Ratusan kilometer berjalan
Puluhan kota di singgahi
Ribuan pekan aku bertahan
Kepada matamu jugalah aku menepiDi balik gelap coklat matamu aku berlindung
Di balik lensa cekung senyum mu aku merundung.
Tetap engkau arogan
Tetap engkau mendung.Penolakan demi penolakan
Pendarahan demi pendarahan
Semakin lama semakin bau
Bernanah dan berdarahTak perduli luka
Tak perduli pesakitan
Sejauh jarak, sesunyi rasa
Tetap kau di hatiku, kekasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Selesai
PoesíaKumpulan puisi untuk kekasih pertama. Meski kau tak kunjung jadi rumah. Bila kelak kau akhirnya tak terjamah. Akan ku kenang kau sebagai luka yang paling berdarah.