sakit

8.3K 566 27
                                    

"ha'cihhh!!"

"Ha'cihh!!"

Suara bersin bersin menggelegar di kamar mahen, dia terbaring dengan kompresan di kepalanya.

Ceklek

"Mahen?" Bunda ayu masuk ke kamar anaknya sambil membawa bubur.

"Bundaaa pusing." Rengek mahen pada sang bunda.

Yah benar mahen sekarang sedang sakit, dia demam di karenakan kemarin kehujanan saat pulang kerja kelompok dengan temannya berakhir mahen harus terbaring dengan idung yang mampet dan badan yang hangat.

"Iya sayang, mahen makan dulu yah." Bunda ayu duduk di tepi ranjang sang anak bersiap siap untuk menyuapi sang buah hati.

"Ga mau...mual." mahen menatap bunda nya berharap bunda nya mengerti apa yang dia rasakan.

"Iya tapi mahen harus makan biar cepet sembuh."

"Tapi sedikit aja yahhhh."

"Iya sedikit."

Setelah berhasil membujuk mahen bunda ayu langsung menyuapi mahen sampai beberapa suapan dan memberikan nya obat agar lekas sembuh.

"Sekarang mahen tidur yah." Bunda ayu membenarkan letak selimut mahen dan mengecup kening anaknya.

"Kangen Jendral." Mahen mempoutkan bibirnya sambil memainkan selimut.

"Iya nanti Jendral kesini kalo udah selesai sekolah."

"Bener?"

"Bener."

"Ya udah mahen bobo yah, dadah bunda." Mahen memejamkan matanya mencoba untuk tidur.

"Dadah sayang." Setelah memastikan anaknya terlelap ayu keluar dari kamar mahen tak lupa menutup pintu nya perlahan agar tidak menggangu mahen.

Tak di sangka sang suami dan anak sulung nya menunggu dia di depan kamar mahen "gimana keadaan mahen dek?" Tanya sang ayah.

"Demamnya masih, tapi udah ayu kasih obat." Jawab ayu.

"Ya udah kalo gitu sukur deh, Jehan mau berangkat yah bun." Jehan menghampiri kedua orang tuanya dan mengecup pipi mereka lalu turun kebawah.

"Mas juga mau berangkat, adek baik baik di rumah yah." Cakra mengecup kedua pipi dan kening sang istri tak lupa mencuri kecupan di bibirnya sekilas.

"Hati hati mas." Ayu tersenyum tipis.



"Kunaon atuh bray, lesu kitu eta rai."
Haekal menepuk pundak Jendral yang sedang murung sambil merokok di warung teh Surti warung Deket sekolah yang biasa mereka jadikan tempat nyebat atau bolos.
"Kenapa Bray, lesu gitu itu muka."

"Mahen ga sekolah." Jawab Jendral tanpa memperdulikan Haekal.

"Lahh kunaon? Tumben si cantik teu sakola." Fikri yang tadinya nyimak pun membuka suara.
"Lah kenapa? Tumben si cantik ga sekola."

"Ngomong gitu lagi gua pastiin idung lo keluar darah Fik, sakit dia." Jendral menatap fikri dengan tidak suka karna memanggil pacar nya seperti itu.

"Galak euy wkwkwk, jenguk sana." Jawab Fikri.

"Nanti abis pulang sekolah, gua ga di izinin bunda kalo bolos." Jendral mematikan rokoknya lalu meminum es teh yang tinggal sedikit.

"Ikut lah." Arga mengacungkan tangan.

"Ayo gua juga mau ikut, sekalian jenguk." Jenan pun mengikuti Arga mengacungkan tangan.

"Boleh asal jangan buat onar." Balas jendral.

berandal kesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang