Bab 23

559 49 0
                                    

Malam menghampiri bumi, menciptakan suasana dingin ditambah Ara yang sedang menonton film horor menambah kesan horor di malam itu.

"Ck, ini film atau apaan, gak ada seru-serunya," sarkas Ara seraya melempar televisi dengan kacang yang dimakan olehnya.

Tok!
Tok!
Tok!

"Siapa, tu? apa jangan-jangan hantu ya?" tanya Ara saat pintu kamarnya diketok oleh sesorang.

"Aelah, hantu mana ada malam-malam begini, hadeh,ⁿ8" ucapnya asal, Ara bangkit dan membuka pintu. Ia menjadi heran karena tumben Veli--Momnynya datang ke kamarnya.

"Ada apa, Mom?" tanya Ara dengan santai, Veli tersenyum ke arahnya.

"Kita makan, yuk!" Ara menambah heran, kenapa tiba-tiba seperti ini.

"Wah, apa jangan-jangan lo hantu ya?" tanya Ara  dengan waspada. "Dengar yah, gue Aradhera gak akan pernah takut sama lo. Pengecut, beraninya cuma menyerupai orang, apalagi Mommy gue yang lo miripin. Kalau jelek-jelek ajah, gak usah miripin muka lo kayak Mommy gue." Veli menganga mendengar semprotan Ara.

"Ara, ini Mommy." Veli mengusap kepala Ara, Ara menegang, dia pikir itu hantu yang menyerupai Mommynya. Karena Mommynya dengan tidak ada hujan, tidak ada angin, mengajaknya untuk makan malam.

"Ini beneran, Mommy?" tanya Ara sekali lagi, dan dianggukin oleh Veli.

"Iya, Sayang. Kalau gak percaya nih cubit." Veli mengulurkan tangannya, dengan senang hati Ara mencubitnya.

"Aduh," ringis Veli.

Ara menjadi percaya bahwa itu adalah Veli--Mommynya. Dia meminta maaf karena berbicara tidak sopan dengan Veli. Veli tersenyum hangat.

Ara pun menggandeng tangan Mommynya turun kebawah untuk makan malam. Setibanya di ruang makan. Mereka menjadi heran mengapa mereka berdua bergandengan tangan seperti itu? tapi tidak Aska.

Ara membawa Veli untuk duduk, dan dia pun ikut duduk. Tidak ada yang membuka suara mereka makan dengan lahap. Shiera yang menjadi panas karena melihat adegan harmonis dari Ara dan Veli tadi, membuat dia ingin segera melenyapkan Ara beserta keluarga besarnya.

Setelah makan malam selesai, semua kembali ke kamar masing-masing. Tetapi Shiera menuju ke kamar Angkasa dan kebetulan di sana ada Aska dan Asky yang sedang main game.

"Permisi, Kak, boleh gak aku masuk?" 3A mengangguk. Shiera masuk dan duduk di karpet yang juga duduki oleh 3A.

"Kak, Shiera boleh nanya sesuatu gak?" tanya Shiera.

"Boleh dong, Sayang." ucap Angkasa tanpa menoleh ke Shiera karena sedang fokus dengan gamenya.

"Kalau Shiera ngebalas perbuatan Ara saat dia bullying aku dan hina aku, gimana Kak?" Aska  geram mendengar suara manja Shiera.

"Boleh banget, justru kamu harus ngebala diri, saat dia hina atau apa-apain kamu." Shiera tersenyum bahagia karena ucapan Asky.

'Ck, lo pikir Ara bodoh, kita lihat ajah siapa yang bakal menang dan gue bahkan pantau lo terus,' batin Aska. Setelah mendapat izin, Shiera berlalu dari kamar Angkasa.

Di kamar Ara_

"Gue harus ketemu sama Ara!" gumamnya. " Tapi ..., gimana caranya?" Ara mondar mandir seperti setrika rusak.

Ara mendesah kecewa karena ia tidak menemukan caranya, ketika ia berbalik ia dikejutkan dengan seorang gadis yang memakai gaun putih panjang, dan tersenyum kepadanya.

"A--Ara." Ara gugup melihat Ara asli berdiri tidak jauh darinya.

"Gue, minta maaf ya, karena gue lo jadi kewalahan. Karena gak ngerti sesuatu tentang kehidupan gue," lirihnya.

Transmigrasi Viloona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang