putus?

6.3K 414 34
                                    

🔞🔞🔞

Mahen sedang bermalas malasan di kasur dengan hp di genggaman nya, hari ini dia tidak ada kelas akhirnya dia diam di rumah menunggu kekasih nya datang sendirian karna bunda dan Abang nya sedang keluar, Jendral bilang dia sedang ada di base bersama teman teman nya jadi mahen tidak mau ganggu dulu.

Mahen asik menonton apk tik tok di hp nya dia menggerakkan jari nya mengscroll apk tersebut sambil sesekali menglike postingan nya.

"Eh apa ini?" Mahen melihat hp nya dengan sangat lekat, di sana terdapat sebuah Vidio POV dimana si sub memutuskan sang pacar dan berakhir dengan dominan yang marah.

"Wow...apa jendral juga bakal gini yah kalo gue coba." Mahen menimbang Nimbang pemikiran jail yang terlintas di otak nya.

"Coba ah." Setelah yakin dia membuka apk chat nya dan membuka room chat nya dengan jendral.

"Oky tarik nafas dulu." Mahen menarik nafas nya lalu mengetik kan sesuatu di sana.

" Mahen menarik nafas nya lalu mengetik kan sesuatu di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hufh tenang mahen tenang." Mahen mencoba menenangkan diri nya sendiri yang benar benar sedang nervous.

"Ting"

Ponsel nya berbunyi.

Mahen mulai serius Sekarang, dia benar benar ingin mengerjai jendral sesekali hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahen mulai serius Sekarang, dia benar benar ingin mengerjai jendral sesekali hehe.

Saat melihat chat jendral yang terakhir dia benar benar takut, seperti Jendral marah karna ini. Aduhhh bunda tolongin mahen.

 Aduhhh bunda tolongin mahen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Duh ini gimana...gue kan cuman bercanda." Mahen bolak balik kesana kemari di dalam kamar sambil mengigiti kukunya.

Jendral melihat chat mahen di notif nya namun dia tak perduli, rasa khawatirnya lebih besar. Kenapa mahen memutuskan nya? Apa salah nya? Apa mahen sedang dalam masalah? Berbagai pertanyaan muncul di dalam kepalanya.

"SIAL!" Jendral langsung menancap gas motor nya pergi ke rumah mahen.

Di jalan beberapa kali Jendral melanggar lalu lintas, tak jarang juga dia di teriaki oleh pengendara lain karna mengendarai motornya secara ugal ugalan.

Namun Jendral tak masalah, dia hanya memikirkan kenapa mahen memutuskan nya.

(Kasian Jendral padahal mahen cuman iseng dia malah jadi beban pikiran.)

Tepat 10 menit di rumah mahen, dia langsung masuk kedalam rumah tak lupa mengunci pintu karna dia tau di rumah sedang tidak ada siapa siapa mahen sudah bilang kepadanya jadi dia lebih leluasa.

Jendral naik ke atas ke kamar mahen, dia langsung masuk dan melihat mahen sedang mondar mandir dengan wajah resah nya.

"Mahen." Suara berat milik Jendral membuat mahen menengok ke arah nya dan terkejut.

"J-jendral." Mahen mencoba untuk tetap tenang walau dia sebenarnya takut dengan muka jendral yang seperti nya sedang marah besar.

"Kenapa ngajak putus." Jendral maju ke arah mahen dengan perlahan membuat mahen mundur dengan kaku.

"Eum itu anu...." Mahen kelu dia tidak bisa berkata kata.

Grepp

Tubuh mahen sekarang berada di pelukan Jendral, tangan Jendral menahan pingang mahen agar tidak menjauh darinya sedangkan mata nya benar benar menatap mahen dengan lekat.

Mahen memerah dia malu, dia menahan dada Jendral agar tidak berdekatan terus dengan nya.

"Jen, lepas." Mahen mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Jendral.

"Bilang sama aku, kenapa ngajak putus hm?" Jendral mencengkeram pingang mahen dengan kuat.

Mahen meringis sedikit merasakan sakit di bagian pingang nya.

"Jen aku, ak-hmphhh." Belum sempat mahen berbicara jendral langsung membungkam mulutnya dengan bibir milik jendral.

Jendral mengigit bibir mahen sehingga mahen membuka mulutnya karna kesakitan, jendral tak menyia nyikan kesempatan, dia langsung memasukan lidah nya ke dalam mulut mahen, dia bermain dengan lidah mahen sesekali membelit dan menghisap nya.

"Mhphhh jenhhh." Mahen lemas, Jendral itu good kisser jadi ga heran mahen selalu kewalahan kalo cipokan sama Jendral.

Tangan Jendral tak tinggal diam, dia mengusap pingang mahen dan sesekali turun ke bawah mengusap pantat bulat milik mahen dan meremasnya.

Saliva mengalir di pinggir bibir mahen ntah Saliva milik siapa yang pasti mahen benar benar terlena sekarang.

"Eunghh hmphhh." Mahen merasakan pasokan oksigen nya menipis menepuk nepuk pundak jendral.

Jendral yang paham melepaskan ciuman nya, mahen menarik nafas nya dengan terburu buru.

Namun Jendral tak berhenti sampai di situ, dia menciumi leher mahen dan sesekali membuat tanda kepemilikan di leher putih milik mahen.

"Ahh Jendral jenhh." Mahen meremas rambut Jendral dan mendongak ke atas, itu mempermudah Jendral membuat tanda.

Tangan Jendral yang menganggur dia pakai untuk meremas si kecil milik mahen, dia meremas nya dengan kuat membuat mahen menjerit kesakitan.

"Akhh! Jendral sakithh!" Namun seakan tuli Jendral tidak berhenti dia tak memperdulikan mahen yang meremas kaos yang dia kenakan, dia malah mengigit leher mahen dengan kuat dan mengelus junior milik mahen.

Jendral membuka celana mahen sampai turun ke bawah, dia mengusap pantat mahen dan memukul nya.

Plakk

"Akhh!"

Tangan Jendral mengelus lubang mahen yang masih ketat, dia menggoda lubang mahen dengan menusuk kan jarinya secara perlahan.

Mahen prustasi dia ingin lebih benar benar ingin lebih, nafsu nya di ujung tanduk sekarang.

"Ahhh Jendral." Mahen mendesah saat jari Jendral bermain di pinggir lubang nya.

"Jenhh masukhh kahh." Mahen menatap Jendral dengan sayu, berbeda dengan Jendral yang menatap nya jail.

Dia menatap mahen yang juga menatap nya dengan tatapan sayu. Jendral melepaskan tangan nya dari lubang mahen dan membiarkan penis tersebut mengacung tanpa berniat menidurkan nya kembali.

Tubuh mahen lemas, dia tidak kuat berdiri sehingga Jendral harus menopang tubuh nya. Dengan keadaan setengah telanjang dan jangan lupa penis nya yang masih mengacung membuat nya terlihat mengenaskan.

"Aku tanya sekali lagi sayang, masih mau putus?" Tanya Jendral berbisik di dekat telinga mahen.

Mahen menggeleng pelan, dia sandarkan kepalanya di pundak Jendral "engga...aku minta maaf." Ucap nya lirih.

"Pintar."

Dan setelah kejadian itu mahen tidak lagi berani mengucapkan putus kepada jendral.

Tbc

HUHUHUHUHUHU APA YANG AUTHOR KETIK SKSKSKS MAAF KALO GA NGEFEEL AUTHOR GA BISA BIKIN BC HEHEHE MAAF JUGA KALO ADA TYPO PAPAY SEMUAAAA!!!

berandal kesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang