31

684 74 13
                                    

Soobin baru saja duduk di tempatnya. Tiba-tiba si sekretaris kelas datang membawa daftar lomba.

"Nih lomba buat class meeting, semuanya wajib ikut"

"Ikut apa ya?"-Soobin.

"Tarik tambang aja, lu kan gede"

"MAKSUD LO GUA GENDUT?!?!?"-Soobin sambil mengacak pinggang.

"Eee . . . Ga gitu"

"Aku juga daftar?"-Yeonjun.

"Iya"

"Eh, ayo tarik tambang yuk"-Soobin.

"Ayo"-Yeonjun.

"Tadi katanya ga mau"

"Suka-suka lah"-Soobin.

*******

Sementara di sisi lain . . .

"Eh Jen Jen Jen"-Arin berlari sambil menarik tangan Jeno.

"Kenapa?"-Jeno.

"Soobin gandengan bareng anak baru itu"-Arin.

"Iya"-Jeno

"Kok . . ."-Arin.

"Gua dah cape Rin, dia emang Deket banget sama itu anak baru"-Jeno.

"Ya kenapa ga lu putusin aja sih?"-Arin.

"Gua sayang banget Rin sama dia, serius"-Jeno

"Ya terus kenapa lu diem aja kalo Soobin bareng sama anak itu terus?"-Arin.

"Ya gua ga tau lagi"-Jeno.

"Lagian juga mereka kan katanya cuma sahabatan, ya kalo mereka pacaran di belakang gua yaudah"-Jeno.

"Lu ga mau labrak anak itu?"-Arin.

"Nanti aja, kalau ujiannya udah selesai"-Jeno.

"Lu kayaknya ga mau kehilangan Soobin ya?"-Arin sambil menopang dagunya dan menatap Jeno.

"Ga"-Jeno.

"Gua dapetin dia susah njir, ya kali mau gua putusin gitu aja"-Jeno.

"Dih bucin"-Arin.

"Ya dia beda aja gitu dari yang lain"-Jeno.

"Iya iya"-Arin.

"Yakin lu ga mau putusin Soobin?"-Arin.

"Yakin lah, ya kali gua putusin dia gitu aja"-Jeno.

"Ya kalo ga mau diputusin and ga mau dia deket-deket sama yang lain ya minimal jangan percaya cewek itu lah"-Hyuk.

"Eh anjir, kok lu jadi kurang ajar sih?"-Arin.

"Ga usah ikut campur urusan orang ya, lagian lu ga kenal Soobin kan?"-Arin.

"Ga kenal sih, tapi tau aja kalau lu itu mau hancurin hubungannya Jeno sama Soobin kan?"-Hyuk.

"Ga usah kurang ajar lu"-Arin.

"Eh udah, ga usah ribut"-Jeno.

Hyuk menatap Arin dari atas ke bawah.

"Dasar, pho"-Hyuk sambil meninggalkan kelas.

*Tau pho kan?*

"Eh, kok Soobin tadi pagi-pagi banget jalan sama anak baru itu ya? Apa jangan-jangan mereka itu tidur bareng di satu tempat?"-Arin.

"Ah masa? Tapi ya sih, mereka sering banget bareng"-Jeno.

"Inget ya, gua dah pernah bilang kalo Soobin itu bukan anak baik baik, keliatan si dari mukanya. Bapaknya juga keknya ga suka sama lu"-Arin.

"Ah masa sih?"-Jeno.

"Gini ya, orang kayak Soobin nih itu pinter banget bohong. Keliatan dari mukanya kalau dia sering bohong. Ya keliatan juga sih dari aura nya kalau dia itu sering banget main dibelakang"-Arin.

"Siapa tau dia jadi simpanan om om"-Arin.

"Lu tau dari mana dia simpanan om om?"-Jeno

"Yaa . . . Nanti liat aja, ujug-ujug TARAA MAK JRENG"-Arin

"Bisa lah ya Jeno percaya"-Batin Arin

********

Soobin berjalan menuju ruang guru. Dia ada urusan ulangan harian susulan dengan guru bahasa Inggris.

Ketika Soobin sedang mengerjakan soal bahasa Inggrisnya, tiba-tiba ia mendengar sebuah percakapan antara guru ekonomi dengan seseorang. Suaranya tidak asing di telinganya. Kira-kira percakapannya seperti ini.

"Pak, untuk ekonomi bisa kan?"

"Bisa, emang kamu mau nilai berapa sih cantik?"

"100"

"Ah, ketinggian"

"Ya, saya jamin bapak bakal puas"

"Kalau tidak puas?"

"Bapak bisa main sepuasnya pak"

Soobin mendengar percakapan mereka.

"Apaan tuh main sepuasnya? Main PS? Lah gua mau kalo main PS sepuasnya mah"-Soobin

Soobin penasaran. Ia mengintip mereka dari jendela yang gordennya sedikit terbuka. Wajah perempuan itu tidak terlihat karena ia sedang menghadap guru ekonomi tersebut.

"Mau sekarang?" Kata si guru ekonomi.

"Boleh"

"Kalau sekarang saya bisa main lama dong ya"

"Iya dong"

Perempuan itu berbicara sangat menggoda.

"Kita harus cari hotel yang jauh dari sini ya"

Kata si perempuan tersebut.

"Pastinya dong sayang"

Akhirnya mereka berdiri dari tempat masing-masing dan keluar dari ruangan tersebut. Betapa kagetnya Soobin melihat perempuan yang dirangkul oleh guru ekonomi tersebut.

"Hah anjir, itu kan . . ."-Soobin.

New Friend (YEONBIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang