Bab 12. Calxor

637 50 1
                                    

Di markas besar Arvos, terlihat sekelompok orang yang cukup banyak datang dan mengamuk, mereka menginginkan Kaisar--ketua umum Arvos. Empat belas anggota inti Arvos bersama dengan anggota lain yang bertugas di markas besar itu ikut menghadang mereka.

"Mana ketua kalian yang pengecut itu, hah!" teriak Calvin--ketua Calxor

Calxor adalah genk mafia yang sudah lama menjadi musuh bebuyutan Arvos mereka juga terbilang cukup kuat. Saat mereka mendengar kepulangan Kaisar ke negara Y ini, membuat mereka takut. Mereka ingin cepat menghabisi Kaisar, karena ambisi mereka adalah menjadi yang terkuat di antara semua genk dan kelompok lainnya, di dunia.

"Ck, belagu banget ya, bund?" sinis Jeno.

"Lo ke sini buat apaan? buat masak?" Calvin mengikuti arah pandang Sean, dan ternyata Sean mengatakan itu karena dia melihat dua anggota Calxor membawa spatula dan wajan.
Heza yang merupakan wakil ketua Calxor, mengambil kedua benda itu dari dua anggota tersebut, dia memukul kepala mereka dengan spatula dan wajan itu.

Calvin menjadi geram dan amarahnya memuncak saat anggota Arvos tertawa seakan meremehkan mereka. "Serang!" teriak Calvin.

Perang antara Arvos dan Calxor pun pecah. Arvos dengan sangat mudah dapat mengalahkan Calxor. Namun dengan kelicikan Calvin, mereka menculik Kenzi.
"Kalau mau sahabat kalian ini selamat, suruh Kaisar untuk datang ke markas besar Calxor!" Seketika perang berhenti saat Calvin mengatakan demikian.

Para anggota inti Arvos tidak dapat berbuat apa-apa, nafas mereka terengah-engah. Victor dan Zakharia Legid ingin mengejar mereka, namun di tahan oleh Gihon Sanga. "Jangan terburu-buru, kita akan memberitahukan ini pada Kaisar," ucapa Gihon.

"Lo, gila! kita biarin mereka pergi bawa Kenzi gitu ajah?!" Victor ingin kembali mengejar Calxor namun dicegah oleh Sean.

"Lo tenang, jangan ngebatah!" tegas Sean. "Kita akan cari cara lain, kita gak bisa bilang sama Kaisar, kondisi Kaisar juga belum pulih total" sambungnya.

"Gue gak setuju." Mereka menatap Maxime.

"Kalian gak ingat? saat kejadian yang sama dimana Kenzo dibunuh, sama mereka, saat itu kita tidak memberitahukannya pada Kaisar, kalian lihat gimana marahnya Kaisar saat itu? Kenzo udah pergi jangan Kenzi lagi," tutur Maxime diiakhiri dengan lirihan, air mata juga sudah membasahi pipinya.

David memeluk Maxime, untuk menenangkannya. Mendengar itu mereka menunduk mengingat bagaimana Kenzo dihabisi oleh Calxor. Kenzo adalah kembaran Kenzi, mereka sangat mirip namun Kenzo memiliki sifat yang cool sedangkan Kenzi memiliki sifat lucu dan barbar. Kenzo telah meninggalkan dunia ini, ia dibunuh dengan tragis oleh Calxor.

Saat itu Kenzo ditipu oleh salah satu anggota Calxor bahwa Kenzi di culik oleh mereka. Mereka mencuri ponsel milik Kenzi dan menghubungi Kenzo. Karena begitu menyayangi Kenzi. Kenzo, Sean, Maxime dan David menuju ke markas besar Calxor. Sebelum mereka tiba di markas tersebut mereka terlebih dahulu diikuti oleh puluhan orang bermotor mereka yakin itu adalah anggota Calxor.

Mereka berempat menambah kecepatan motor mereka, ketika tiba di perempatan, Kenzo yang sudah didepan, tidak lagi memperhatikan Sean, Maxime, dan David yang sudah berbelok ke arah lain. Alhasil mereka terpisah dengan Kenzo yang dikejar sendirian.

Dan dengan sialnya motor Kenzo kehabisan bensin, tempat dia berhenti begitu gelap, hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi disekitar jalan dimana ia berada. Belum sempat Kenzo melarikan diri, anggota Calxor telah mengepungnya. Tanpa banyak berkomentar mereka langsung menghajar Kenzo. Kenzo sempat membela dirinya bahkan beberapa anggota Calxor ada yang tumbang.

Namun pertahanannya tidak bertahan lama, saat seseorang memukulnya menggunakan tongkat bisboll, diaia adalah Calvin. Kenzo yang sudah tidak kuat lagi membuka peluang besar untuk Calvin menghabisinya. Calvin dengan kejam menusuk perut Kenzo dengan pisau, dan beberapa tusukan dihujamkan pada jantung Kenzo. Melihat Kenzo yang tak bernyawa dan

Jleb! kepala Kenzo ditebas olehnya.

Calvin tertawa renyah akhirnya salah satu musuhnya telah habis di tangannya. Calvin berhenti tertawa, dia beserta anggotanya yang lain kabur meninggalkan mayat Kenzo, saat beberapa anggota Arvos tiba. Sean, Maxime dan David menghampiri Kenzo. Melihat keadaannya yang mengenaskan membuat mulut mereka keluh untuk berbicara, air mata mengalir deras dan jantung mereka seakan berhenti berdetak.

Kaisar yang mendengar kematian Kenzo, menjadi marah bak iblis yang memberontak sungguh menakutkan. Kaisar memukul Sean, David, dan Maxime tanpa ampun, bahkan mayat Kenzo juga ingin dipukul olehnya.

Mereka mengakui bahwa pukulan Kaisar sangat menyakitkan dan berbahaya, pukulan itu mampu membuat mereka bertiga masuk rumah sakit. David dan Maxime masuk UGD, tidak sadar selama 3 hari sedangkan Sean mengalami Koma selama 2 bulan.

Kenapa sampai keadaan Sean lebih parah karena Sean adalah wakil ketua umum Arvos seharusnya dia berpikir sebelum bertindak walaupun itu dalam keadaan darurat.
Sean yang tidak ingin itu terulang lagi, langsung menghubungi Kaisar.

Dret!
Dret!
Dret!

Kaisar mengambil ponselnya 'Sean' nama itu yang tertera di layar ponselnya.

"Hm?" Sean mulai menceritakan kejadian tadi saat panggilan terhubung. "Otw." Panggilan terputus.

Kaisar bangkit dari tidurnya, ia melihat Ara yang sedang tertidur pulas. Kaisar mengecup sekilas kening Ara. Ia pun meninggalkan Ara, pintunya tidak dikunci, agar saat gadisnya bangun, ia dapat pulang ke rumahnya. Karena Kaisar tahu bahwa Ara adalah tipe gadis penurut namun tidak ingin dikekang.

Tak lupa ia menyuruh bodyguard untuk menjaga Ara namun dengan jarak yang jauh.
Di kediaman Steal, Anton yang kebetulan pulang kerja lebih awal kini sedang bersantai dengan sang istri. Mereka sedang menonton film yang dapat dikatakan seru.

"Sayang, udah pulang? kok gak nyapa, Mommy sama Daddy?" Veli bertanya pada Shiera, saat melihatnya berjalan kearah tangga tanpa menyapa mereka.

Biasanya Shiera akan menyapa mereka, bukan hanya saat berangkat atau pulang sekolah namun, setiap mereka bertemu. (Biasa, cari muka).

Langkahnya berhenti, ia berdiri tanpa menoleh pada Veli dan Anton. Dan itu membuat mereka menjadi penasaran, dengan kemampuan melihat dengan detail, Anton menemukan kejanggalan pada Shiera.

"Sayang, kamu kenapa?" Anton sadar bahwa keadaan Shiera begitu berantakan. Anton dan Veli menghampiri Shiera.

"Daddy," lirih Shiera, berdrama.

Hiks!

Isakan terdengar dari Shiera, dia memeluk Anton sambil menangis sesenggukan. Anton dan Veli membawa Shiera untuk duduk.

"Kenapa penampilan kamu berantakan kaya gini, Sayang?" tanya Anton saat Shiera sudah tenang.

"Ara," gumamnya pelan, namun dapat didengar oleh suami--istri itu.

"Ara? dia ngapain kamu?" geram Anton. "Jawab ajah, gak perlu takut! ada Daddy dan Mommy," ucap Anton saat melihat jari-jemari Shiera yang saling bertautan, hingga memberikan kesan, bahwa dia sedang ketakutan.

"Ara ..., dia ngebullying aku, Dad!" Rahang Anton mengeras. Sungguh Ara tidak ada tobat-tobatnya, Anton sungguh kesal bercampur marah dengan perilaku Ara yang seperti itu.

Veli ingin mempercayai Ara, namun melihat keadaan Shiera sekarang, menjadi sebuah pertimbangan bagi Veli. Dia ingin memaafkan Ara, namun, mengapa Ara harus berperilaku seperti ini lagi?

"Kamu, tenang ya, Daddy akan memberikan pelajaran untuk dia, dan dia harus meminta maaf padamu!" Shiera tersenyum kemenangan.

'Sungguh, mudah sekali membohongi dua orang tua, yang tolol ini' batin Shiera.

"Ya udah, sekarang Mommy anterin kamu ke kamar ya?" Shiera mengangguk. Veli pun membawa Shiera ke kamar.

Transmigrasi Viloona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang