🍁 13- Hanya Untuk Renza

838 143 51
                                    


Tok tok tok

"Renza,gue masuk ya"

Renza abai,ia tidak menjawab ataupun membukakan pintu agar kakaknya bisa masuk. Ya walaupun Renza tidak mengunci pintu kamar nya.

Ceklek

Pintu dibuka,Kak Ama secara perlahan mendekatinya namun Renza mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Guratan kecewa sekaligus khawatir terdapat di wajah kakak kedua Renza. Tapi Renza mencoba acuh dan tidak peduli.

"Lo udah makan?" tanya Kak Ama dan dijawab gelengan oleh Renza.

"Mama udah pulang,Lo keluar gih"

"Gak mau"

"Lo kenapa sih Ren? Kenapa berubah?" Kak Ama bertanya sambil membalikkan badan Renza dengan kasar membuat pandangan mereka bertemu.

"Renza gak berubah kok"

"Gak berubah gimana? Kenapa cuek sama gue dan yang lain?!"

"Kalian yang minta"

"Renza, ck ! Gue gak ngerti ya sama Lo lagi"

"Gak usah di mengerti kak,orang kayak Renza gak pantas buat dimengerti"

"Lo ngomong apa sih Ren?!"

"Enggak"

"Pokoknya gue gak mau tahu,sekarang keluar dan temui yang lain. Jangan buat mereka khawatir"

"Gak ada yang khawatir sama Renza,kakak tenang aja"

"Lo gak kasihan sama Mama? Dari kemarin dia nanyain kenapa Lo kayak gini"

"Kakak bisa ngehibur Mama"

"Lo gak kasihan sama Mama? Lo gak sayang sama mama?"

"Renza sayang kok. Tapi kalau Renza keluar nanti Mama malah cuek sama kalian"

"Gak ada mama cuek sama kami Ren,kami udah dewasa. Sekarang keluar" suara Mbak Manda membuat atensi Kak Ama dan Renza teralihkan. Rupanya kakak tertua mereka sudah mendengarkan pembicaraan mereka berdua.

Setelah bujukan yang disertai sedikit ancaman,Renza akhirnya mau keluar hanya sekedar untuk menyapa Mama . Renza tidak membenci Mama ataupun menghindari Mama. Renza hanya mencoba untuk lebih baik. Renza hanya takut jika ia akan semakin dibenci kakaknya jika Mama semakin menyayangi nya.

"Renza,Mama minta maaf ya sama kamu" ucapan Mama membuat Renza kaget sekaligus tidak paham,kenapa Mamanya meminta maaf seperti ini?

"Mama tahu apa yang kamu rasakan saat ini,Mama tahu kalau kamu itu capek."

"Renza enggak capek kok,Renza baik-baik aja"

"Jangan bohong sayang, kamu punya Mama buat tempat cerita. Anggap Mama sebagai sahabat atau kakak bagi kamu sekarang dan kami bisa ceritain semuanya ke mama"

"Renza butuh waktu buat itu"

"Mama maksa kamu,jangan anggap Mama gak ada Renza,"

"Mama gak marah sama Renza? Padahal Renza cuek sama mama. Harusnya Renza minta maaf sama mama"

"Bagi Mama kamu gak salah dan kamu juga gak berubah,Mama sayang sama kamu. Apa yang kamu lakukan itu wajar dan bukan sebuah kesalahan"

"Mama harus marahin Renza sekarang"

Ucapan Renza membuat Mama bingung. Kenapa anak bungsunya ini justru minta di marahi . Disaat semua orang rela berbohong demi terhindar dari marahnya seseorang,Renza justru dengan senang hati minta di marahi?

"Renza itu salah, marahi Renza Ma. Kalau perlu marahi Renza di depan kakak biar mereka tahu kalau Mama sayang sama mereka"

Mama dengan cepat memeluk tubuh Renza dengan erat. Mama jelas tahu bagaimana permasalahan yang sudah tumbuh sejak dulu. Dari mana Mama tahu? Mama adalah orang tua yang jelasnya akan tahu dengan sendirinya tanpa di beritahu.

"Renza sayang sama mama?" Renza mengangguk.

