Bab 17. Mengawasi

594 48 0
                                    

Kicauan burung menyambut matahari pagi, semua manusia kembali melakukan aktivitasnya.
Begitupun dengan Ara yang saat ini sedang bersiap-siap ke sekolah.

"Apa benar ya, semalam itu adalah Kaisar?" monolog Ara. "Atau itu cuma mimpi, tapi ..., kok kayak nyata yah? gue semalam kayak emang benaran ngomong sama dia."

Orang akan hilang ingatan mendadak saat pagi hari. Sama seperti Ara, yang saat ini berbicara pada dirinya sendiri dihadapan cermin, ia bertanya-tanya, apa benar semalam Kaisar datang?

Ara menganggap itu adalah mimpi tetapi itu terlihat seperti nyata, ia berbicara dengan Kaisar dan Kaisar memeluķnya.

"Akh, udah lah." Ara menepis pikiran yang terus mengganggunya dari tadi itu. "Gak usah mikir itu, sekarang gue harus mikir sesuatu buat ngebalas perbuatan mak lampir," lanjutnya.

Ara berdiri layaknya pantung di depan cermin, ia memikirkan apa yang akan dilakukan olehnya. Ha'ah, lampu menyala terang di otaknya. Ara menemukan ide yang sungguh jahil.

"Dah, ready!" Ara melangkah keluar dari kamarnya.

"Hai, hai, Ara yang cantik udah datang!" teriak Ara seraya mendudukan bokongnya di kursi.

"Ngak usah teriak, ini bukan hutan," sinis Angkasa. Ara mengacuhkan sinisan Angkasa, ia lebih memilih mengambil roti.

"Hello, Shiera," sapa Ara seraya memasukan roti ke mulutnya. Angkasa, Aska, dan Asky saling menatap satu sama lain, tumben nih anak baik hati, buat nyapa Shiera.

Shiera menatap Ara, sedangkan Ara menampilkan senyumnya. Shiera menjadi waspada, dia tahu pasti Ara akan berbuat sesuatu.

"Owh ya, Shiera lo tau gak? semalam Kaisar nyariin lo," bohong Ara.

Mata Shiera seketika menjadi berbinar mendengar hal bahagia itu.
'Kaisar nyariin gue? tapi buat apa?' batin Shiera.

Ya, Shiera jatuh cinta kepada Kaisar, siapa sih yang tidak jatuh hati pada Kaisar yang sangat tampan? selain itu Shiera juga tahu bahwa, Kaisar adalah pewaris tunggal Dollken Crop dan pemilik Arvos Crop. Crazy rich dong.

Senyum pun terbit di bibir Shiera, Ara yang melihat itu sudah menahan tawanya. Hampir sedikit tawanya pecah, jika Aska tidak bersuara.

"Buat apa?" Ara menoleh kepada Aska.

"Gak tau, katanya sih ya, dia lagi perlu gitu sama Shiera." 3A menjadi penasaran.

Kaisar tidak seperti itu, jika dia perlu dengan Shiera maka, dia akan bertemu langsung dengan Shiera.

'Nih, Bocah pasti bohong,' batin Angkasa.

"Terus, dia ngomong apa lagi?" Sebelum menjawab, Ara melirik sekilas ke arah Shiera, yang sudah senyam-senyum bak orang gak normal.

"Katanya ...," Ara menggantung ucapannya, menunggu Shiera melihat dirinya. "dia mau ketemu sama saudara gue yang cantik, dan saudara gue yang cantik cuma lo doang." Wajah Shiera menjadi merah, karena malu.

Shiera pikir semua itu adalah benar, tidak tahu saja bahwa, dia sedang dibohongi habis-habisan oleh Ara.

"Wah, udah gak benar, nih Bocil pasti bohong, mana pernah Kaisar kaya gitu," Aska membatin.

3A menggeleng-geleng kepala mereka, karena dengan mudah Shiera dibohongi oleh Ara. Tidak ingin ikut terlibat, mereka hanya diam menyaksikan omong kosong ini.

Karena sudah tidak tahan dengan rasa malu, Shiera langsung berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

"Bwahahaha." Tawa Ara pecah setelah kepergian Shiera.

Transmigrasi Viloona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang