🍁 20 - Hal yang Tidak Diduga

795 134 5
                                    


"Danu sialan! Buka pintunya! Gue mau pulang!"

Danu mengabaikan teriakan Renza dan lebih memilih untuk diam sambil menikmati kopi yang baru saja ia buat. Sebenarnya Danu sudah cukup jengkel sebab tak hanya berteriak, tapi Renza juga menggedor-gedor pintu rumah dengan keras.

Meski di anggap biasa saja, lama-lama telinga Danu juga jadi sakit jadi laki-laki itu melangkah mendekati Renza,"Gue bakal anterin Lo pulang dengan syarat Lo harus diem dan gak boleh ngomong apapun soal ini"

"Ogah!gue bisa pulang sendiri!"

"Ren,ini demi gue loh!" ujar Danu drama.

"Gak peduli! Buka pintu sekarang atau gue cekik"

"Cekik aja"

Renza mengangguk lalu mendekati Danu dan mengarahkan kedua tangannya ke arah Danu sedangkan Danu langsung terkejut tidak menyangka jika Renza mengikuti perkataannya.

"Iya-iya gue bukain!"

"Nah gitu dong, lama amat!"

"Ck,pulang sendiri sana!"

"Emang gue mau pulang sendiri,makasih atas tumpangan dan perhatian Lo selama ini,bye gue pulang" tanpa menunggu jawaban Danu,Renza langsung nyelonong pergi begitu saja. Danu hanya diam dia tidak protes dengan kelakuan Renza.

"Dasar keras kepala"

...

"Renza,Lo dimana sih?!" lirih Mbak Manda sambil terus menyusuri jalanan yang ramai. Jam segini, biasanya akan ramai oleh anak yang akan berangkat ke sekolah jadi Mbak Manda berharap ia bisa bertemu dengan Renza saat ini.


"MBAK MANDA AWASS ... !!!"

brakkkk !

Lamunan Mbak Manda buyar waktu sebuah teriakan terdengar di telinganya. Hingga tak lama setelah itu Mbak Manda merasakan jika tubuhnya terdorong dan membentur sebuah tembok dengan keras.

Rasanya sakit,namun ia tidak bisa menjelaskan bagaimana yang ia rasakan. Yang jelas, kepalanya terbentur tembok hingga darah mengucur deras dan membanjiri wajahnya.

Tapi ada satu hal yang membuatnya lebih sakit,Mbak Manda sadar,ia kecelakaan tapi...kenapa banyak orang yang berkerumun di tengah jalan? Bukankah dirinya yang hampir tertabrak bahkan ia terluka cukup parah?

Dengan tertatih Mbak Manda berjalan mendekat ke arah kerumunan itu,berusaha melewati mereka dengan susah payah untuk melihat apa yang ada di tengah kerumunan. Setelah Mbak Manda tahu,kedua lututnya langsung terasa lemah dan tangisnya tak bisa dibendung lagi,Mbak Manda terjatuh putus asa.

"RENZAAA!!!!"

...

"Apa ?! Renza kecelakaan?!" pekik Danu persis seperti para pemeran di sinetron tv.

"Ya"

"Eh,gue tahu ya Lo emang benci sama Renza gegara masalah Lo sama si salsa-salsa itu tapi bukan Lo kan yang nabrak Renza?!" tuding Danu pada seorang laki-laki yang ada dihadapannya.

"Gue ngasih tahu karena gue masih punya belas kasihan! Temen Lo itu ketabrak pas mau nolongin kakaknya!"

"Woy Galih sialan! Lo gak bercanda kan?!"

Malaikat untuk Renza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang