Argh! kenapa gue gak pernah bisa bahagia!"
"Gue harus cari cara secepatnya, buat nyingkirin Ara selamanya."
"Gue gak bakal lepasin lo Ara, pertama keluarga gue hancur karena keluarga lo, kedua lo udah rebut dia dari gue, ketiga, lo juga rebut Kaisar dari gue, keempat, lo udah berani mukul gue sampai separah itu. Gue jamin hidup lo gak bakal tenang, gak usah panggil gue Shiera, kalau gue gak bisa buat habisin lo!" Shiera seperti orang gila, keadaan yang urak-urakan, rambut berantakan, make up yang sudah luntur membuat wajahnya seperti papan lukis.
Shiera sempat melihat kembalinya Zayn, dan kedekatan mereka tadi. Selain itu, ia melihat Kaisar dan Ara yang saling bertatapan. Hingga timbul rasa cemburu yang luar biasa dari Shiera terhadap Ara. Memang ada hubungan apa Shiera dan Zayn? kalau Kaisar sudah diketahui bahwa, Shiera telah menaruh hati pada pria dingin itu.
***
Matahari menyapa dunia, kedua insan yang terkunci dalam gudang masih tertidur.
"Eugh." Lenguhan lembut terdengar dari Salsa, ia bangun seraya menguap menghilangkan rasa kantuknya. Merasa ada pergerakan seseorang, David ikut terbangun. Mereka berdua saling menatap dengan wajah bantal mereka. Namun tidak lama, karena Salsa yang mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Kruk!
Kruk!David menatap Salsa, dia tahu suara itu berasal dari Salsa. Karena malu, Salsa berpura-pura tidak tahu tentang suara perut itu. "Lapar?" Salsa mengangguk pelan. Walau malu, tapi tak dapat dipungkiri bahwa dia sangat lapar saat ini.
Masih pagi tapi perut Salsa sudah minta diisi. Mungkin karena kemarin tidak ada apa-apa yang di makan olehnya. David bangkit dari duduknya dan mencari-cari sesuatu, namun tidak ada yang dapat ia temukan. Ia menoleh kiri dan kanan, berharap ada jalan keluar di sini. Tapi, yang terlihat hanya celah yang berukuran cukup sedang, yang hanya di khususkan untuk masuknya udara.
David kembali mendudukan dirinya disamping Salsa. Dia merasa tidak berguna, karena membiarkan mereka kelaparan seperti itu. Pikiran David melayang jauh, mengingat sesuatu yang sedang ia lupa saat ini.
David berdiri dan berjalan menuju setumpuk karton yang berada di pojok gudang itu. Satu persatu karton diangkat olehnya, hingga berakhir pada sebuah karton sedang. Ia membuka karton itu, ia tersenyum dan membawa karton itu, ia menaruhnya dihadapan Salsa.
Salsa menatap David seakan bertanya 'apa ini?' David membukanya dapat dilhatlah Salsa, beberapa roti, sebotol air mineral, dan satu cup mie. "Makanlah." Salsa dengan disinggap mengambil roti dan melahapnya. David tersenyum tipis, dan ikut nimbrung untuk makan.
"Bentar, ini roti masih bisa dimakan?" tanya Salsa seraya mengunyah bagian kecil dari roti yang ia gigit.
"Masih bisa, ini punya gue sama Arvos lainnya. Waktu itu kita makan dan main disini, tapi karena ada masalah di markas, jadi kita simpan ini." Salsa berohiya. Dia tidak takut di racuni oleh David, karena David juga sedang makan makanan yang sama seperti dia.
Uhuk!
David membuka penutup botol dan memberi Salsa minum. "Pelan-pelan," tegur David dengan lembut dan terkekeh. Jantung Salsa berdegup, baru pertama kali David berbicara lembut, dan apa tadi? dia terkekeh karena Salsa. Salsa melongo saat David meminum bekas minuman yang tadi baru ia minum.
"Kok, di minum? itu ' kan bekas gue?"
"Cuma satu air minumnya, kalau gue gak minum ini terus gue mau minum apa?" jawab David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Viloona
Teen FictionGadis yang tak dianggap oleh keluarganya demi orang lain, harus berakhir di dunia. Namun, ia memiliki keinginan untuk melakukan pembalasan dendam. Hingga akhirnya ia merelakan tubuhnya di tempati oleh seorang gadis; gadis berkepribadian ganda. Deng...