🍁 36 - Kebersamaan

687 106 2
                                    


"A-aku, aku lumpuh?! Ini nggak mungkin!!!"

Mama menggeleng sembari mengusap punggung Kak Azi untuk menenangkan perempuan itu. Kak Azi divonis lumpuh untuk sementara,namun hal itu tak menutup kesedihan yang di rasakan keluarga.

Tulang kaki Kak Azi patah akibat terlindas sepeda motor waktu itu. "aku gak berguna,aku gak bisa apa-apa!" jerit perempuan itu frustasi.

"Azi kamu jangan ngomong begitu! Ini hanya sementara nak,kamu pasti akan sembuh" ucap Mama meyakinkan.

"Kalau enggak?! Aku gak bisa jalan !"

"Azi, Mbak tahu kamu sedih ,kami semua juga sedih. Tapi kamu jangan kayak gitu. Tetap optimis,kamu pasti sembuh." kata Mbak Manda.

Mama memeluk Kak Azi iba, jika takdir sudah seperti ini apa yang bisa mereka lakukan?

"Kita pulang ya"

...

"Kak, kakak lihat gak anak yang duduk di sana?" tanya Renza sembari mengarahkan pandangannya ke objek yang di maksud.

"Itu? Dia kan anak komplek yang nggak bisa ngomong dari kecil" jawab Kak Azi.

"Kakak tahu kan kalau anak itu semangat banget buat jalanin hidupnya?"

"Hem"

"Makanya,kakak jangan pesimis . Kakak tuh pasti sembuh,jadi jangan nangis lagi kalau malam"

Kak Azi tersenyum sembari menikmati angin sore yang menerpa. Sore ini, Renza menawarkan diri untuk mengajak dirinya berjalan-jalan mengelilingi komplek. Jelas, Renza mendorong kursi roda yang Kak Azi pakai.

"Kakak kena karma kali ya,Ren?" kekeh Kak Azi.

"Karma? Karma apaan?" tanya Renza.

"Dari dulu, kami semua selalu nyalahin kamu. Benci, bahkan nyakitin fisik juga mental kamu. Dan sekarang, mungkin Allah udah muak makanya kami harus nerima hal kayak gini" jawab Kak Azi.

"Kalian nyalahin Renza ya wajar aja sih, lagian emang Renza manja kok." kata Renza melambatkan dorongannya pada kursi roda dan memilih duduk di kursi yang ada pinggir jalan.

"Kamu itu nggak manja kok. Kamu mandiri,lebih mandiri daripada kami semua"

"Gak usah di lebih lebihin, Renza itu terlalu biasa aja"

"Pulang aja yuk, Mama bilang jangan kesorean soalnya kita harus makan" ujar Kak Azi.

"Ayo deh, kebetulan Renza udah lapar."

Keduanya pun kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, ternyata Mbak Manda, Kak Ama dan Kak Salsa sudah menunggu di teras. Entah mau ngapain Renza tak peduli.

"Asik nih yang abis jalan-jalan" ledek Kak Ama.

"Mana ada jalan,aku duduk doang" jawab Kak Azi.

"Masuk yuk,udah di tunggu Mama"

...

"Salsa,kakak mau nanya" ujar Kak Azi saat Mama sudah meninggalkan ruang makan dan ke depan untuk menjahit pakaian.

"Nanya apa?"

"Bener kalau Galih pernah ngelakuin kekerasan sama kamu?"

Kak Salsa terdiam, bagaimana bisa Kak Azi tahu padahal hal itu hanya dirinya dan Renza. Apa jangan-jangan Renza yang mengatakan? Kak Salsa melirik Renza yang tampak tak peduli dan masih belum menyelesaikan makanannya.

"Jangan nengok ke Renza. Kakak tahu sendiri" Kak Azi tak mungkin juga untuk mengatakan jika ia tahu dari Renza. Bisa-bisa mereka akan bentrok lagi.

"Iya" jawab Kak Salsa pada akhirnya.

"Anak itu emang cuman main-main, dari awal dia datang dan nawarin buat bayar semua administrasi Renza, Mbak udah curiga.
Galih bilang dia pernah di tolong Renza tapi Mbak gak percaya,setahu Mbak, Renza gak akrab sama kakak kelas dan temannya juga cuman Danu" imbuh Mbak Manda.

"Terus gimana sama Galuh? Perlu baku hantam?" tentu saja itu Kak Ama yang bertanya, masa adik sendiri dia pukuli sedangkan orang lain ia biarkan.

"Tenang aja,Bang Galih gak akan macem-macem lagi sama kita" kata Renza masih dengan mulutnya yang penuh.

"Emang apa yang kamu lakuin?" tanya Mbak Manda khawatir. Mbak Manda memang tahu jika Renza ini termasuk anak yang nekat.

"Pukul sama Renza ancem"

"Oh ya,terus hubungan Lo sama dia gimana?" tanya Kak Ama pada Kak Azi.

"Aku udah putus kok"

"Bagus kalau gitu"

"Tapi gue masih gak rela,gue belum mukul dia karena udah pernah kasar sama Salsa" ujar Kak Ama menggebu-gebu.

"Tapi, Mbak masih khawatir"

"Kenapa Mbak?" tanya Kak Salsa.

"Anak itu pasti bisa ngancem Mama,secara Mama udah nganggap kalau dia harus balas Budi sama Galih"

"Itu gak akan terjadi karena semua uang nya udah Renza balikin"

"What ?! Dapat uang dari mana kamu?!" todong Kak Ama.

"Dikasih pinjem sama Danu"

"Ya Allah,Renza !kenapa jadi ngerepotin temen sih? Terus kita balikinnya gimana coba?" pusing Kak Azi.

"Iya tuh, gimana kalau Danu yang malah manfaatin Lo?" kata Kak Salsa.

"Lah,Danu yang maksa. Lagian Danu kan udah minta bayarannya kemarin,jadi balikinnya bisa Renza cicil" jelas Renza.

"Bayar? Kamu diminta ngapain?" Kak Ama memincing curiga. Bukan hanya Kak Ama tapi mereka semua. Pasalnya Renza ini kadang kelewat bodoh sehingga mudah di kerjain.

"Hal bahaya pasti!" tuduh Kak Salsa.

"Enggak kok. Danu cuman minta Renza pura-pura jadi pacarnya aja biar dia gak di taksir sama cewek aneh di kompleknya dia"

"APAA?!"

"Biasa aja sih,"

"Ya ampun...gimana kalau tuh cewek ngira kamu homo beneran?" tanya Kak Azi frustasi.

"Gak mungkin,cewek itu pindah ke luar negeri kok. Lagian kalau cuman di kira gak masalah yang penting gak homo beneran" jawab Renza santai.

"Awas aja kalau itu jadi masalah,kakak gak mau bantu" kesal Kak Azi.

"Iya,lagian Renza kan udah biasa selesain masalah sendiri" bangga si bungsu.

"Kamu sombong apa nyindir?" tanya Mbak Manda.

"Dua-duanya"

...

Malaikat untuk Renza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang