Sudah 2 hari Vion masih betah dengan tidurnya, seharusnya masa kritis sudah ia lewati tetapi mungkin ia masih ingin terlelap bersama mimpi-mimpi.
Chika sengaja izin pada jam istirahat hanya untuk menemani Vion walaupun hanya sebentar, karena kedua orang tua dan adiknya sudah mulai sibuk kegiatan.
"Kakak betah banget tidurnya, kakak ga mau bantuin aku bikin project lagi?" tanyanya dan sudah di pastikan bahwa Vion tidak akan menanggapi ucapannya.
Chika menggenggam tangan Vion seolah memberikan kekuatan padanya.
"Kak, ayo bangun." lirihnya.
Chika terus mengajak ngobrol Vion dengan menceritakan hari senin ini, hari yang dibenci beberapa orang.
Karena bosan Chika pun memainkan ponselnya dengan satu tangan, karena tangan yang lain ia pakai untuk menggenggam Vion.
Cklek!
"Permisi mbak." ucap seorang suster yang baru saja masuk.
Chika menoleh dan tersenyum kemudian bangkit dari duduknya.
"Mau periksa keadaan kak Vion ya, sus?" suster itu mengangguk dan memeriksa keadaan Vion.
"Mbaknya pacar tuan muda ya?" Chika bingung harus menjawab apa.
"Cocok banget mbak sama tuan muda, yang satu ganteng dan yang satu cantik." lanjut suster itu, Chika hanya tersenyum kikuk.
"Gimana sus perkembangan kak Vion? Apa ada tanda-tanda siuman hari ini?" tanya Chika, suster itu tersenyum.
"Perkiraan tuan muda siuman sekitar dua jam lagi mbak." Chika melirik jam tangannya. "Mbaknya harus ke sekolah ya?" Chika mengangguk lesu.
"Aku masih mau nemenin kak Vion tapi aku juga harus balik lagi ke sekolah." ucapnya.
Suster itu tersenyum melihat wajah Chika yang tiba-tiba murung.
"Gapapa mbak, mbaknya kembali aja ke sekolah biar tuan muda urusan kami aja, boleh saya minta kontaknya biar nanti saat tuan muda siuman saya bisa langsung ngabarin mbak." tawar suster itu, Chika mengangguk dan mulai menyebutkan datu persatu nomor ponselnya.
"Janji ya sus kalau ada apa-apa kabarin aku, aku khawatir banget sama kak Vion." suster itu mengangguk.
"Mbak kembali ke sekolah sama siapa?"
"Sendiri sus pake taksi."
"Saya minta supir rumah sakit buat nganter mbak ya?" Chika menggeleng.
"Ngga usah sus, biar saya pak-"
"Biar dia sama saya aja sus." ucap seseorang diambang pintu dengan tangan yang menyilang di dada.
"Baiklah tuan muda, yasudah saya permisi dulu." pamit suster itu.
"Tunggu sus, gimana keadaan kak Vion?" tanyanya.
"Tuan muda Vion ada kemajuan, sekitar dua jam lagi beliau akan siuman, tuan." lelaki yang di panggil tuan itu mengangguk.
"Makasih sus." suster itu tersenyum kemudian meninggalkan keduanya.
"Kamu sejak kapan disini, Ran?" tanya Chika padanya.
Ya lelaki tadi adalah Aran, ia baru saja sampai dirumah sakit karena ingin melihat kondisi kakaknya.
"Baru aja, kak Chika dari tadi?" Chika mengangguk.
"Balik ke sekolah yuk, bentar lagi udah bel masuk." Chika mengangguk.
"Tunggu diluar ya." Aran mengangguk dan menunggu Chika diluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone (?) [VIKUY]
Teen FictionKisah tiga manusia yang terjebak cinta segitiga. "maaf, aku ga bisa apa-apa." "pergilah, dia rumahmu yang sebenarnya."