rokok

5.1K 407 24
                                    

Mahen heran rasanya Jendral itu pecandu nyebat tapi kenapa kalo sama mahen ga pernah ngerokok? Kan mahen jadi heran.

Pernah sekali dia nanya ke Jendral kenapa ga ngerokok di depan mahen? Terus jendral cuman jawab gapapa ga penting. Kan mahen kepo lagi pula mahen itu penasaran dengan rasanya rokok.

Hey mahen itu anak alim dia pernah mau nyoba tapi belum sempet rokok itu dia hisap udah di patahin duluan sama Jendral. Ya iya lah siapa si yang bakal diem aja pacar nya ngerokok.

Tapi karna mahen penasaran dia nekat beli rokok ke Alfamart, hari ini dia mau ke kost an jendral mau ngapel tapi karna dia mau beli cemilan dulu sekalian aja.

Mahen juga sempet nanya kejenan rokok apa yang biasa nya buat pemula terus jenan jawab salah satu merk rokok. Dengan tekat besar mahen membeli rokok tersebut.

Setelah membeli rokok mahen kembali menjalankan motornya ke kost Jendral.

Beberapa menit mahen sampai, dia membawa belanjaan yang dia beli tadi. Mahen masuk ke dalam kost an terus naik ke tangga soalnya kost an Jendral ada di lantai dua. Saat sampai di depan pintu dia langsung masuk soalnya dia pegang kunci cadangan.

"Jendral." Panggil mahen melihat kost an itu kosong.

"DI KAMAR!" teriak Jendral terdengar dari dalam kamar.

Mahen masuk ke dalam kamar dan melihat ada Jendral yang sedang main PS di kamar nya. Dia terkekeh saat melihat Jendral fokus kepada ps nya saat ini sambil duduk di lantai dan menyenderkan tubuh nya ke kasur.

Mahen mendekat ke arah Jendral lalu duduk di sebelahnya, Jendral tanpa basa basi langsung mengambil tangan mahen dan menggenggam nya lalu dia kembali melanjutkan bermain PS sambil menggenggam tangan mahen.

Mahen hanya pasrah jika sudah begini, dia hanya melihat jendral.

Beberapa saat setelah nya Jendral menang dia langsung mematikan PS nya dan menatap mahen.

"Kenapa?" Tanya mahen saat melihat jendral menatap nya.

"Engga, kamu cantik." Jawab Jendral dengan senyuman ciri khas nya.

Mahen menggeplak pundak Jendral pelan "apa sih." Uhhhh salting mahen tuhhh.

"Ouh iya." Mahen membuka kresek belanjaan tadi dan mengambil rokok dari dalam sana.

Jendral yang tadinya tertawa pelan seketika terdiam melihat kekasihnya mengeluarkan rokok.

"In-"

"Ngapain beli gituan?" Belum selesai mahen berbicara jendral sudah memotong nya dengan nada dingin yang membuat mahen terdiam.

"Aku tanya sekali lagi, ngapain kamu beli gituan." Jendral menatap mahen dengan tajam.

"I-ini aku tadi beliin buat kamu." Jawab mahen gugup.

"Ada aku nyuruh atau minta?"

Mahen menggeleng pelan.

Jendral merampas rokok tersebut dan melemparkan nya ke tong sampah. Mahen melihat itu terkejut.

"Ko di buang?!" Mahen refleks meninggikan suaranya.

"Ga ada yang nyuruh kamu beli gituan." Jawab jendral dengan santai.

"Tapi aku beli itu pake uang Jendral. Hargain dong!" Mahen kesal sekarang, hey tidak papa jika jendral tidak mau merokok sekarang tapi setidaknya hargai dia sudah membeli nya di tambah dia harus membujuk jenan saat bertanya tentang rokok kesukaan Jendral.

"Ga.ada.yang.nyuruh.kamu.beli.itu." tekan Jendral setiap katanya, dia benar benar berusaha untuk tidak membentak mahen.

"Terserah." Akhirnya mahen memilih diam.

Jendral juga ikut diam, dia memilih pokus pada hp nya tanpa melihat mahen yang sedang sedih.

Jendral juga ikut diam, dia memilih pokus pada hp nya tanpa melihat mahen yang sedang sedih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahen menunduk dan memainkan jarinya.

Puk

Kepalanya tiba tiba bersandar ke pundak jendral. Bukan bukan mahen sengaja tapi tangan jendral menarik kepalanya untuk bersandar.

"Aku bukan ga ngehargain kamu, tapi aku ga mau kamu pegang hal gituan." Ucap Jendral dengan lembut sambil mengelus rambut mahen.

Mahen sekatika luluh, dia menatap jendral "kenapa? Padahal kamu suka rokok aku udah beliin, lagian kalo di inget inget kamu ga pernah ngerokok di depan aku, apa aku terlalu lemah?" Mahen cemberut.

"Engga kamu ga lemah ay, cuman aku ga mau kamu pegang gituan. Aku emang sengaja ga pernah ngerokok depan kamu karna ga mau pacar aku hirup asap berbahaya. Aku harap kamu ngerti." Jendral menaruh hp nya dan memeluk mahen.

Mahen mengangguk paham, dia membalas pelukan Jendral lalu menenggelamkan wajah nya di dada Jendral.

"Jangan marah lagi. Takut." Cicit mahen.

Jendral terkekeh lalu mengangguk "iya aku ga marah." Lalu mencium rambut mahen.

Setelahnya mereka memasak bersama karna Jendral bilang dia lapar.

Tbc

Halo author update lagi nihh ayo perbanyak vote biar makin cepet update, untuk kali ini author ga janji bakal dabel tapi author usahain okey happy reading and sorry kalo ada typo

berandal kesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang