🍁 06-Kucing Kurus Keinginan Renza

876 146 18
                                    


Mama tampak duduk di sofa ruang tamu sambil memijit hidungnya. Wanita dengan usia yang hampir memasuki kepala lima itu terlihat lelah dan mengusap peluh yang bercucuran di dahinya.

Air matanya turun secara perlahan mengingat kejadian yang ia alami siang tadi.

"Pekerjaan ibu tadi membuat saya hampir saja kehilangan pelanggan. Dan maaf saya tidak bisa bertoleransi lagi"

Mama dipecat dari pabrik tempatnya bekerja. Meskipun kata-kata yang di ucapkan oleh Papa beberapa menit yang lalu bertujuan menghiburnya,tetap saja Mama sangat merasa tidak baik-baik saja.

"Mama bisa menjahit pakaian dirumah, untuk urusan pekerjaan biar Papa yang akan mencari sampingan"

"Assalamualaikum..."

Mama mengusap air matanya dengan kasar dan langsung bangkit dari duduknya untuk menyambut putrinya yang baru pulang dari sekolah.

"Mama udah pulang?"

"Udah, kamu gak bareng sama Renza?"

Kak Salsa menghela nafas,Renza lagi. Tidak bisakah Mama bertanya mengenai dirinya terlebih dahulu ? Kenapa setiap kali bersama,Mama akan selalu membahas Renza,Renza, Renza dan Renza .

"Renza belum pulang" jawab Kak Salsa acuh.

"Kamu kenapa gak bareng aja sama Renza? Kasihan dia kalau harus jalan kaki sendiri begitu" kata Mama sambil menyelipkan anak rambut Kak Salsa ke belakang telinganya.

"Biarin aja sih Ma,lagian Renza itu cowok! Masa jalan gitu aja gak boleh. Gak usah terlalu di manja deh"

Mama hanya mengangguk sambil tersenyum, "Ya sudah,kamu langsung ganti baju, istirahat ya"

"Hm"

"Mama sama sekali gak pernah membedakan kamu dengan siapapun Nak...bagi Mama kalian semua itu sama di mata Mama,maafin Mama kalau belum bisa buat kalian bahagia"

...

"RENZAAAA !!!"

Kak Ama menghampiri Renza yang tengah berjongkok di belakang rumah dengan seekor anak kucing yang tampak asing di matanya.

"Kucing siapa itu?!" tanya Kak Ama sarkas. Kak Ama adalah satu-satunya orang di rumah ini yang tidak menyukai kucing. Bahkan kakaknya yang berusia 21 tahun itu bisa bersin-bersin karena alergi.

"Kucing buangan kak. Renza rawat ya, kasihan..." pinta Renza sambil mengangkat anak kucing yang kurus itu.

"Gak usah! Kucing kurus, kotor,jijik! Gue gak suka!"

Tuh kan, sia-sia Renza meminta izin dengan raut wajah yang ia buat seimut-imutnya agar kakaknya mengizinkannya untuk merawat kucing ini.

"Tapi kasihan kak..."

"Gue bilang enggak ya enggak ! Buang sekarang atau gue yang bakal buang kucing itu !" Kak Ama berujar dengan meninggikan suaranya. Renza yang masih berjongkok dengan kucing di gendongannya menggerutu tidak terima.

"Pokoknya Renza mau rawat ini!"

"Buang Renza..."

"Enggak !"

"Gue bilang buang !"

"Gak mau !"

"Cepet!"

"Gak boleh !"

"JANGAN BERTENGKAR DI LUAR !"
Mbak Manda yang melihat kedua adiknya bertengkar itu berteriak dari arah pintu dapur dengan kesal. Pasalnya dua orang yang termasuk dewasa itu bahkan dengan tidak tahu malunya bertengkar karena seekor anak kucing buangan yang kurus dan bau.

Malaikat untuk Renza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang