ex 2

5K 391 29
                                    

Setelah kejadian tadi mahen menolak untuk menemui Jendral, dia kesal dan marah kenapa jendral diem aja? Kenapa dia ga nolak? Apa Jendral masih suka Airin? Atau mereka emang mau balikan? Berbagai macam pertanyaan muncul di benak mahen.

Saat pulang sekolah mahen kembali menolak untuk pulang bersama Jendral dia memilih pulang bersama Agus. Hendrik bilang kasih mahen waktu dia butuh waktu buat nenangin pikiran. Jendral hanya mengiyakan, niat dia menjelaskan semuanya tapi jika mahen ingin sendiri ya sudah apa boleh buat.

"Berantem sama Jendral?" Jehan melihat adik nya murung mendekati mahen dan duduk di teras dekat mahen.

"Engga ko bang." Elak mahen.

"Jujur aja, Abang ini Kaka kamu jadi pasti tau apa yang kamu tutupin." Jehan mengelus rambut mahen.

Mahen terdiam, yah dari dulu dia memang tidak bisa berbohong kepada Abang nya ini.

"Jendral." Mahen menggantung ucapan nya.

"Kenapa Jendral?"

"Dia ketemu mantan nya." Mahen menghela nafas rasanya sesak mengingat kejadian waktu di kantin.

Jehan diam dia setia mendengarkan apa yang mahen ucapkan, mahen menceritakan yang dia lihat kepada Jehan, awalnya Jehan biasa saja namun saat tau Jendral tidak mencoba menolak dia sedikit emosi.

Jehan menarik mahen kedalam pelukannya, mahen menangis di pelukan Jehan.

"Hiks kenapa ga nolak? Dia sama Airin pasti masih sama sama suka hiks." Mahen menumpahkan air matanya di dada Jehan, apa lagi saat mengingat ucapan Jenan membuat nya semakin berfikir negatif.

"Suttt udah yah jangan nangis, untuk sementara waktu kamu ga perlu ketemu Jendral dulu." Ucapan Jehan di angguki oleh mahen.

Mahen terdiam melihat postingan di base sekolahnya, siapa yang menyebarkan itu? Apakah dia tidak tau bahkan mahen masih menjadi kekasih jendral?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahen terdiam melihat postingan di base sekolahnya, siapa yang menyebarkan itu? Apakah dia tidak tau bahkan mahen masih menjadi kekasih jendral?

"Kalo di liat liat mereka emang cocok, yang satu ganteng yang satu cantik." Ucap Mark dalam hati.

Dia menatap ke luar jendela, menatap lapangan dengan tatapan sendu, rasa sakitnya sekarang bertambah. Apa lagi banyak orang yang mendukung mereka di komentar.

Di sisi lain, jendral sedang berfikir keras dia tidak menyangka akan ada kesalahpahaman seperti ini. Dia menyatakan siapa sender base tersebut tapi tidak ada yang memberitahukan nya.

"Jen mending lo samperin mahen terus jelasin semua nya." Jenan kasihan melihat jendral yang gelisah dan khawatir terlihat di raut mukanya.

Jendral melirik jenan dan mengangguk, dia langsung berlari dari arah kantin ke kelas mahen. Di sana banyak yang bilang selamat atas kembali nya sang mantan namun ada juga yang bilang di brengsek, tapi jendral tidak ambil pusing dia terus berlari ke kelas mahen.

"Ay." Jendral masuk dan melihat mahen sedang duduk di kursinya.

Mahen melirik sekilas lalu kembali fokus pada lapangan, Jendral mendekat ke arah mahen dan duduk di sampingnya.

"Ay..." Jendral mencoba menggenggam tangan mahen namun dengan cepat di tepis oleh mahen.

Jendral menatap mahen sendu.

"Kenapa?" Tanya nya dengan ketus.

"Maaf." Jendral menatap mahen dengan sedih.

"Buat?" Masih dengan nada ketus nya mahen bertanya kepada Jendral.

"Kemarin, aku ga bermaksud gitu. Aku syok ada Airin pindah ke sini, aku juga bukan ga mau nolak tapi kaget. Dia ngajak aku balikan tapi aku tolak karna aku udah punya kamu. Dan soal postingan itu Kemarin Airin sama aku ketemu di mall, aku mau beliin kamu hadiah tapi ternyata ada Airin dia juga bareng mamah nya. Kita ngobrol dan aku baru tau ternyata Airin punya penyakit serius mamah Airin nitipin Airin ke aku." Jelas jendral panjang lebar karna menurut nya dia harus memberitahu semuanya kepada mahen.

Hati mahen serasa di timpuk pakai batu, kenapa harus Jendral yang jagain Airin.

"Tapi tenang aja, aku nolak ko aku bilang aku dah punya pacar dan ga bisa jagain Airin terus mamah Airin bilang gapapa katanya gitu." Jendral menatap mahen dengan berkaca kaca.

"Ay minta maaf, aku bener bener ga ada niatan buat Deket sama Airin lagi." Mahen sebenarnya sudah tidak tega namun hati nya masih terlalu sakit.

"Maaf;( kamu boleh pukul aku, tonjok aku tapi jangan diemin aku ay. Aku ga bisa kalo di giniin aku mohon." Jendral lebih baik di marahi habis habisan oleh mahen dari pada harus di diamkan karna baginya kediaman mahen itu yang paling Jendral hindari.

Mahen tetap diam, dia masih menatap jendral yang sudah pasrah di depan nya.

Tangan mahen terangkat dan mengelus rambut Jendral "iya aku maafin." Ucap nya dengan lembut.

Jendral tersenyum lalu dengan cepat dia memeluk mahen "makasih ay makasih."

Mahen ikut tersenyum lalu membalas pelukan Jendral.

"Sama sama dan makasih juga karna kamu udah nolak Airin demi aku."

Jendral menatap mahen dengan tatapan tidak suka "apa sih ini kan udah kewajiban aku buat selalu ngejaga perasaan kamu." Jendral mengecup sekilas hidung mahen.

Mahen tersipu malu mendengar ucapan Jendral.

Tapi tanpa di sadari banyak orang yang memperhatikan mereka, ada yang iri, ada yang enek, ada yang bodo amat, ada yang cemburu.

Kalo kalian tim yang mana?

Tbc

Halo author update buat kali ini author ga janji bakal dabel yah, nikmatin aja segini dulu. Sorry kalo ada typo Babay semua.

berandal kesayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang