Vion mendatangi Arditho ayah dari Gita sekaligus kepala sekolah SMANSA. Sudah cukup lama ia tak masuk kedalam ruang kepala sekolah, banyak sekali perubahan di ruangan ini.
"Liatin apa kamu, Vio?" tanya Arditho yang baru saja duduk didepan Vion, Vion tersenyum dan menjabat tangan Ditho.
"Banyak perubahan ya om, apalagi sekarang pialanya nambah." ucap Vion, Ditho mengangguk.
"Adik kamu juga nyumbang bareng teman-temannya, padahal dia di cap badboy satu sekolah tapi dia sangat berprestasi seperti kamu." Vion tersenyum.
"Kamu pasti mau ngomongin soal seminar itu ya?" Vion mengangguk.
"Chika udah bilang sama om maksud dan tujuan Vion ngadain seminar ini?" tanya Vion, Ditho menggeleng.
"Memang apa maksud dan tujuanmu?" tanya balik Ditho.
"Chika cerita sama Vion kalau banyak kasus tentang sekolah yang beredar di luaran sana, ntah itu yang bilang sekolah kita biang kerok dari tawuran lah, pelecehan, pembullyan dan kasus kriminal lainnya." Ditho menyimak ucapan Vion.
"Vion dapat kabar dari Eli kalau bakal ada polisi kesini pas hari h seminar buat cek anak-anak yang terlibat, makanya Vion ngadain ini buat nutupin berita itu terus Vion udah siapin tim IT juga." sambung Vion, Ditho mengangguk dan membuka kacamatanya.
"Kalau soal biang kerok tawuran om kurang percaya, tapi kalau kasus kriminal lainnya om pastiin kalau ada pelakunya bakal om skorsing." Vion mengangguk.
Vion menyalakan iPad-nya dan memperlihatkan tangkapan layar dari berita yang beredar.
"Ini om, ada juga nama-nama siswa yang terlibat salah satunya Aran and the geng." ucap Vion.
"Kok bisa Aran terlibat dikasus seperti ini? Mami papi kamu tau?" Vion mengeleng.
"Justru Vion juga nutupin ini dari mami papi biar Aran ga kena, dan Vion selalu tau kegiatan Aran om, Aran ga mungkin ngelakuin itu paling nakal dia cuman ngerokok doang sama ikut geng motor." jelas Vion.
"Yang om takutkan itu papi kamu tau terus nyuruh om buat skors Aran." Vion menyimpan iPad-nya dan menyandarkan tubuhnya.
"Vion yakin ada yang mengatasnamakan Aran dikasus ini." gumam Vion.
Sementara diluar, tepatnya di balik pintu masuk ruang kepala sekolah Aran mendengarkan percakapan omnya dan Vion sedari tadi. Ia mengepalkan tangannya, siapapun yang membawa namanya kedalam kasus tak berguna maka Aran sendiri yang akan menghabisinya.
"Ga bisa gua biarin." gumamnya.
Cklek!
Pintu ruang kepala sekolah terbuka menampilkan Vion dan Ditho yang akan keluar, keduanya cukup terkejut dengan keberadaan Aran yang menunduk dan mengepalkan tangannya.
"Ran ngapain disini?" tanya Vion, bukannya menjawab Aran malah menatap kakaknya dengan tatapan tajam.
"Siapa pelakunya kak?" tanya balik Aran.
Vion dan Ditho saling memandang. Apakah Aran mendengarkan pembicaraan mereka sedari tadi?
"Pelaku apa Ran maksudnya?" kini giliran Ditho yang bertanya.
"Siapa yang mengatasnamakan Aran dikasus yang beredar?" gumamnya, kini suaranya sudah penuh emosi.
"Kita juga ga tau Ran, nama kamu udah ada di DPO." ucap Ditho.
"Bangsat. Bakal gua abisin siapapun itu orangnya." gumam Aran.
Saat Aran aka pergi meninggal Vion dan Ditho, Vion menahan Aran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (?) [VIKUY]
Teen FictionKisah tiga manusia yang terjebak cinta segitiga. "maaf, aku ga bisa apa-apa." "pergilah, dia rumahmu yang sebenarnya."