Dalam tahun-tahun dan kehidupan yang berubah, aku bagai batu.
Duduk pun terlentang dengan punggung tangan di dahi, aku mengingatmu.Pohon jati sudah di tebang.
Nama jalan yang sudah berganti,
Aku tak kenal siapa.
Rambu di kaki jembatan itu sudah di pindah,
Dan pasar tumbuh di atasnya, Riuh.Kesunyian yang suka kau dan aku bagi
Dan tapak-tapak dingin bergenggaman,
Kini tak kutemukan lagi.
Seumpama masih ada,
Ingin kuisi dan kusimpan di sela-sela jari tanganku,
Yang tinggal kosong sejak kau pamit.Tak ada yang tetap.
Dalam tiap detik dunia berubah, kau tahu.
Dalam tiap detak, hati masih sama.
Adakah kau tahu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Pernah Selesai
PuisiKumpulan puisi untuk kekasih pertama. Meski kau tak kunjung jadi rumah. Bila kelak kau akhirnya tak terjamah. Akan ku kenang kau sebagai luka yang paling berdarah.