Renza berjalan lunglai ke sekolah nya apalagi setelah ia mendengar keputusan Mama semalam. Mama tidak mengizinkan Renza untuk bekerja dan menyuruh Renza untuk berhenti. Dan Renza tidak punya pilihan lain selain mengiyakan.Pagi harinya bukannya makin menyenangkan tapi malah makin menyebalkan bagi Renza. Bagaimana tidak,baru saja ia masuk ia sudah di kagetkan dengan teriakan Danu yang memekakkan telinga.
"Ren temenin gue ngantin yuk,laper gue nih" ajak Danu sambil membuat pose yang begitu menjijikkan menurut Renza.
"Lo mah kapan kenyang nya" cibir Renza.
"Hayuk lah,emang Lo tega lihat teman tampan Lo ini pingsan cuma karena gak makan? Kan gak lucu"
"Lebih gak lucunya kalau lo makan terus tapi gak kenyang-kenyang!"
"Jangan teriak dong!"
"Biarin"
"Ren please lah temenin gue,gue traktir deh!"
"Ngomong kek dari tadi,hayuk lah"
"Dasar pecinta gratisan"
"Ngatain gue sekali lagi,ogah gue nemenin Lo"
"Ampun ndoro"
Danu itu memang pecinta makanan dan kesukaannya itu sedikit menganggu Renza. Ya bagaimana tidak,Danu selalu minta di temani ke kantin . Kenapa hanya minta ditemani sama Renza ? Karena pada dasarnya Danu itu kurang akrab dengan anak-anak yang lain dan anak-anak juga sedikit canggung bersama Danu. Karena Danu itu anak orang kaya.
Renza tidak bohong soal kebiasaan Danu dan sekarang mereka berdua berada di kantin saat jam istirahat. Intinya tidak ada kenyang di rumus perut Danu.
"Ren,kakak lo noh" Danu menunjuk seorang perempuan dengan dagunya dan Renza segera menoleh mengikuti arah pandang Danu.
"Ngapain Kak Salsa disana" ujar Renza pelan karena ia di buat bingung dengan Kak Salsa yang tengah berdiri dengan seorang anak laki-laki.
Mungkin Renza hanya akan menganggap mereka teman tapi Renza mengartikannya ke hal lain. Karena teman mana yang saling membentak dan melontarkan kata-kata kasar bahkan tangan anak laki-laki itu menampar keras pipi Kak Salsa hingga semua anak di kantin menjadikan mereka berdua tontonan gratis yang layak di abadikan.
Renza bangkit hendak mendekati mereka namun cekalan tangan Danu menghentikannya.
"Gak usah Ren,itu urusan mereka. Gue takutnya Lo malah kena masalah sama Bang Galih" ujar Danu tapi Renza langsung menyentak tangannya.
"Gue gak mungkin diem aja lihat kakak gue di perlakukan kayak gitu, terlebih dia itu perempuan" Renza hendak maju tapi Danu kembali mencekal tangannya.
"Ren,gue bilang gak usah deh. Bang Galih tuh punya koneksi besar di sekolah ini. Gue takutnya Lo kenapa-kenapa"
"Gue gak takut. Kalaupun gue yang kenapa-napa setidaknya kakak gue baik-baik aja." Renza mengabaikan panggilan Danu dan langsung berjalan mendekati Galih dan Kak Salsa.
"Ck!gue ngomong gini demi kebaikan Lo Ren, gue gak mau Lo kenapa-napa" cemas Danu.
"Pasti lo kan yang ngebuat Denisa minta putus dari gue?! Ngaku!" tuduh Galih sesudah ia menampar Kak Salsa.
Kak Salsa itu perempuan yang kuat tapi bagaimanapun juga ia tetaplah perempuan yang akan kalah jika melawan laki-laki.Bahkan dari sekian banyaknya anak di kantin ini tidak ada satupun yang mau menolong nya.
"Gue gak ngelakuin apa-apa!" Kak Salsa membela dirinya karena ia tida merasa melakukan apa yang Galih tuduhkan.
"Alah alasan ! Dasar cewek miskin,belagu lagi!" ejek Galih lalu tangannya terarah untuk menampar kak Salsa sekali lagi hingga gadis itu tersungkur di lantai. Tamparan Galih tidak main-main untuk hingga membuat kak Salsa langsung terbatuk darah dan juga pipinya yang memerah.
Renza berlari lalu membantu Kak Salsa untuk bangkit tapi Kak Salsa justru menepis tangan Renza kasar seolah ia menolak pertolongan Renza.
"Kak,kakak gak papa kan?" cemas Renza tapi bukannya jawaban Renza malah mendapat tatapan tak suka dari Kak Salsa.
"Drama murahan ! Nangis nih bentar lagi" tawa Galih membuat Renza mengepalkan tangannya.
