🍁 28 - Renza dan Saudara

689 118 1
                                    


Renza menyembulkan kepalanya di kelas 12-B,kelas milik Kak Salsa.
Kelas ini kosong,tidak ada siapapun di sana. Renza berjalan mendekati beberapa anak perempuan kelas 12,bermaksud bertanya dimana kakaknya sekarang.

"Misi kak,lihat Kak Salsa nggak?" tanya Renza dengan sopan pada tiga perempuan yang sibuk memoleskan make up di wajahnya.

"Nyari Salsa?" tanya salah satu dari mereka dan di angguki Renza.

"Dari pada nyariin Salsa mending nyariin kita,ya nggak?" ketiga perempuan itu tersenyum puas ketika berhasil menggoda adik kelas di depan mereka.

"Seriusan kak, lihat nggak?kalau enggak ya udah"

"Gue lihat, tapi apa yang bakalan gue dapet kalau gue kasih tahu?"

"Gak perlu. Gue bisa nyari sendiri"

"Oke Lo bener,tadi gue lihat dia jalan sama Pak Rohman ke halaman belakang. Keknya di suruh nyapu atau kerja gue gak tahu"

"Loh kok gitu?"

"Kakak Lo ngalamun tadi"

"Ya udah,maksih kak."

"Iya! Kapan-kapan jalan sama gue yuk!!" teriak mereka ketika Renza sudah berjalan menjauh.

...

Info dari ketiga perempuan yang asyik berdandan di luar kelas itu benar adanya. Sesampainya di halaman belakang,Renza melihat kakaknya tengah membuang sampah. Sepertinya kakaknya sudah selesai menyapu dan tinggal membuang sampah terakhirnya.

"Kak!" Kak Salsa menoleh,mendapati Renza yang berjalan mendekatinya dengan kantong plastik di tangannya.

"Ngapain ke sini?"

"Udah selesai kak?" bukannya menjawab,Renza justru bertanya.

"Udah" jawab Kak Salsa jujur,memang sih,halaman belakang menjadi bersih sekarang.

"Kak,nih Renza beliin minum sama makanan. Dimakan ya, ntar sakit perut" Renza berujar sambil memberikan kantong plastik itu namun Kak Salsa masih diam tanpa merespon.

"Apa itu?"

"Cuman nasi, lauknya juga cuman telur dadar abis itu sama air mineral. Renza cuman mampu beli itu" jelas si bungsu.

"Dapat uang dari mana?"

"Kita mau interview ya?masa Renza di tanya mulu kayak abis maling ayam!"

"Tinggal di jawab juga"

"Itu uang yang Renza kumpulin. Udah! Keburu bel!"

"Lo,gak makan?"

"Renza udah makan. Buruan dimakan,kata Mama kak Salsa gak boleh telat makan" nasihat Renza.

"Ya udah temenin gue disini"

Hendak menolak sebenarnya,tapi jika di lihat dari tatapan matanya,kak salsa memaksa Renza agar menemaninya sekarang . Dan dengan terpaksa Renza mengikuti Kak Salsa yang berjalan ke arah bawah pohon mangga yang rindang .

"Cepetan,makan berdua" ujar Kak Salsa setelah membuka nasi bungkus itu namun Renza menggeleng.

"Maaf ya kak,cuman itu yang bisa Renza beli"

"Gue gak minta Lo buat minta maaf,gue minta Lo buat makan" tegas Kak Salsa.

"Enggak,nanti aja"

"Lo yang bilang kan,kalau sehat itu harganya lebih mahal dari apapun. Jadi sekarang makan. Lo pikir cuma gue yang gak boleh telat makan?"

"Tapi seriusan Renza udah makan"

"Lo pembohong yang hebat, gak usah banyak bacot. Makan sendiri atau gue yang paksa nih makanan masuk ke mulut Lo!"

Malaikat untuk Renza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang