32

639 67 15
                                    

Soobin berjalan sambil cengo. Dia masih tidak menyangka orang yang ia lihat tadi melakukan hal itu demi nilai.

"Bisa bisanya anjir"-Soobin.

"Jadi selama ini . . ."-Soobin

Nyawanya seperti sedang terombang-ambing.

Tin tin

*Ceritanya klakson motor*

"Soobin"-Jeno sambil membuka helmnya.

"Yuk bareng"-Jeno.

"Hah anjir, ga mimpi nih?"-Soobin sambil mengucek matanya.

"Ayo sayang, kalau ga mau ku tinggal nih"-Jeno.

"Ayo"-Soobin.

Soobin menaiki motor Jeno. Ia langsung memeluk perut Jeno dengan erat.

"Eung kangen"-Soobin.

Soobin menyandarkan kepalanya di punggung Jeno.

"Mau makan siang?"-Jeno.

"Mau"-Soobin.

"Ayo"-Jeno

*********

Di tempat makan . . .

"Jeno . . ."-Soobin

"Iya?"-Jeno.

"Kamu percaya sama aku kan?"-Soobin.

Jeno mengangguk sambil memakan mie ayamnya.

"Arin open bo"-Soobin.

Jeno yang mendengarnya langsung tersedak.

"Kamu bercanda kan?"-Jeno.

"Engga, ini beneran"-Soobin.

"Dia nawarin itu ke salah satu guru dengan imbalan nilai sempurna buat dia"-Soobin

Jeno menggebrak meja. Soobin tersentak.

"Aku tau kamu ga suka sama Arin kan? Jadinya kamu fitnah dia gitu"-Jeno.

"Kamu ga suka sama dia karena aku sering ga punya waktu buat kamu kan? Makanya kamu fitnah dia"-Jeno.

"Aku ga fitnah"-Soobin.

"Percaya"-Jeno.

"Percaya kalau kamu yang open bo"-Jeno.

"Kamu ga percaya?"-Soobin.

"Ga"-Jeno.

"Bin, Arin itu anaknya jujur. Dia ga bakalan ngelakuin hal yang ga pantas kayak gitu"-Jeno.

"Ga kayak kamu, kamu aja sering main sama anak baru itu kan? Sering main sama om², sering main di belakang aku"-Jeno.

"Kamu tau dari mana?"-Soobin.

"Arin, dia kasih tau aku kalau kamu emang bukan anak baik² dan kamu sering bohong kan"-Jeno

"Jen . . ."-Soobin mengepalkan tangannya. Matanya sudah berkaca-kaca

"Jadi kamu lebih percaya Arin dari pada aku?"-Soobin.

"Ya jelas"-Jeno.

Soobin berdiri dan menyiramkan minumannya kepada Jeno.

"Kita putus! Pacaran aja sana sama Arin"-Soobin.

Soobin meninggalkan Jeno sendirian disana.

"Lah . . ."-Jeno.

"Dek? Gapapa?"-Abang mie ayam.

"Gapapa, saya yang salah kok"-Jeno.

"Nih bang saya bayar ya"-Jeno sambil mengeluarkan uang seratus ribu.

"Kembaliannya ambil aja, saya mau ngejar pacar saya soalnya bang"-Jeno.

"Moga sukses ye"-Abang mie ayam.

Jeno mencari kemana Soobin. Ia merasa sangat bersalah kepada Soobin.

"Aduh dosa apa gua sampe Soobin minta putus gitu"-Jeno.

********
Soobin sangat kesal. Dia sangat kesal karena Jeno yang lebih percaya Arin. Saking kesalnya, kucing lewat pun ia marahi.

"Ah, kesel banget"-Soobin.

"Giliran sama Arin aja percaya, kok sama gua ga pernah percaya sih?"-Soobin

"Padahal Arin yang fitnah gua"-Soobin

Mata Soobin tertuju pada mangga yang sangat kuning dan matang.

"Ga ada orang kali ya"-Soobin.

Soobin mengambil batu dan melemparnya ke pohon mangga tersebut.

"Aaah, susah"-Soobin sambil mengerucutkan bibirnya.

"Butuh bantuan?"-Yeonjun.

Soobin mengangguk.

"Naik"-Yeonjun

Yeonjun berjongkok di depan Soobin agar Soobin bisa naik ke punggungnya dan mengambil mangga. Soobin pun naik ke punggung Yeonjun.

"Majuan dong"-Soobin.

Yeonjun menurut.

"Eh ngerujak bareng yuk"-Soobin.

"Ayo"-Yeonjun berkata sambil menahan berat

"Segini cukup ga?"-Soobin sambil menunjukkan 3 mangga yang sangat matang.

"Heem"-Yeonjun.

"Udah belum?"-Yeonjun.

"Satu lagi"-Soobin.

Soobin mengambil satu mangga lagi. Tiba-tiba keseimbangan yeonjun hilang. Jatuhlah mereka dengan Soobin menindih tubuh Yeonjun.

"Apa ini empuk banget"-Soobin.

Mereka jatuhnya tidak berhadapan. Karena kalau berhadapan mustahil. Soobin jatuh menghadap selangkangan Yeonjun. Begitu juga sebaliknya.

"Ih ini apaan? Tus"-Soobin sambil menyentuh anunya Yeonjun dari luar.

Ting . . .

Juniornya bergerak berdiri.

"Ih gemas"-Soobin.

"Lagi lagi, Tus"-Soobin sambil mengulang perlakuannya tadi.

"Eh Soobin"-Yeonjun.

"Berat"-Yeonjun.

Soobin bangkit lalu menghadap Yeonjun yang masih terlentang sambil mengacak pinggang.

"Maksudnya aku gendut?"-Soobin sambil mengerucutkan bibirnya.

"Eh engga kok"-Yeonjun.

"Bohong"-Soobin.

"Ga bohong kok aku, hehe"-Yeonjun.

"Eum bagus"-Soobin.

"Sebenarnya iya, tapi ga berani bilangnya. Soalnya dia kalo marah nanti kyubinya muncul"-Batin Yeonjun.

"Ayo ke rumah aku, kita ngerujak"-Soobin

"Ayo"-Yeonjun.

New Friend (YEONBIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang