Siapa yang mengira jika ucapan Kak Salsa tempo hari di anggap biasa saja oleh Renza? Nyatanya tidak sama sekali. Renza akhir-akhir ini menjadi pendiam dan jarang berinteraksi dengan teman di sekolahnya.Ini sudah dua hari setelah kejadian itu dan sejak dua hari itulah Renza benar-benar berubah di mata semua orang.
"Renza,ayo makan" ajak Kak Ama namun dengan nada biasanya.
"Makan kakak aja,Renza gak nafsu"
Renza itu hanya lelah,bukan membenci. Renza itu tetap manusia biasa yang pasti bisa merasakan lelah. Apalagi setelah perjuangan berat yang ia lakukan justru di anggap sampah oleh orang lain.
"Renza" panggil Mbak Manda pada Renza yang baru saja masuk rumah sambil menggendong kucing kesayangannya.
"Kamu jangan main kucing terus, sana kamu bantuin Kak Ama di kebun"
Renza hanya mengangguk lalu menuju ke halaman belakang masih sambil membawa kucing di gendongannya. Mbak Manda hanya menatap Renza sendu, perubahan Renza adalah hal yang paling tidak Mbak Manda sukai.
"Beban keluarga datang nih" ujar Kak Azi ketika Renza mendekati mereka dengan nada main-main tapi respon yang Renza berikan membuat mereka semua terdiam.
"Kalau Renza beban keluarga,terus kalian apa? Pembawa sial?"
"Renza ! Jaga omongan Lo ya! Kami itu kakak Lo,sopan dikit kek!" sentak Kak Ama marah. Bahkan posisi kak Ama yang awalnya tengah berjongkok kini berdiri dan menatap Renza nyalang.
"Kalian nganggap Renza adik? Renza kira kalian nganggap Renza perebut kebahagiaan" sindir si bungsu lagi.
"Renza Lo jangan nambahin masalah deh" sinis Kak Salsa sambil melemparkan tanah ke sembarang tempat.
"Gak bisa kak, selamanya apa yang Renza lakuin itu seperti masalah bagi kalian" jawab Renza tenang.
"Renza !" bentak Mbak Manda.
"Renza harus bantu apa?" ujar Renza mengalihkan pembicaraan.
Mereka semua diam dan berhenti menatap Renza . Memilih melanjutkan pekerjaan masing-masing dan Renza dengan dengusannya melangkah masuk kembali ke dalam rumah.
"Kenapa Renza berubah kayak gitu?" tanya Mbak Manda kepada adik-adiknya tapi mereka semua kompak menggelengkan.
"Salsa,kamu ada masalah ya sama Renza?" Mbak Manda kembali bertanya dengan lembut namun Kak Salsa langsung menatap Mbak Manda dengan tatapan tak suka.
"Jadi,menurut Mbak aku yang ngebuat Renza kayak gitu?!" tanya Kak Salsa tak terima.
Mbak Manda jelas tahu jika kedua adik bungsunya itu lebih sering terlibat masalah. Masalah yang kecil tapi selalu menimbulkan efek yang besar bagi persaudaraan mereka.
"Mbak gak bilang kayak gitu,Mbak cuma nanya"
"Sama aja! Mbak ngeraguin aku! Asal Mbak tahu ya,dia berubah karena keinginan sendiri ! Kenapa Mbak nuduh aku?!" jawab Kak Salsa.
"Salsa,gak ada yang ngajarin Lo buat bentak yang lebih tua" sela Kak Azi di anggukki oleh Kak Ama.
"Terserah! Pokoknya bukan aku! Lagian bagus juga dia diem kayak gitu dari pada ganggu tiap hari!"
"Salsa denger ya! Semakin Lo ngehindarin pertanyaan,semakin gue curiga Lo penyebab perubahan sifat Renza akhir-akhir ini!" Kak Ama berteriak membuat Kak Salsa meneteskan air matanya perlahan.
Selama ia hidup,tidak satupun dari anggota keluarganya pernah membentak nya. Dan kini,Kak Ama dengan suara kerasnya membentak dirinya hanya karena seorang Renza? Ini tidak bisa di biarkan.
"Kenapa ? Kenapa emang kalau aku penyebabnya?! Kakak gak suka?!" sentak Kak Salsa disela tangisnya.
"Iya ! Gue gak suka ! Gue lebih suka Renza yang dulu daripada dia yang sekarang! Kenapa gue gak suka? Karena gue sayang sama dia!" Kak Ama berkata dengan nada membentak membuat badan Kak Salsa bergetar perlahan.
Mbak Manda melerai dan langsung merengkuh tubuh bergetar Kak Salsa bermaksud menenangkannya.
"Lo pikir,selama ini gue benci sama Renza sampai gue gak akan peduli,iya?! Lo pikir gitu?! Lo salah,gue rela ngelakuin apapun buat Renza sekalipun itu nyawa gue"
Deg
Kak Salsa baru saja menyadari,jika semua orang menyayangi adik bungsunya dan rela menyalahkan dirinya.
"Ama kontrol emosi kamu" tegas Mbak Manda tapi tiba-tiba Kak Ama malah tersenyum sinis menatap kakak tertuanya itu.
"Gak bisa. Selama itu berhubungan sama Renza maka gak akan pernah bisa." Kak Ama berjalan memasuki rumah setelah sebelumnya ia memberikan tatapan tajam yang berarti peringatan untuk Kak Salsa.
"Salsa,kamu masuk dan tenangin diri kamu. Jangan terbawa emosi" ucap Mbak Manda sambil mengusap pundak Kak Salsa . Kak Salsa tidak menjawab dan langsung masuk sesuai perintah Mbak Manda.
"Azi,tolong pantau mereka. Jangan sampai Mama tahu masalah ini" ujar Mbak Manda karena Mbak Manda tahu jika hanya Kak Azi yang memiliki kepribadian yang tenang selain dirinya dan Mama.
"Terlambat. Mama udah tahu bahkan sebelum kita menyadari ini" jawaban Kak Azi sukses membuat Mbak Manda terdiam seribu bahasa.
"Kamu bercanda kan?"
Kak Azi menggeleng, " kemarin Mama manggil aku terus Mama tanya ada masalah apa sama Renza tapi aku cuma jawab kalau Renza lagi capek. Asal Mbak tahu,Renza juga cuek ke mama ,ya walaupun gak secuek sama kita"
Mbak Manda mengusak rambutnya kasar dan menghela nafas panjang. Apa yang harus ia lakukan jika sudah seperti ini.
"Mbak mau cari Renza"
Tangan Mbak Manda dicekal oleh Kak Azi membuat perempuan berusia 24 tahun itu menatap adik ketiganya.
"Renza gak akan mau dengerin kita Mbak,dia itu capek"
"Maksud kamu?"
"Renza berubah karena kita. Dia udah capek sama kita yang selalu cuek sama dia,kita yang selalu ngatain dia"
"Mbak tahu,Mbak harus ngomong yang jelas dulu sama Renza"
"Mbak mau ngancam dia?"
Mbak Manda menggeleng, " Mbak bukan Ama yang selalu mengancam"Memang benar, Kak Ama selalu menang di atas Renza hanya dengan sebuah ancaman yang akan ia wujudkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat untuk Renza
Ficção Adolescente"Lo itu perebut kasih sayang. Setelah Lo lahir gue sama yang lain gak di anggap sama Mama Papa" "Kak,Mama Papa sayang sama Kakak. Mama Papa sayang kita semua,bukan sama Renza doang" Renza, anak laki-laki yang begitu ditunggu - tunggu kehadirannya ol...