Renza menggeliat malas,hari ini hari Jumat. Sebenarnya Renza lebih membenci hari Senin daripada hari Jumat tapi pelajaran yang ada di hari Jumat juga sama menyebalkannya dengan hari Senin.Renza beralih menatap kucing yang ia rawat satu Minggu yang lalu. Kucing yang sering ia panggil Pus itu kini sudah berubah menjadi kucing bertubuh gemuk yang menggemaskan.
Meski hari-harinya,Renza semakin sering cekcok dengan Kak Ama yang tidak menyukai kucing."Pus, awas. Ini udah pagi,Renza kudu sekolah" Renza mengangkat kucing yang semula tertidur di atas perutnya dan memindahkan kucing itu ke sampingnya.
Kucing berwarna oranye itu tampak mendelik tak suka karena acara tidurnya yang di ganggu oleh sang majikan. Tapi Renza mengabaikan tatapan marah si kucing memilih untuk mengambil handuk dan baju ganti lalu melenggang ke kamar mandi.
Setelah selesai,Renza langsung menuju ke ruang makan dimana semua keluarganya sudah berkumpul di sana.
"Hari ini Papa mau ngomong sesuatu sama kalian. Uhuk uhuk !" Renza menatap sedih ke arah papa yang terlihat kesakitan saat batuk. Sejak tiga hari yang lalu,kondisi papa menurun. Bahkan sudah tiga hari itu juga Papa tidak bekerja karena sakit.
"Sebelum Papa pergi...uhuk ! . Papa mau ngomong sesuatu yang penting."
"Apa itu Pa?" tanya Mbak Manda.
"Mama...tolong rawat anak-anak sendiri,jangan memberikan hak mereka untuk orang lain sesulit apapun keadaan kita. Anak-anak adalah harapan kita di hari tua nanti..."
Mama mendengarkan dan mengangguk menimpali ucapan Papa,"Mbak Manda,bimbing adik-adik kamu, nasihati mereka dengan lembut. Setiap orang punya karakter yang berbeda,maka adik kamu juga sama.
Kamu harus bisa membantu Mama,jangan biarkan Mama menanggung segalanya sendirian.""Kak Ama dan Kak Azi. Jangan pernah berpikir jika Papa tidak menyayangi kalian . Papa menaruh harapan besar pada diri kalian. Kalian sebagai anak kedua,bantu Mbak kalian. Jaga adik kalian nasihati mereka,dengarkan kata-kata Mbak dan juga Mama. Perhatikan bicara kalian,Papa tidak mau jika ada orang yang sakit hati karena ucapan kalian"
"Kak Salsa jangan sampai putus sekolah. Papa gak mau kalau kamu gak kuliah. Kamu harus sama seperti kakak kamu, selesaikan pendidikan yang tinggi. Perhatikan tangan kamu,kamu anak perempuan tidak baik jika mudah bermain tangan."
"Renza,kamu adalah laki-laki satu-satunya di keluarga ini selain papa. Kamu anak laki-laki papa satu-satunya. Lindungi dan jaga Mama sama Kakak kamu. Dengarkan perkataan kakak kamu,jangan berfikir jika mereka membenci kamu."
"Untuk kalian berlima,kalian adalah saudara sedarah. Kalian lahir dari rahim yang sama. Persaudaraan bukan hal yang biasa. Jangan pernah saling bertengkar hanya karena masalah sepele,kalian sudah dewasa sudah bisa membedakan mana yang pantas di perdebatkan dan mana yang tidak. Selesaikan apapun dengan kepala dingin. Papa tidak mau sampai ada kekerasan sedikitpun dari perkataan maupun tindakan."
Mereka berenam mengangguk mendengarkan perkataan Papa. Setelah berkata demikian,Papa tersenyum," Ya sudah,hanya itu yang ingin Papa katakan. Sekarang dimakan"
"Papa nanti mau kerja?" tanya Mbak Manda.
"Iya...nanti ada acara jalan sehat untuk anak-anak jadi Papa akan ditugaskan untuk ikut menjaga mereka." jawab Papa.
"Tapi Papa kan masih sakit,mending Papa istirahat aja dulu" bujuk Kak Azi.
"Papa cuma batuk aja kok ,udah gak sakit. Masa udah dari tiga hari yang lalu papa gak kerja"
"Ya nggak apa-apa,kan papa belum sembuh"
"Papa udah sehat" ujar Papa meyakinkan anak-anaknya.
Mama yang mendengar tersenyum. Anak-anak begitu sangat menyayangi Papa sama seperti mereka menyayangi Mama. Mungkin?
"Oh ya Renza, dimana kucing kamu?" tanya Papa menanyakan kucing kesayangan Renza.
"Masih tidur. Papa mau gendong kucing Renza?"
Papa menggeleng,"Enggak. Papa cuma nanya aja,rawat yang baik ya. Dia juga makhluk hidup yang pantas mendapat kasih sayang juga perlindungan"
"Iya Pa, Pasti Renza rawat,makasih ya Papa udah ngizinin Renza rawat"
"Iya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat untuk Renza
Fiksi Remaja"Lo itu perebut kasih sayang. Setelah Lo lahir gue sama yang lain gak di anggap sama Mama Papa" "Kak,Mama Papa sayang sama Kakak. Mama Papa sayang kita semua,bukan sama Renza doang" Renza, anak laki-laki yang begitu ditunggu - tunggu kehadirannya ol...