"Awh, lepasin, Dad." Anton menarik rambut Ara dan menyeretnya keluar kamar.
"Aaa! Daddy lepasin Ara," teriak Veli. Tapi tidak di gubris oleh Anton. "Please, Daddy jangan nyakitin Ara, dia darah daging Daddy sendiri."
"Daddy lepasin Ara, Ara gak bisa ngontrol emosi Ara kalau sampai Ara udah marah," ucap Ara menahan kesakitan di kepalanya, karena rambutnya masih ditarik.
"Daddy!" Aska melepaskan tangan Anton yang menarik rambut Ara. Dan membantu Ara berdiri.
"Aska, kok lo ikut campur sih?" kesal Angkasa.
"Karena Ara gak salah, kita selama ini telah dibohongi sama Shiera. Dia datang kesini cuma satu tujuannya, keluarga kita hancur: itu adalah impiannya." Aska menatap layang Anton.
"Turunkan tatapanmu itu, Aska," geram Anton. " Emang kalian ada bukti kalau Shiera bohongi kita?" lanjut Asky.
"Gue gak punya bukti untuk sekarang, tapi nanti, gue bakal bongkar semua kebusukan Shiera." Anton yang tidak ingin lepas kendali, pergi dari situ.
Asky dan Angkasa ikut meninggalkan mereka, Aska dan Veli membawa masuk Ara ke kamar untuk mengistirahatkannya.
"Lo, tenang ajah, Kak Aska sama Mommy bakal bantuin lo buat membongkar semua kejahatan Shiera." Ara mengangguk dan memejamkan matanya karena secara tiba-tiba rasa pusing dan kantuk datang menyerangnya.
***
Di UKS sekolah terbaring lemah enam gadis, mereka adalahh Shiera, Mayang, Belinda, Farah, Silvi, dan Dyana. Sudah tengah malam, tetapi mata mereka masih setia terpejam.
***
Pukul 6 pagi, Ara terbangun dari tidurnya. Ternyata dia tidur sedari terjadinya masalah itu hingga pagi ini.Ara membersihkan tubuhnya, dan menuju ruang makan, dapat dilihat hanya ada Veli dan 3A, Anton masih marah hingga ia sudah berangkat lebih dulu ke kantor. Ara duduk dan mengambil roti yang sudah diolesi selai.
"Gue minta maaf." 3A dan Veli menatap Ara.
"Bagus, minta maaf sama Shiera," ketus Asky.
"Gak, gue minta maaf sama kalian berdua ajah, karena gue udah ngehajar kalian." Setelah mengatakan demikian Ara berpamitan pada Veli dan berlenggang pergi ke sekolah.
"Cih." Asky dan Angkasa hendak pergi, tetapi di cegah oleh Aska.
"Kalian mau gak nonton ini, Mommy juga pasti belum nonton ' kan?"
"Kalau soal Ara, sorry gue gak mau bahas," sarkas Angkasa.
"Bukan, kali ini menyangkut Shiera." Aska menunjukan video yang di rekam olehnya saat itu.
Aska memang sempat melupakan video itu, tetapi semalaman ia memikirkan cara untuk bisa membongkar rahasia Shiera, seketika ia teringat pada video yang di rekamnya, ia merutuki dirinya karena tidak menunjukannya tadi siang.
Karena penasaran Angkasa, Asky dan Veli menonton video yang berada pada ponsel Aska.
Asky dan Angkasa menganga, apakah video itu benar? pikir mereka."Lo, pasti edit ' kan?" Aska memutar bola matanya malas.
"Iya benar, lo editkan? bisa ajah lo videoin Shiera dan sahabat-sahabatnya yang sedang bercerita, terus lo cari orang yang suaranya mirip sama Shiera dan lo rekam suaranya, lo edit supaya terlihat bahwa Shiera yang mengatakan itu." Angkasa membantah video yang ditonton olehnya.
"Benarkan kata gue, seharusnya gue ngumpulin banyak bukti dulu, baru gue lihatin ke kalian. Kalian ingat sama rencana lo, Sky?" mereka mengangguk.
"Saat gue awasi Shiera, awalnya gak ada yang mencurigakan, tetapi gue ngurung niat gue buat pergi, saat mereka menyinggung, nama Ara dan Kak Angkasa. Jadi gue putusin buat ambil video, dan ternyata gue bisa dengar tujuannya yang licik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Viloona
Teen FictionGadis yang tak dianggap oleh keluarganya demi orang lain, harus berakhir di dunia. Namun, ia memiliki keinginan untuk melakukan pembalasan dendam. Hingga akhirnya ia merelakan tubuhnya di tempati oleh seorang gadis; gadis berkepribadian ganda. Deng...