Aku pulang. Dik!
Tak ada oleh-oleh yang kubawa.
Apalagi uang berjuta-juta.Hanya ada seransel mimpi.
Yang berimpit terjepit.
Dan sekoper rindu yang menjerit-jerit.
Di selu deru kereta stasiun Citayam.
Yang berderit-derit.Gerimis yang hampir setiap sore ini akan membuatmu paham, pertengahan Juli tak hanya membutuhkan seorang kekasih, tapi juga pelukan dari belakang.
Tapi Tahukah kau Dik kenapa tissue bermanfaat? Karena cinta tak pernah kemarau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Selesai
PuisiKumpulan puisi untuk kekasih pertama. Meski kau tak kunjung jadi rumah. Bila kelak kau akhirnya tak terjamah. Akan ku kenang kau sebagai luka yang paling berdarah.