Di markas Besar Arvos.
"Kita nongkrong yuk!" Semua menatap heran pada Kenzi.
"Lah, ini kita lagi nongkrong bukan sih?" tanya Samuel.
"Bukan, lagi nangkring," ketus David.
"Emang nangkring sama nongkrong beda ya?" Maxime memukul kepala Deven yang bertanya seperti orang idiot.
"Maksud gue itu, kita nongkrong di tempat lain kek, di markas teruskan bosan." Kenzi melihat kedua tangannya didepan dada. "S'kali-s'kali tu nongkrong di rumahnya Asky kek," lanjutnya.
Asky melempar Kenzi dengan cemilan yang dimakan olehnya.
"Lo tuli apa bisu? lo gak lihat kemarin-kemarin, lo lo pada buat rumah gue kayak kapal pecah?" Asky menatap sinis Kenzi.
"Kenapa gak di rumah lo ajah, Kenzi?"
"Gak, gue gak mau di rumah gue, entar rumah gue berantakan, gue sendiri yang di suruh bersihin lagi sama Bunda gue!"
"Ya gak papa dong, itung-itung kerja sampingan." Devin mengangkat alisnya pada Kenzi.
"Sembarangan kalau ngomong, cowok setampan ini, kerja sampingan kaya gitu, gak sudi." Semua tertawa menanggapi ucapan Kenzi.
"Ya, udah, gimana kalau di rumahnya Angkasa ajah?" tawar Deven.
"Deven yang cantik kaya bidadari dari neraka, emang rumah Asky sama Angkasa beda, hah?" Deven melototkan matanya, saat Jeno menyebutnya 'cantik kaya bidadari '
"Matanya hampir keluar tuh," ucap David dan dengan sekejab Deven menetralkan matanya.
"Ayolah! nih gue buka lamaran buat yang mau rumahnya dijadikan tempat pelarian para bujang-bujang Arvos hari ini," nimbrung Kenzi.
Hening tidak ada yang bersuara, mereka semua menatap Kenzi tanpa ekspresi, dan itu membuat Kenzi kesal.
"Woy, gue lagi nanya nih!" teriak Kenzi.
"Bwahahaha." Devin, Samuel, Aska, dan Deven tertawa, karena wajah kesal Kenzi.
"Aelah, malah ketawa, gak lucu!" Ngegas Kenzi.
"Ya udah kalau kalian gak mau, di rumah gue ajah, tapi ...," Aska menjeda ucapannya, semua berahli menatapnya, menunggunya berbicara. "nongkrongnya besok."
"Aelah, kenapa besok? kenapa gak sekarang ajah?" ucap Deven bersemangat.
"Mau gak? kalau maksa hari ini, ya cari tempat lain." Kenzi dan Deven mengangguk setuju.
Yang lain ikut mengangguk setelah mereka melirik Asky dan Angkasa.
Saat asik berbincang, Angkasa teringat pada tujuannya tadi datang ke sini."Kaisar," panggil Angkasa dan dibalas deheman oleh Kaisar.
"Lo tadi sama Ara?" Kaisar menatap Angkasa, begitupun dengan anggota inti yang lainnya.
"Hm," balas Kaisar.
Semua terkejut, namun tidak dengan Sean, Devin, David, Victor, dan Kenzi.
"Kenapa lo tiba-tiba nanya itu?" tanya Sean seraya menatap Angkasa.
"Jadi gini ...." Aska menceritakan kejadian yang barusan terjadi kepada semua anggota inti Arvos.
"What? gila tu Shiera! kali ini gue belain Ara. Karena gini ya, gue tadi sama Victor ditugaskan buat nyulik si Ara, tapi saat kita nyari tu bocah gak dapat-dapat, gue udah hampir nyerah tapi Victor dengan mudah bisa nemuin Ara. Nah, saat gue mau samperin Ara malah Victor nahan gue, karena Ara lagi sama bestai-bestainya, jadi kita tunda dulu aksi kita berdua, kalau kita nyosor entar kita jadi samsak mereka. Karena itu Victor nyuruh buat ikutin mereka ajah dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Viloona
Teen FictionGadis yang tak dianggap oleh keluarganya demi orang lain, harus berakhir di dunia. Namun, ia memiliki keinginan untuk melakukan pembalasan dendam. Hingga akhirnya ia merelakan tubuhnya di tempati oleh seorang gadis; gadis berkepribadian ganda. Deng...