Tok tok tok"Assalamualaikum,"
"Iya, Waalaikumsalam"
Mama membuka pintu rumah dan mendapati sosok tamu yang membungkuk sopan didepannya.
"Nak Danu,ayo masuk" bisa Danu lihat jika wanita didepannya tampak pucat dan seperti tidak ada semangat dalam dirinya.
"Iya Tante"
Danu melangkah masuk ke rumah milik sahabatnya dengan senang hati,Danu saat ini sangat ingin bertemu salah satu dari keluarga mereka.
"Nak Danu,ada perlu apa?" tanya Mama sambil meletakkan teh di meja ruang tamu.
"Tujuan saya kesini cuma mau membahas masalah Renza,Tante"
"Kamu ada kabar tentang Renza?" tanya Mama antusias,ia sudah menunggu hal ini.
Kemarin Danu mengatakan pada Mama jika Renza tidak bersamanya atau lebih jelasnya ia tidak tahu keberadaan Renza saat ini. Mama juga sudah mencari Renza disekeliling komplek namun tetap saja Renza belum ditemukan.
Sebenarnya Ibu mana yang tidak khawatir pada anaknya terlebih seperti Renza yang menghilang dengan keadaan yang tidak baik-baik saja.
"Biar lebih enak ngobrolnya, gimana kalau sambil makan kebetulan saya bawa makanan dari rumah"
"Aduh,gak usah repot-repot nak Danu"
"Gak kok Tante,lagian Danu emang udah ada niatan juga"
"Ayo kalau begitu kita langsung saja kebelakang."
Mama menata makanan yang dibawa oleh Danu di ruang makan dengan Danu yang duduk di kursi, "em,yang lain di panggil aja,Tante. Lagian ini banyak"
"Beneran nggak apa-apa?"
"Nggak apa-apa lah,lagian mereka kan kakak dari sahabat saya sendiri" ujar Danu seraya tersenyum.
"Ma,Mama kenapa?kok ngelamun?" perkataan Mbak Manda sukses membuat Mama terkejut lalu secepat mungkin Mama tersenyum pada anak-anak dan juga Danu.
"Gak ada apa-apa,hanya saja gulai ayam yang dibawa nak Danu ini mengingatkan mama sama Renza. Renza suka banget sama gulai ayam. Dan dua Minggu lalu Renza bilang dia ingin makan gulai ayam,Mama bahkan gak tahu sekarang Renza udah makan atau belum" Mama mengusap air mata yang mulai menetes lalu tersenyum sendu.
Perasaan seorang ibu. Danu paham,Mama pasti sangat mengkhawatirkan keadaan Renza tapi untuk saat ini Danu tidak boleh memberi tahu tentang Renza yang sebenarnya terlebih dahulu. Ini semua demi rencana cantiknya.
Mungkin semua ibu sama saja. Bahkan dulu ketika kedua orang tua Danu pergi keluar negeri,dalam sehari Mama Danu bisa menelpon Danu sekitar 30 kali hanya untuk menanyakan apakah Danu baik-baik saja atau tidak.
"Oh ya,Nak Danu bilang mau mengatakan sesuatu tentang Renza?" tanya Mama dan Danu langsung tersenyum membuat pose seolah mengingat hal yang sempat ia lupakan serta mengangguk setuju.
"Iya. Gini Tante,jadi kemarin saya emang nolongin Renza dan niat saya mau bawa Renza kerumah. Tapi saya gak mungkin kan bawa Renza yang udah pingsan pake motor,jadi saya mesen taksi dulu. Sambil nunggu taksi saya terus berusaha ngebangunin Renza.
Alhamdulillah,Renza bangun. Pas itu juga saya ngerasa kebelet jadi saya nyari toilet dan saya nyuruh Renza buat tetap disitu . Tapi pas saya balik,Renza udah gak ada. Bahkan saat itu taksi belum datang"
"Astaghfirullah..." Mama sontak langsung meneteskan air matanya membuat Mbak Manda langsung memeluk Mama bermaksud menenangkan.
"Ma,Mama tenang ya,kita bisa lapor polisi masalah ini" ujar Mbak Manda menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malaikat untuk Renza
Fiksi Remaja"Lo itu perebut kasih sayang. Setelah Lo lahir gue sama yang lain gak di anggap sama Mama Papa" "Kak,Mama Papa sayang sama Kakak. Mama Papa sayang kita semua,bukan sama Renza doang" Renza, anak laki-laki yang begitu ditunggu - tunggu kehadirannya ol...