06 Agustus 2022, terlihat seluruh tamu undangan tampak memenuhi bagian depan gedung.
Dua manusia yang baru saja mengikat janjinya didepan pendeta kini tersenyum bahagia kala pernikahan mereka disaksikan banyak orang.
Di sisi lain, seorang lelaki tersenyum kecut melihat keduanya. Walaupun disebelahnya ada istri yang setia mendampinginya, tapi rasa sakit itu masih menetap dihatinya.
"Kamu ikhlas mas?" tanya Marsha, Vion mengangguk lemah.
"Aku masih sakit hati Ca, maaf ya kalau aku belum sepenuhnya lepasin dia." lirih Vion.
Marsha mengusap pelan lengan Vion.
"It's oke, semuanya butuh waktu sayang." lihatlah, seharusnya Vion bersyukur karena mendapatkan istri yang begitu sabar.
"Kesana yuk, kita kasih ucapan sama mereka dan kayaknya mereka belum tau kalau kita ada disini." Vion mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya menuju altar.
Vion dipaksa harus kuat ketika melihat wanita yang dulu dicintainya kini bersanding dengan adiknya sendiri.
"Ran, selamat ya langgeng sampai kakek nenek." ucap Vion mengulurkan tangannya tapi Aran langsung memeluknya.
"Gua kangen banget bang, sorry ya waktu lu nikah gua ga hadir btw thanks doanya lu juga langgeng ya." Vion mengusap punggung tegap Aran.
Aran melepaskan pelukannya terlebih dahulu. Marsha memberikan selamat pada Aran.
Dua mata yang menyimpan luka dan rindu akhirnya bertemu. Ada rasa tak rela dari masing-masing manusia tersebut kala yang ia cintai bersama yang lain, tapi namanya takdir tak bisa ditentang.
"Selamat Chik, gua turut bahagia." ucap Vion.
Bagaikan disambar petir, Chika tak lagi mendapatkan perlakuan dan kata-kata lembut dari Vion.
"Makasih kak, selamat juga atas pernikahan dan gelarnya." Vion mengangguk.
Marsha memeluk Chika. "Selamat ya Chik, kita jadi ipar sekarang."
"Makasih Ca." Marsha melepaskan pelukannya.
Vion menggenggam tangan Marsha seolah memperlihatkan pada Chika bahwa ia kini lebih bahagia dengan wanita pilihannya.
"Kita kesana lagi ya Chik." pamit Marsha, Chika mengangguk.
Vion dan Marsha memang terlihat begitu bahagia, tercetak jelas dalam penglihatan Chika. Ia begitu menyesal karena meninggalkan Vion kala itu.
"Kamu masih sayang sama dia?" tanya Aran.
"Sedikit, bantu aku buat ikhlasin dia ya." Aran tersenyum lalu mengangguk.
Vion dan Marsha berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya disalah satu stand makanan.
"Balik lagi ke UK kapan Yon?" tanya Aldo.
"Lusa kayaknya, bini gua masih pengen lama disini." ucap Vion.
"Cepet amat dah."
"Kita balik bulan depan aja ya sayang, aku pengen lama disini, pengen masak bareng mami." ucap Marsha sambil memeluk Ve.
"Iya bang bulan depan aja pulangnya, mami pengen kumpul sama anak mantu." Vion sedikit berpikir.
"Please babe." mohon Marsha.
"Oke sayang bulan depan kita balik ya."
"Yeay, thank you honey." ucap Marsha mencium pipi Vion.
Mereka sangat senang hari ini, berkumpul sambil bercanda dan sesekali membahas kegiatan yang sedang dijalankan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (?) [VIKUY]
Teen FictionKisah tiga manusia yang terjebak cinta segitiga. "maaf, aku ga bisa apa-apa." "pergilah, dia rumahmu yang sebenarnya."