"Kamu jangan seperti ini ya, sekarang kamu minta maaf sama kakak"

"Mereka gak akan maafin Renza"

"Minta maaf aja dulu dong,mereka pasti maafin kamu. Mereka sayang sama kamu,Renza percaya kan sama mama?"

"Renza akan coba"

...

Malam hari adalah waktu yang digunakan untuk beristirahat oleh kebanyakan orang. Namun,disaat semua orang di rumah ini sedang tertidur dengan pulas nya, seorang anak laki-laki justru ribut dengan aksi menggeledah rumah.

Renza tengah kalut gara-gara kucing kesayangannya tidak kunjung pulang ke rumah. Renza sudah mencari di tempat yang sekiranya digunakan kucingnya untuk bersembunyi seperti kolong meja,tas belanja sayur Mama, keranjang sepeda kak salsa,pohon mangga, semak-semak atau bahkan di atas almari dan genteng. Tapi tetap saja kucing orange itu tak kunjung ia temukan. Demi apapun, si empus itu belahan jiwa Renza.

Rasanya Renza ingin menangis saja.

Saat ini Renza masih asyik membolak-balik peralatan dapur yang awalnya ia kira ada si empus yang ngumpet ternyata hanya ada tikus disana.

Ctak

Lampu dinyalakan dan Renza langsung kaget begitu suara teriakan menggema di pendengarannya.

"Maling Lo ya?!"

Renza yang tengah berjongkok lantas berdiri untuk membuktikan jika ia bukan maling seperti yang perempuan itu ucapkan.

"Ngapain Lo disitu?" tanya kak Ama lega. Karena sebelumnya ia mengira jika ada maling dirumah,siapa suruh Renza mencari kucing di kegelapan.

"Nyari empus,kakak lihat gak?"
Kak Ama sedikit terkejut. Kemana Renza yang kemarin cuek dengannya? Kenapa sekarang anak itu tampak cemas dan hei itu lucu !

"Emangnya kemana tuh kucing?"

"Ya kalau Renza tahu,Renza enggak nanya!"

"Ya udah cari" ujar Kak Ama.

"Gak ketemu!" jawab Renza dongkol.

Kak Ama tiba-tiba dibuat gemas sendiri dengan Renza dan kelakuannya. Adiknya ini sudah berusia 17 tahun tapi wajahnya masih sering di sangka 13 tahun . Ia dengan senang hati mengakui jika adiknya sangat awet muda.

"Ya udah ayo cari, gue temani"

"Ayo!"

Mereka berdua keluar dari lingkungan rumah barangkali si empus nyasar di rumah tetangga. Tentu saja dengan Renza yang berteriak-teriak memanggil si kucing dan Kak Ama yang membawa senter.

Kak Ama tersenyum tipis, Renza yang kemarin tampak menyeramkan di matanya berubah menjadi Renza yang seperti dulu hanya karena seekor kucing. Ternyata kucing gemuk itu membawa pengaruh besar di kehidupan Renza.

"Lapar gak?" tanya Kak Ama yang dibalas gelengan oleh Renza.

"Ren,berhenti dulu"

"Kenapa?"

Kak Ama menarik nafasnya lalu menatap Renza ragu," Kakak minta maaf"

"Buat?"

"Buat semua kesalahan gue sama Lo. Gue gak bisa sebutin yang mana,gue Minta maaf. Maafin gue karena jadi kakak yang buruk,yang gak bisa melindungi juga menyayangi Lo , Lo mau kan maafin gue dan perbaiki hubungan saudara kita?"

Greb

Renza memeluk erat tubuh Kak Ama,
"Renza udah nunggu ini,tapi jangan minta maaf"

"Lo maafin gue."

"Kok masih lo-gue? Pake aku-kamu dong!"

"Gue belum terbiasa"

"Oke,gak papa."

"Lo maafin gue kan?"

"Iya,ayo cari si empus!"

"Okeee!!!"

Entah tatapan Renza untuknya tadi, tiba-tiba membuat hati Kak Ama menghangat dan merasakan kebahagiaan yang entah datangnya dari mana. Dan yang bisa Kak Ama sadari adalah,ia menyayangi Renza sebagai adiknya.

Malaikat untuk Renza Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang