Kita jarang saling tatap.
Tapi aku paham.
Di dadamu diam-diam rindu merayap.
Membenam lebih dalam.
Mengalir di alir darah.Di setiap puisi ini,
Huruf-huruf menjerit kan namamu.
Kau yang paling teriak dalam pikiranku.Kita jarang sapa,
Tapi aku percaya.
Dalam do'amu rajin
Kau sebut kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Selesai
PoesíaKumpulan puisi untuk kekasih pertama. Meski kau tak kunjung jadi rumah. Bila kelak kau akhirnya tak terjamah. Akan ku kenang kau sebagai luka yang paling berdarah.