Kubahagia dengan syair baru, bagiku itu cukup.
Selama kau masih jadi yang ku yakini.Aku puas, lebih dari ini apalah bisa ku pinta darimu.
Sesekali, bisa duduk di sampingmu.Tuk apa galau, aku dan jarak ini memang terlahir bersama.
Kadang kala dari jauh, kau ku pandangi.Engkaulah langit, di bentangan ini.
Bersuryalah, walau hanya sekedar hangat bumiku.Aku dengan seberapa pilu dan rindu padamu.
Kadang kala kupetik sedaun dari taman puisi.Memikirkanmu itu sendiri adalah syair yang menggelora,
Bila cuma rasa ini yang terbaikku untuk, itu cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Selesai
PuisiKumpulan puisi untuk kekasih pertama. Meski kau tak kunjung jadi rumah. Bila kelak kau akhirnya tak terjamah. Akan ku kenang kau sebagai luka yang paling berdarah.