya kami-sama harus memberi secercah harapan padanya. Ia sudah banyak kehilangan hal yang berharga.

Tapi, tolong jangan ambil Naru-chan nya dari Itachi. Mohon Itachi.

"Entahlah, lagi pula, kau memang calon aniki-ku. Jadi tak masalah jika aku memanggilmu--"

"Tidak!" seru Itachi membuat tubuh Naruto terkelonjak kaget.

'Bukan jawaban itu yang kuinginkan Naru, kenapa kau sama sekali tak merasakan perasaanku?'

"Maaf jika aku telah lancang," ucap Naruto merasa tak enak hati melihat amarah dari kakak Kaisar Uchiha.

Suasana ruangan mulai terasa dingin, Naruto sudah tak bisa mengatakan apapun. Ia masih terlalu takut dengan ekspresi Itachi.

"Naru!!!" teriak Ino.

"Baiklah, saya pergi dulu."

Ino membungkuk hormat saat Itachi melewatinya, kemudian ia kembali melangkah mendekati sahabatnya yang masih mematung.

Princess (2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang