HAI!
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
HAPPY READING!
TYPO BERTEBARAN!
.
Esla menatap club di depannya dengan mata yang tajam. Dengan high heels rancangannya, ia berjalan memasuki club tersebut dengan pakaian yang tidak terlalu terbuka.
Mata tajamnya berkilat marah, kaki mulusnya menggiring Esla untuk menaikkan tangga lantai 2.
"Badebah!" umpat Esla saat matanya melihat beberapa orang yang dengan tidak tau malunya mengumbar aib di depan publik.
Tanpa mempedulikan mereka, Esla kembali berjalan. Jangan sampai ia telat.
Tangannya meraih sebuah topeng yang ia sembunyikan di balik dress nya. Ia menggunakan topeng itu lalu mulai kembali berjalan di lorong yang sepi.
Kewaspadaannya meningkat saat melihat beberapa orang berpakaian hitam yang mulai melintasi dirinya.
"Kau tau? gadis tadi sangatlah cantik." ucap salah satu seseorang yang berada di depan Esla.
"Ya, kau benar. Aku sudah tidak sabar untuk menidurinya." balas pemuda yang berada di sebelah kanan.
"Tapi aku dengar-dengar, dia adalah anak dari budaknya." ucap pemuda sebelah kiri.
"Kau yakin? berarti dia adalah anaknya?" balas pemuda sebelah kanan dengan kaget.
"Ya mungkin tap-"
Belum selesai ia berbicara ponsel yang berada di sakunya bergetar. Pemuda itu mengangkat telfon lalu dengan tergesa-gesa ia membisikkan sesuatu pada pemuda di sebelahnya. Mereka pun dengan cepat berlari pergi.
Esla hanya menatap datar kedua pemuda itu, itu bukan urusannya. Walau di dalam hatinya ia ingin membantu gadis yang mereka bicarakan, namun urusannya lebih penting dari itu.
Mata Esla menatap beberapa pintu yang bernomer, ia harus menemukan pintu nomer 108.
"105."
"106."
"107." gumam Esla menghitung beberapa pintu lalu ia menatap pintu 108 yang di depannya terdapat 5 orang berpakaian hitam lengkap dengan senjata yang mereka bawa.
Esla diam-diam mengumpat di dalam hatinya.
"Sorry, apa kalian tau toilet di sebelah mana?" tanya Esla dengan suara lembutnya.
Mereka saling berpandangan lalu satu-satunya wanita dari mereka berjalan maju.
"Toilet berada di sebelah kiri anak tangga, mau aku antarkan gadis manis?" tawarnya dengan nada menggoda.
Esla menyeringai tipis.
"Boleh..." balas Esla lalu menggandeng lengan wanita itu menghiraukan siulan menggoda dari pemuda lainnya.
-ALEWEVE-
DUG!
Esla memukul tengkuk wanita tadi lalu ia menyeret pemuda itu ke dalam salah satu bilik kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
-ALEWEVE- [HIATUS]
Teen Fiction[ON GOING] [CERITA INI MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN DAN UMPATAN!] . . "𝗛𝗲𝗹𝗽 𝗺𝗲!" Kata-kata awal dari segalanya. Awal dari perubahan dan awal dari perbedaan. mereka disatukan di malam itu. Gara-gara malam itu sebuah malaikat kecil yang tak berdo...