🍁 32 - Yang Sebenarnya Terjadi

718 113 6
                                    


"Azi...?"

Gumam Kak Ama ketika melihat nama yang tertera di layar handphone. Memilih jawab,Kak Ama memposisikan handphonenya si samping telinga.

"Selamat sore"

"Iya, Selamat sore" — Kak Ama menjawab heran,suara siapa ini?

"Dengan saudara Ama ?"

"Iya ini saya. Maaf ini siapa ya?"

"Kami dari Rumah Sakit Alfisa Medika"

"R-rumah sakit?"

"Saudara Azi mengalami kecelakaan—

Kak Ama lantas menutup teleponnya tak percaya. Azi,saudara kembarnya mengalami kecelakaan? Kak Ama terduduk di lantai dengan isak putus asanya.

"Azi...,hiks" Kak Ama menggeleng tak percaya, kenapa takdir seperti ini harus menimpa keluarganya ? Tatapan Kak Ama kini beralih ke si bungsu yang masih memejamkan matanya.

"Inikah arti sakit kamu,Ren? Kenapa justru kamu yang merasakan? Aku,kenapa bukan aku yang ngerasain sakitnya ?" tangis perempuan 21 tahun itu semakin menjadi. Ia bangkit dan meraih telapak tangan si bungsu lalu ia genggam erat.

Kak Ama kalut,kenapa harus Renza yang merasakan ? Kenapa bukan dirinya? Kak Ama adalah saudara kembar Kak Azi dimana mereka telah bersama sejak masih di rahim sang Mama.Tapi kenapa harus Renza ?

Apakah karena si bungsu begitu menyayangi Kak Azi melebihi dirinya ? Apakah Kak Ama adalah kakak yang buruk hingga tak dapat merasakan apa yang saudaranya rasakan ? Bahkan saudara kembarnya?

Kak Ama mengusap air matanya dengan kasar lalu mengambil handphonenya dan mencari nama 'Mbak Manda' disana.

...

Disisi lain,Kak Salsa usai dengan les tambahannya. Ia berjalan menuju parkiran sepeda,tempat ia meletakkan sepedanya disana.Namun Kak Salsa di buat terkejut karena sepedanya ada di bawah pohon yang letakknya di samping parkiran.

"Siapa sih yang make sepedanya? Gak tanggung jawab banget. Masa nggak dibalikin" kesalnya.

Kak Salsa mengambil sepedanya dan menuntunnya keluar parkiran. Ia kira sepedanya hanya di pinjam, namun ia salah.

"Kenapa bannya kempes?"

Mungkin kalian menebak ini perbuatan anak-anak yang membenci Kak Salsa. Tapi bukan. Memang,tadi ada anak yang meminjam sepedanya hanya sekedar untuk main-main. Tapi ban kempes itu tak ada sangkut pautnya dengan siapapun.

Menghela nafas,Kak Salsa menuntun sepedanya pasrah. Mau mengisi angin dimana? Ia tidak memiliki uang walaupun seribu rupiah.

"Sampai rumah jam berapa, coba" gumamnya.

Ting !

Kak Salsa mengambil handphonenya yang ada di saku seragam,melihat siapa yang mengirim pesan.

Mbak Manda
Kamu dimana?

You
Di jalan,kenapa Mbak?

Mbak Manda
Hati-hati.
Langsung pulang temani Renza

You
Iya
Emang kenapa Renza?

Mbak Manda
Gak kenapa-napa.
Mbak sama yang lain nggak ada di rumah, kamu hati-hati

You
Iya Mbak

Kak Salsa memilih untuk memasukkan handphonenya ke dalam tas dan mulai berjalan kembali dengan langkah yang ia percepat. Kadang perempuan itu juga setengah berlari agar ia lebih cepat sampai di rumah.

Malaikat untuk Renza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang