🍁 21- Bangkai yang Akhirnya Tercium

848 136 4
                                    


"RENZA BANGSAT ! LO KENAPA BISA SAMPE BEGITU HAH?!"

...

Setelah perkataan Danu yang begitu tidak enak untuk didengar memenuhi ruangan,sekarang justru ada Danu yang berdiri dengan memberikan tausiyah untuk Renza.

Lagipula, sebenernya Danu juga cukup aneh menjerumus bodoh. Kenapa dia berteriak sekeras itu di rumah sakit?

Mama hanya diam sambil menahan senyumnya ketika melihat betapa khawatirnya Danu dan wajah Renza yang polos hanya mengangguk dan tersenyum cengengesan.

"Lagian udah gue bilang, jangan pulang dulu dari rumah gue. Ngeyel sih!"

"Tunggu,dari rumah kamu? Bukannya nak Danu bilang kalau nak Danu gak tahu ya dimana Renza?" bingung Mama.

Danu rasa...sekarang sudah saat nya.

"Maaf ya Tante,saya tuh bohong. Sebenarnya saya yang nyembunyiin Renza dan saya juga sih yang ngerawat dia"

"K-kenapa?kenapa nak Danu gak ngasih tahu saya?nak Danu tahu kan seberapa khawatir nya saya?"

"Tante juga gak tahu kan? seberapa khawatirnya saya waktu ngebawa Renza dengan keadaan setengah mati?—

"Nu," Renza berusaha menghentikan ucapan Danu tapi justru sentakan yang ia dapat.

"Diem deh Ren,Lo dengerin aja"

"Ta—

"Gini ya Tante,Tante harus tahu kalau anak Tante atas nama salsa itu udah melakukan kebohongan besar dalam hidupnya dan juga menjual nama baik seseorang." Danu berujar bangga apalagi ketika Mama dan Kak Azi tampak terkejut.

"Maksud kamu apa nak?"

"Salsa itu enggak di perk*sa. Tapi cuma pura-pura aja dan ngejual nama Renza" jawab Danu enteng.

"I-itu gak mungkin" suara Mama terdengar gemetar.

Danu hanya mengangkat bahunya asal lalu merogoh kantong celananya, mengeluarkan sebuah handphone.

"

Hh,gue gak mau tahu pokoknya Lo harus tutup mulut tentang hal itu dan awas aja kalau lo berani bocorin itu ke orang lain!"

"Emang apa yang bisa gue dapat kalau gue ngikutin kata-kata Lo? Uang? Gue dah kaya?mobil ? Gue punya? Apaan?"

"Tenang,gue gak ngerendahin ekonomi Lo. Gue cuma ngerendahin akhlak Lo. Perempuan padahal tapi hati Lo lebih bejat daripada laki-laki yang ngehamilin tanpa tanggung jawab!"

"Tau apa Lo soal hidup gue!"

"Semuanya gue tahu. Lo iri sama Renza,Lo mau ngebunuh Renza,Lo berniat bikin Renza dibenci semua orang,Lo mau Renza pergi dari rumah. Semuanya gue tahu"

"Iya,semua itu bener. Puas Lo?!

"Puas"

"Lo—

" kita lihat,sejauh mana Lo bisa berlindung dibalik drama Lo dan sejauh mana Lo bisa berpura-pura."

"Sialan ! Lo ngancem gue?!"

(Lihat chapter 17 ya pren )


Mama terduduk lemas,tak kuasa mendengar sebuah kebenaran yang kini tersaji dijadikannya.

Malaikat untuk Renza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang