Paviliun mansion Kim
Saat ini Lisa sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya, Lisa melakukan homeschooling karena dia sangat susah berinteraksi dengan orang luar dan untuk menyembunyikan pada keluarganya kalau dia telah bisa melihat dengan normal.
Tok tok tok
" Masuk."
Ceklek
Muncul bibi Choi dengan membawa nampan yang diatasnya ada makanan dan segelas susu untuk nona mudanya itu, karena telah melewatkan jam makan siangnya.
" Nona Lisa ini saya bawakan makan siang untuk nona, karena nona sudah melewatkan jam makan siang anda lagi." Beritahunya
" Iya, taruh di meja saja bibi Choi, sedikit lagi tugasku akan slesai."
" Baiklah, kalau sudah slesai langsung makan dan jangan lupa minum susunya oke nona?"
" Oke bibi."
Bibi Choi meletakan makanan dan susu untuk nona mudanya itu, dan setelah selsai bibi Choi pamit keluar.
Lisa masih sibuk mengerjakan tugasnya itu dan setelah selsai dia langsung membereskan meja belajarnya, lalu kemudian berjalan ke arah sofa yang ada di kamarnya untuk makan makanan yang telah di bawakan oleh bibi Choi.
Setelah selesai makan Lisa membereskan piring bekas makannya itu agar nanti bibi Choi tinggal membawanya saja.
Saat melihat jam ternyata sudah menunjukkan pukul 4 sore, jadi dia bergegas ke balkon kamarnya menikmati waktu sorenya.
Lisa berdiri didepan pagar pembatas melihat halaman depan paviliun yang dia tinggali dari bayi itu.
Memejamkan mata menikmati hembusan angin sore yang menerpa wajah mungilnya itu.
" Dasar cacat, kenapa kamu msih berada disini sih?"
" Kami tidak ingin memiliki saudara yang cacat."
" Dasar menyusahkan."
" Seharusnya Appa membawamu ke panti asuhan agar kami tidak malu pada orang-orang."
" Kenapa eomma harus melahirkannya sih."
" Aku tidak ingin punya unnie yang cacat."
" Aku tidak ingin dekat-dekat dengan anak cacat itu."
" Sampai kapanpun aku tidak memiliki adik yang cacat, dan kami hanya 8 bersaudara."
Suara-suara itu kembali terngiang dikepalanya.
" Ha ha ha, kenapa kata-kata mereka tidak bisa hilang dari pikiranku." Dengan nafas yang masih memburu Lisa memukul-mukul kepalanya agar dia bisa melupakan kata-kata dari saudara-saudaranya itu.
Disaat dia berusaha menenangkan dirinya sendiri, Lisa mendengar suara saudara-saudaranya yang tengah bercanda dengan Appa dan eomma nya di taman dekat dengan paviliunnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK or NOT (END)
Teen FictionTentang dia yang diasingkan dan tidak pernah dianggap oleh keluarganya sendiri karena dianggap tidak sempurna. hingga suatu hari dia memilih untuk pergi meninggalkan mereka. Dia tidak akan pernah mengganggu dan membuat kalian merasa Malu lagi, karna...