"Bang,Lo kalau ngomong tuh dijaga ya!" sentak Renza menunjuk wajah Galih. Renza tahu ini tidak sopan tapi tetap saja rasanya sangat marah mendengar kakaknya di hina seperti itu.
"Pergi lo! gue gak butuh bantuan lo" ucap Kak Salsa yang hanya di dengar Renza. Ini bukan jawaban yang ingin Renza dengar.
"Heh! Lo anak kecil tahu apa urusan orang hah?!" Galih menarik kerah baju Renza sehingga Renza otomatis tertarik ke hadapan Galih.
"Gue bukan anak kecil asal Lo tahu" jawab Renza.
"Haha,bocah sok kayak Lo kan cocok dikatain anak kecil" sinis Galih.
"Sekarang,mending Lo pergi dan biarin kakak Lo ini jadi urusan gue daripada Lo habis di tangan gue." ancam Galih seraya menoleh ke arah Kak Salsa yang sudah berdiri di tempat semula.
"Gue gak akan biarin tangan kotor Lo itu nyentuh kakak gue sedikitpun!" ucap Renza tanpa rasa takut sekalipun Galih menatapnya amat marah.
"Lo pikir gue bercanda hah ?!" Badan Renza limbung kala Galih memukulnya tanpa aba-aba. Badannya mundur beberapa langkah tapi sesaat kemudian ia kembali ketempat semula.
Suasana kantin menjadi semakin riuh,ada yang rela mendekat hanya untuk mendapat rekaman video yang baik dan ada juga yang mengiringi dengan teriakan bahkan tawa yang menggelegar.
Disitulah Danu benar-benar ikut pusing,ia sudah menduga jika hal semacam ini akan terjadi dan Danu sama sekali tidak ingin sahabatnya itu kenapa-napa.
"Huh!Renza disuruh dengerin gue aja gak mau" kesal Danu sekaligus bingung.
Bugh !
Bugh !
Bugh !
Galih tidak memberikan jeda pukulan untuk Renza sehingga Renza kesulitan untuk melawan bahkan menghindar. Badan Renza ambruk ke lantai dan wajahnya sudah dipenuhi dengan lebam serta darah segar yang mengalir.
Sial,rasanya perih dan sangat sakit. Melihat Renza yang kesakitan,Galih tertawa puas dan dengan kata-katanyaia mengejek Renza.
"Lo tuh gak di anggap sama Salsa, mau-mau aja Lo nolongin dia. Makanya biarin gue ngehabisin kakak Lo itu"
"Lo gak tahu apa-apa!diem!" sentak Renza kesal.
Renza bangkit lalu ia memukul wajah Galih tiba-tiba. Galih yang belum siap lantas mundur beberapa langkah tapi sesaat kemudian ia hendak membalas namun Renza lebih cekatan. Ketika Renza hendak memukul Galih, tiba-tiba Kak Salsa menghentikannya.
"Renza stop ! Apa-apan Lo hah?! Lo pikir gue seneng sama tingkah Lo barusan?! Lo itu sampah! Lo pikir gue suka diselamatin sama Lo?! Enggak ! Gue malu sama Lo! Gue lebih baik mati dipukuli Galih dari pada di tolong sama anak gak tahu diri dan perebut kayak Lo! Lo harusnya mati !!" umpat perempuan itu .
Renza diam di tempatnya ketika mendengar ucapan Kak Salsa bahkan kantin yang semula ramai kini menjadi sepi senyap karena teriakan Kak Salsa.
Banyak anak yang berbisik mengatakan ketidaksopanan perkataan Kak Salsa namun gadis itu tidak peduli dan semakin mengeraskan suaranya.
"See,gue gak bohong kan" kekeh Galih lalu pergi, sebelumnya ia menyempatkan untuk memukul dan menendang perut Renza dengan keras.
Renza tidak menolak atau melindungi tubuhnya . Ia memilih diam dan menerima semua perlakuan Galih. Kak Salsa juga terlihat langsung pergi.
Sementara itu Danu langsung berlari mendekati Renza dengan perasaan cemasnya,
"Renza ! Lo gak papa kan? Sumpah! Badan Lo kayak kayu kering ! Ayo "Danu membantu Renza bangkit dan membawanya pergi meninggalkan area kantin.
"Kak Salsa bener,gue gak seharusnya hidup".
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat untuk Renza
Novela Juvenil"Lo itu perebut kasih sayang. Setelah Lo lahir gue sama yang lain gak di anggap sama Mama Papa" "Kak,Mama Papa sayang sama Kakak. Mama Papa sayang kita semua,bukan sama Renza doang" Renza, anak laki-laki yang begitu ditunggu - tunggu kehadirannya ol...