"Biar saya yang bayar administrasinya,Tante"Mama dan Mbak Manda kompak menoleh, menatap seorang anak laki-laki berparas tampan yang tengah tersenyum ramah pada mereka.
"Kamu,kamu siapa ya?" tanya Mama sembari berdiri dan anak laki-laki itu langsung mencium tangan Mama.
"Kenalin,Tante. Nama saya Galih. Saya kakak kelasnya Renza di sekolah" jawab Galih sopan.
"Iya,maksud saya kenapa nak Galih ingin membayarkan administrasi anak saya? Saya tidak bisa mengembalikan uang itu nantinya" ujar Mama.
"Loh,saya tidak meminjamkan. Tapi saya membayarkannya tanpa harus Tante kembalikan" ujar Galih membuat Mama menggeleng.
"Jangan nak,mending uang itu kamu gunakan untuk keperluan kamu saja. Terima kasih sebelumnya."
"Gak papa,Tante. Hitung-hitung ucapan terima kasih saya,karena selama ini Renza sering bantuin saya"
"Tapi saya mohon jangan ya,nak"
"Maaf Tante,tapi sudah saya bayarkan"
...
"Halo,Renza. Gimana kabar Lo?" Galih masuk ke ruangan setelah ia mengatakan semuanya kepada Mama. Mama tentu saja mengizinkan Galih untuk masuk karena Mama menganggap jika ia memiliki hutang budi kepada Galih.
"Mau apa Lo?" sinis Renza,ia masih belum bisa melupakan jika laki-laki dihadapannya ini adalah orang yang pernah menampar kak Salsa dihadapan orang banyak.
"Mau nengokin Lo lah," ujarnya santai lalu memukul pelan kening Renza yang diperban.
"Aw! Sakit goblok!" Renza memukul tangan Galih dengan keras.
"Jangan maki-maki gue,bangsat!"
"Siapa Lo ngatur-ngatur hidup gue?!"
"Lo punya hutang budi sama gue!"
"Cih!sejak kapan gue punya hutang budi sama Lo!"
"Sejak gue bayarin semua administrasi Lo di rumah sakit ini." Renza terdiam lalu tertawa sinis.
"Jangan ngada-ngada deh,Lo pikir gue percaya"
"Sayang sekali gue gak bohong. Dan jangan Lo pikir semua ini gratis"
"Gue gak minta dibayarin ya! Kalau Lo mau manfaatin orang,Lo salah ! Gak ada yang bisa Lo ambil dari gue!"
"Ada"
"Apaan?!gue gak punya apa-apa!"
"Kakak Lo"
Renza tercekat lalu menatap Galih dengan tatapan tak percayanya. Apa-apaan ini?!
"Gue suka sama kakak Lo,dan deketin gue sama dia"
"Setelah Lo nampar dia dan mempermalukan di tempat umum,Lo mau deketin lagi? Brengsek Lo!" kesal Renza. Hei, Kak Salsa itu kakaknya jadi bagaimanapun juga Renza tidak akan rela.
"Emang menurut Lo gue suka sama Salsa?" tanya Galih,dengan alis yang dinaikkan membuat Renza makin kesal.
"Ya emang siapa?! Lo kan dulu pacar kakak gue,gak mungkin juga Lo suka sama gue!" celutuk Renza.
"Gue gak suka Salsa,gue juga gak suka sama Lo. "
"Terus?"
"Azi"
"Apa?!"
"Iya,gue suka sama kakak Lo yang namanya Azi" jawab Galih dengan cengiran lebarnya tak memperdulikan Renza yang melongo tak percaya.
"Lo ninggalin Kak Salsa,terus Lo deketin Kak Azi?! Maksud Lo gimana?! Jangan-jangan Lo deketin Kak Azi cuma mau manas-manasin Kak Salsa ?!" Renza merundung Galih dengan bertubi-tubi pertanyaan.
"Sayang sekali,dugaan Lo salah. Gue udah suka sama Azi dari pertama dia nganterin Salsa waktu kelas 10. Gue juga lagi caper sama calon mertua dengan bayar administrasi Lo"
"Heh panjul ! Panggil dia Kak! Lo lebih muda !"
"Tapi dia bakal jadi istri gue, gimana dong?"
"Lo bakal nyakitin perasaan Kak Salsa" ujar Renza dengan nada mengingatkan. Renza tidak mau jika Kak Salsa akan merasa tidak mendapatkan keadilan.
"Kenapa juga? Dia cuman mantan. Lagian gue macarin dia karena mau tahu tentang Azi. Kalau masalah Salsa sakit hati,itu urusan dia. Mau dia nangis kek, intinya gue sayang sama Azi dan seratus persen gue bisa nikahin dia" ujar Galih yakin.
"Halah! Itu cuman alasan Lo doang! Lo cuman mau balas dendam sama Kak Salsa kan?Lo cuma mau bikin kak Salsa makin sakit hati kan?!"
"Salsa pantas dapetin semua itu. Nyatanya hidup emang gak adil. Kalau takdir udah ngomong,manusia bisa apa?"
"Gue gak yakin sama Lo,dan kalau Lo apa-apain kakak gue,habis Lo sama gue"
"Sayangnya gue gak main-main dan gue pastikan Lo jadi adik ipar gue,bye adik ipar" kata Galih sambil melangkah keluar meninggalkan Renza yang mengusak rambutnya kasar.
"Sejak kapan Bang Galih jadi gila?"
...
"Renza kamu sudah diperbolehkan pulang hari ini" ujar Mama bahagia sambil mendekati Renza yang masih melongo memikirkan ucapan Galih tadi.
"Renza..." Mama mengayunkan tangannya di depan Renza yang membuat Renza terkejut.
"Eh,Mama. Ada apa ma?"
"Ngelamun. Hari ini kamu udah boleh pulang" ujar Mama mengulang perkataannya.
"Alhamdulillah, akhirnya Renza pulang juga. Pusing Renza kalau nyium bau obat gini"
"Ya udah,Mama beresin barang dulu ya"
"Renza bantu"
"Enggak usah, barangnya juga nggak banyak kok. Kamu duduk aja,terus kabarin Kak Ama biar nanti bantuin kita pulangnya"
"Kak Salsa mana?"
Mama yang tengah menata baju ke dalam tas,kini menghentikan kegiatannya dan beralih ke Renza yang masih sibuk mengetikkan pesan untuk kakaknya.
"Kamu sayang sama Kak Salsa?" tanya Mama sembari bangkit ke hadapan Renza.
Renza menyimpan handphonenya, "sayang"
"Kamu gak marah sama Kak Salsa?"
"Marah. Renza jelas marah sama kak Salsa, mungkin kalau Renza enggak sakit Renza juga bakal lemparin muka kak Salsa pake bantal"
"Kenapa kamu masih sayang sama kak Salsa?"
"Gak ada alasan buat Renza benci kan? Kak Salsa itu tetep kakak Renza. Renza tahu kok,Ma. Kak Salsa juga pasti sayang sama Renza. Kak Salsa bakal bilang gitu suatu saat" jawabnya penuh harap.
"Semoga apa yang kamu harapkan menjadi kenyataan nak,"
"Tapi..."
"Tapi apa?"
"Kapan Kak Salsa mau nganggap Renza adik,dan kapan kak Salsa bakal meluk Renza?"
Mama meneteskan air matanya perlahan, menurut Mama,ini sangat menyakitkan. Renza adalah si kuat yang sesungguhnya. Bertahan dengan batin yang terus ditekan dan penuh ketidakadilan.
"Kak Salsa sayang sama kamu" ujar Mama.
...Coba kalian bayangin kalau jadi salsa. mantannya bakal jadi kakak ipar.
Mungkin ini sejenis karma lanjutan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat untuk Renza
Подростковая литература"Lo itu perebut kasih sayang. Setelah Lo lahir gue sama yang lain gak di anggap sama Mama Papa" "Kak,Mama Papa sayang sama Kakak. Mama Papa sayang kita semua,bukan sama Renza doang" Renza, anak laki-laki yang begitu ditunggu - tunggu kehadirannya ol...