ARE YOU READY GUYS?!
SELAMAT MEMBACA!
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN!
🌍
Roda brankar terdengar begitu berisik di koridor rumah sakit Danada. Air mata mengiringi brankar itu untuk memasuki ruang darurat rumah sakit.
"ARGHHH!" teriak Alex dengan rasa cemas yang berlebihan. Tubuhnya luruh ke lantai.
Axel sudah terduduk di lantai dengan lutut yang ia peluk. Matanya menatap kosong ke arah sepatu putih yang ia kenakan.
Esla sudah menangis sesenggukan di dalam dekapan Galax, Galax pun hanya bisa mengelus sabar rambut Esla dengan hati yang tak karuwan.
Varo sudah terduduk di lantai dengan tubuh yang gemetar, panic attacknya kambuh. Bibirnya bergetar hebat dengan pandangan kosong.
Alex langsung memeluk tubuh Varo dan menenangkannya, tangan Varo meremat kaos yang dikenakan oleh Alex dengan sangat amat kuat. Tangan Varo sampai memutih.
"Fucking shit!" umpat Axel lalu berdiri dan berjalan memeluk Esla dan Galax. Ia ikut menumpahkannya disana.
"No,no,no!" gumam Esla terus-menerus.
Pagi ini mereka ingin pulang untuk bersekolah namun gagal, karena mereka menemukan Daniel yang tak sadarkan diri di dalam bath up Villa.
"It's okay, Daniel kuat. Daniel bisa ngadepin semuanya." bisik Galax pada Esla dan Axel.
'Tuhan jangan sekarang kumohon...' batin Varo menangis.
-ALEWEVE-
M
ata kosong Esla menatap ke arah depan yang dimana terdapat Daniel yang tengah dipasangi berbagai alat medis dan terbaring lemah di brankar dengan suara detak jantung yang dihasilkan oleh sebuah alat buatan manusia.
"Ayo bawa Daniel ke Amerika." pinta Esla pada Galax yang berdiri di sebelahnya.
"Aku nggak bisa mikirin semuanya secara sepihak, dia..." ucapan Galax terhenti saat Esla meninju kaca yang menjadi penghalang antara dirinya dan Daniel.
"Listen, biarin semuanya berjalan sesuai kemauannya, ini semestanya." ucap Galax penuh penekanan saat sudah berhasil memeluk Esla.
Esla kembali memeluk tubuh tegap itu dengan erat dengan tangan yang meremat kemeja hitam yang digunakan Galax hingga kukunya memutih karena hal itu.
"Sialan!" umpat Esla dengan tangis yang menderai, jangan Daniel.
-ALEWEVE-
"Hey..." bisik seorang pemuda pada Daniel.
Tubuhnya luruh dengan bersandar di brankar, beberapa detik kemudian tawanya menggelegar di ruangan itu.
Matanya menyipit sambil memegangi perutnya karena terlalu banyak tertawa.
"Good bye Sramsani." ucapnya penuh penekanan pada Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
-ALEWEVE- [HIATUS]
Teen Fiction[ON GOING] [CERITA INI MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN DAN UMPATAN!] . . "𝗛𝗲𝗹𝗽 𝗺𝗲!" Kata-kata awal dari segalanya. Awal dari perubahan dan awal dari perbedaan. mereka disatukan di malam itu. Gara-gara malam itu sebuah malaikat kecil yang tak berdo...