Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam lebih.Hujan turun dengan derasnya bahkan kadang disertai dengan kilat yang disusul suara petir yang menggelegar.
"Hujan kok gak reda-reda. Padahal udah dari tadi siang" ujar Papa sambil meminum teh hangat yang baru dibuatkan oleh Mama.
"Pa,udah malam tapi kok Ama belum pulang juga ya?"khawatir Mama sembari membuka pintu rumah.
Angin kencang langsung menabrak wajah Mama,membuat rambut wanita berusia di atas empat puluh tahun itu terbang mengikuti terpaan angin kencang."Apa Mama susul aja ya?Perasaan Mama gak enak"
Kak Ama memang belum pulang dari kuliahnya dan ia adalah satu-satunya yang tidak berada di rumah saat ini.
"Jangan Ma,biar Papa yang susul" Papa bangkit dari duduknya tapi Mama segera menghampiri dan kembali menyuruh Papa untuk duduk. "Papa bisa nambah sakit nanti,biar Mama aja"
Papa memang sedang sakit,bahkan tak jarang pria itu masih terbatuk-batuk hingga napasnya memburu.Mama tentu saja tidak mau jika keadaan Papa akan semakin parah.
"Mama sama Papa belum tidur?"
Mama dan Papa lantas menoleh,mendapati sosok si bungsu yang berdiri dengan balutan baju tidur dan juga selimut tebal yang ia pakai untuk mengurangi rasa dinginnya.
"Renza kamu kebangun ya?Papa nyetel tv nya terlalu keras?".Tangan papa langsung beralih mengambil remote dan menurunkan volume televisi agar anaknya tidak terbangun karena ulahnya.
"Enggak kok,bukan karena suara tv.Renza kaget tadi ada suara petir"
Renza berjalan sempoyongan mendekati Papa dan merebahkan dirinya di sofa panjang.Papa dan Mama terkekeh,mungkin Renza sangat mengantuk.Anaknya itu bahkan berjalan dengan kedua mata yang tertutup rapat.
"Gimana Pa? Mama susul Ama aja ya. Kasihan Ama pasti kejebak hujan"
"Tapi Ma,ini udah malam.gak baik Mama keluar malam-malam gini‚mending Papa aja. Lagipula ini hujan deras"
"Papa mau kemana?papa kan masih sakit" Renza tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan menatap manik sang Papa.
"Kakakmu Ren,dia belum pulang‚Mama khawatir.Udah Mama telfon tapi mati"
Renza mengernyitkan dahinya. Kemudian ia teringat siapa yang saat ini tengah Mama dan Papa tunggu kedatangannya. Renza juga mendengar tadi sore jika Kak Ama berpamitan berangkat kuliah."Biar Renza yang susul Kak Ama"
Mama dan Papa melotot kaget‚keduanya saling bertatapan kemudian kembali menatap Renza dengan tatapan tanda tak setuju.
"Gak boleh"
"Ayolah Mama please.Papa kan lagi sakit,kalau Mama kan perempuan gak boleh keluar terlalu malam". Renza dengan segala perkataannya ia gunakan untuk merayu sang Mama dan Papa.
"Mending Papa aja dari pada kamu".ujar Papa masih tak setuju.
"Boleh ya Pa‚ini udah makin malam. Kasihan kak Ama nanti pulangnya hujan-hujanan" mohon Renza.
"Pa‚Ma boleh Yaaa"
"Tapi hati-hati" ucap Mama dengan penuh kekhawatiran.
Mama mana yang tidak khawatir saat anaknya tidak diketahui dengan jelas keadaannya saat ini. Terlebih lagi sekarang dirinya malah tidak bisa memastikan nya sendiri dan malah melibatkan anaknya yang lain.
"Renza jaket nya dipakai,nak!"
"Haduh! Gak sempat Pa! Kasihan Kak Ama nanti nunggu kelamaan!" jawab Renza dari kejauhan.
Benar‚ sudah terlambat.Ketika diizinkan,Renza langsung menyambar payung yang ada didepan rumah lalu berlari menerjang hujan membuat Mama dilanda kekhawatiran. Bagaimana jika terjadi apa-apa dengan Renza diperjalanan? Mengingat jika Renza takut dengan angin kencang apalagi ketika hujan seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat untuk Renza
Jugendliteratur"Lo itu perebut kasih sayang. Setelah Lo lahir gue sama yang lain gak di anggap sama Mama Papa" "Kak,Mama Papa sayang sama Kakak. Mama Papa sayang kita semua,bukan sama Renza doang" Renza, anak laki-laki yang begitu ditunggu - tunggu kehadirannya ol...