Tepat pukul 17.00 wib sore Vion sudah berada didepan rumah Chika, menunggu yang dijemput keluar rumah. Hari ini Vion menggunakan mobil Toyota Vios 2019 miliknya, ini adalah mobil ketiga Vion hadiah dari kakeknya.
Tak berselang lama saat Vion fokus pada ponselnya seorang gadis dengan rok jeans, kemeja putih dan rambut digerai datang menghampiri Vion.
"Hai kak Vion," sapanya, Vion mendongak dan menatapnya kemudian tersenyum tanda balasan dari sapaan gadis itu.
"Udah siap?" Chika mengangguk. Vion pun menyimpan ponselnya kedalam saku celananya dan membukakan pintu untuk Chika.
"Terimakasih." ucapnya sambil tersenyum.
Vion mengitari mobilnya sambil tersenyum menggelengkan kepalanya karena menatap mata indah Chika. Ia pun masuk kedalam mobilnya dan mulai menyalakan mesin mobilnya.
"Kamu udah izin mami?" Chika mengangguk sambil memakai seat bealtnya.
"Tadi aku telpon mami sekalian izin juga, terus aku bilang berangkatnya sama pulangnya bareng kak Vion, terus mami nanyain Vion anaknya tante Ve atau bukan aku jawab ga tau aja soalnya kan emang ga tau mami kak Vion namanya siapa." Jelasnya panjang lebar.
Mereka pun mulai meninggalkan pekarangan rumah Chika menuju Orofi cafe.
"Ada kendala apa aja hari ini disekolah?" tanya Vion mencegah keheningan diantara keduanya.
"Lumayan banyak sih kak, mulai dari pendataan panitia, terus aku yang sering banget di panggil guru cuman buat ngehukum anak yang telat, belum lagi diganggu sama Aran." ucapan Chika yang terakhir membuat Vion tertawa renyah.
"Diganggu bocil ya hahaha maaf ya dia emang suka banget isengin orang lain." ucap Vion.
"Btw kak, dia masuk kepanitiaan karena kemauan dia sendiri." Vion mengangguk.
"Saya udah tau kok, semalem dia bilang pengen masuk kepanitiaan biar bisa sama bu ketos terus katanya, saya bilang aja suruh bilang ke kamu atau Amanda." jelas Vion.
Chika melotot karena sudah dari semalam ternyata Aran ingin masuk kepanitiaan seminar Vion.
"Tapi aku masukin dia di peralatan kak sama Ollan soaalnya cowonya masih kurang gapapa kan?" Vion mengangguk karena bukan masalah baginya bila Aran ditempatkan di peralatan.
"Biar dia rajin, soalnya dia males banget olahraga makanya sama mami suka banget disuruh ngangkatin yang berat-berat." Chika mengangguk-anggukkan kepalanya.
Saat sedang asik mengobrol, mereka berdua terjebak macet menuju Orofin.
"Astaga aku baru inget harusnya aku jemput kamu lebih awal biar ga kejebak macet." ucap Vion.
"Gapapa kok kak, aku sering juga kejebak macet apalagi sore gini pada baru pulang kerja."
Keduanya diam, Vion yang fokus dengan jalanan macet sambil terus melihat jam tangannya dan Chika yang hanya diam sambil memainkan jarinya.
"Ini bakal telat ga ya, duh takut telat dah gua." gumam Vion.
15 menit mereka terjebak kemacetan akhirnya jalanan kembali normal.
"Untung cuman sebentar macetnya." ucap Vion.
***
Tepat sebelum pukul 7 malam keduanya sudah sampai di cafe, ternyata baru mereka berdua yang sudah ditempat.
"Eh kirain udah rame ternyata baru kita." ucap Vion sambil duduk didepan Chika.
Vion mengecek ponselnya dan ternyata teman-temannya terjebak macet, begitupun teman-teman Chika.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (?) [VIKUY]
Fiksi RemajaKisah tiga manusia yang terjebak cinta segitiga. "maaf, aku ga bisa apa-apa." "pergilah, dia rumahmu yang sebenarnya."